Quantcast
Channel: BabyPhoenix's Fanfiction
Viewing all 37 articles
Browse latest View live

Let out the beast [Part #4 The Mysterious Girl]

$
0
0

Untitled-1

Title : Let out the beast [Part #4 The Mysterious Girl] || Author : -BabyPhoenix-(@MisScspy28)

Main Cast:Kim Hye Rim (OC)| All EXO member |A Girl

Genre :  Fantasy,friendship,comedy,romance,AU || Rating : PG-15

Length : Chaptered || Disclaimer :  The Story ©100% my idea. Don’t be plagiarism, or copy my fanfic. cast isn’t mine but god’s mine and his parents’ mine.

=HAPPY READ=

“awas…!! awas!!” teriak ku seraya terus berlari di ikuti Kris dan D.O tentu nya, mengejar yeoja itu lumayan susah juga, karna ramai nya kolidor, sesampai nya di ujung kolidor kami hampir kehilangan yeoja tadi.

“kemana dia…!” desis D.O seraya melihat kesekeliling, dan kami melihat nya tepat di kolidor masuk ke UKS, di sana tak ada ruangan apapun kecuali UKS yap aku mendapatkan mu!. Kami berlari menyusuri kolidor dan bergegas membuka pintu ruangan UKS dan…

“eh…”kenapa tak ada siapapun, hanya angin pagi yang berhembus mengangkat bulu roma ku, bukan nya tadi ia memasuki kolidor ini, tentu saja otomatis dia ke UKS karna setelah ini hanya jalan buntu….

“Kemana yeoja itu….?”

Let Out The Beast | The Mysterious Girl | Story Begins

-Author POV-

Hening, tak ada satu pun yang membuka suara, ke tiga orang tersebut hanya bisa terdiam membatu di depan pintu UKS yang terbuka, angin pagi yang dingin berhembus melewati kolidor, membuat suasana semakin sepi.

“aku tak tahu…” lirih Hyerim seraya melihat ke ujung kolidor yang tak ada apa-apa mereka bertiga berpandangan lama dan bergegas meninggalkan tempat yang semakin lama semakin  horor tersebut.

*kringg!! Kringg!* bel tanda masuk jam pertama berbunyi, semua murid menghentikan aktifitas mereka dan bergegas memasuki kelas masing-masing, namun tidak untuk ke 13 murid yang masih berkumpul di halaman belakang sekolah.

“baiklah..~ kurasa ini cukup gawat… tentang gadis misterius itu, apa kalian semua sudah mencari nya tadi..?” tanya Kris seraya melihat para saudara nya yang hanya terdiam, mereka semua menatap Kris sambil menggelengkan kepala nya, pertanda bahwa tak ada satupun yang mengetahu hal tersebut. Kris menghela nafas nya dan mencoba memikirkan sesuatu.

“ahh! Beruntung kita semua di acak kelas nya, semua kelas 11 di sekolah ini hanya 6, dengar ya ku bacakan pembagian kelas nya Xiumin : 11.1, Luhan : 11.3 Chen : 11:4 Tao : 11.6  Sehun : 11. 1 Baekhyun : 11.5 Suho : 11.4 Kai : 11.2 D.O : 11.3 nanti akan ku tunjukan kalian masuk ke kelas yang mana ok..” jelas Kris di barengi oleh anggukan masing masing member.

“master kau.. kelas berapa..?” sembur Baekhyun membuat Hyerim agak bergidik mengingat ia sekelas dengan maling jemuran(baca: Kai)

“aku… kelas …. 11.2..” ucap Hyerim dengan agak terbata bata.

“yeee!! Aku sekelas dengan master!!!” teriak girang Kai dengan senyum mesum nya, membuat Hyerim bergidik dan juga Chanyeol menampakan urat tangan nya. Sesaat aura hitam menjalar(?) se semua tempat, merasakan hal itu para exo pun mulai bubar dan tinggalah di sana hanya Chanyeol dan Kai, tak lupa Hyerim

“kau..! jangan mendekati master ku!” titah Chanyeol seraya menujuk Kai dan tangan nya merangkul Hyerim, Kai hanya tersenyum ketus dan meninggalkan mereka berdua.

“ia..ia..ia…” ucap Kai seraya berjalan meninggalkan ke dua orang yang masih bengong di sana, menyadari sekarang sudah mulai pelajaran mereka memutusakan untuk menuju ke ruangan kelas mereka.

-Cllas-

“jadi… begini.. begini… dan bla bla bla” begitu lah penjelasan dari park seonsaengnim, yang membuat seluruh anak kelas 11.2 tersebut hanya bisa menguap sambil menopang dagu mereka dengan tangan, sama sekali tak memperhatikan seonsaengnim yang sibuk dengan dunia nya sendiri.

Tampak Hyerim hanya mencoret coret buku kosong di depan nya, ia memang tidak suka belajar dengan park sonsaengnim dan sebenar nya tidak suka mata pelajaran nya.

“hai master!”

“hyyyaaaaaaaaaaa!!!” Hyerim sontak berteriak saat melihat Kai tiba tiba saja muncul di antara dia dan Chanyeol, membuat semua murid termasuk park seonsaengnim, menatap Hyerim dengan tanda tanya di kepala mereka masing masing.

“ada apa Hyerim..?” tanya prak seonsaengnim yang mulai khawatir, hyeri hanya menggeleng dan kembali menatap Kai dengan tatapan pembunuh nya.

“berani nya kau!!” ketus Hyerim seraya meremas kerah baju Kai, membuat si empunya benar benar panik dan wajah nya memucat.

“a.. ampun master…”

“huh… kenapa kau disini ha..” ketus Chanyeol seraya menatap sinis ke arah Kai, yang ditatap malah hanya tersenyum bodoh.

“bagini.. ini penting!! Mana Kris dan Lay…?” tanya Kai sambil mencari cari kedua namja yang sebenar nya ada di belakang nya sedang tertidur pulas. Karna semalaman mereka sempat tak bisa tidur.

“itu…” tujuk Hyerim, membuat Kai agak terlonjak, melihat wajah ke dua makluk exo planet yang benar benar tidak elit. Kai menghela nafas nya perlahan dan mengguncang tangan Lay dan Kris yang  menjulur kedepan (Hyerim dan Chanyeol berada di depan Kris dan Lay)

“nggh..?” leguh Kris ia mengejapkan mata naga nya beberapa kali dan melihat orang yang mengguncang tangan nya tadi.

“uhggh..? Kai.. ada apa..?” tanya nya seraya menggucek mata nya yang memang tidak mau kompromi degan nya, Kai memutar bola mata nya dan duduk di lantai.

“begini.. tadi aku sudah berkeliling… dari ke kelas… Xiumin, Tao, Luhan dan Sehun, Baekhyun, Suho, D.O dan Chen… tapi tidak ada gadis berambut merah itu! Aku bingung…” jelas Kai sambil menggaruk garuk kepala nya yang tak gatal. Ke empat orang yang mendengarkan hanya diam, namun tampak Hyerim menyeringitkan dahi nya seperti ada yang terlupa, dan beberapa detik ia menepuk kening nya sendiri kenapa dia bisa lupa mereka semua kan kelas 11 jadi Kai hanya berputar putar di kelas 11 dan dia belum melihat ke kelas 10 dan 12…

“haaah…! kalian ini kelas di sekolah ini ada 18 kelas.! Kau hanya melihat ke kelas 11 tidak ada, kan.? bagaimana kalau kita cek ke kelas 10 dan 12..?” usul Hyerim membuat semua nya berpandangan satu sama lain dan mengangguk bersamaan.

“aa… tapi Hyerim-a.. bagaimana keluar dari kelas ini..?” tanya Lay yang membuat Hyerim sweatdrop dia lupa kalau ia masih di kelas dengan pelajaran MTK yang membosan kan.

“tenang.. kan ada aku…” ucap Kai namun Hyerim hanya memutar bola mata nya bosan

“eeh! Kalau kita menghilang tiba tiba tentu satu kelas akan heboh! Babo!”

“eeh.. benar juga…”

Hening lagi mereka ber 5 sibuk berfikir bagaimana cara nya mereka keluar dari kelas yang membosankan ini tampa di curigai akan bolos. Sesaat terlihat Hyerim menyeringai nakal.

“bagaimana kalau kau Kai.. keluar duluan.. lagi pula kau kan sudah permisi tadi…”

“baiklah..!”

*whhuus!*  Kai pun langsung menghilang dengan cepat membuat ke 4 orang lain nya benar benar terkejut.

“aaihh! Aku kaget~” desis Chanyeol sambil mengelus dada nya memastikan jantung nya masih baik baik saja, baiklah kembli ke masalah, mereka semua mendengarkan apa saja yang di rencanakan oleh Hyerim. Yaitu dengan pura pura sakit yang sebenar nya sudah sangat biasa di kalangan anak sekolah, kalau mau bolos ya pura pura sakit saja.

“aakhhh!! Aapo..!” pekik Hyerim yang percis sekali seperti orang yang sedang kesakitan, Chanyeol yang ternyata lupa dengan rencana sang master dengan wajah panik nya langsung menggendong Hyerim dan membawa nya lari ke luar ruangan kelas tampa menghiraukan semua orang yang melihat dengan sweatdrop termasuk Lay dan Kris.

“… Kris..”

“ya..?’”

“sepertinya dia lupa dengan dialok nya…”

“yah seperti nya…”

“jadi.. kita bagaimana..?”

“entah…”

Let Out The Beast | The Mysterious Girl |

Kita tinggalkan dan lupakan tentang Chanyeol yang lupa dialok nya dan juga membuat Hyerim ceramah tampa judul di kolidor sekolah, sementara Lay dan Kris tak bisa keluar kelas (gara-gara Chanyeol) mereka ber 3 (dengan Kai yang muncul tiba-tiba) yang mengintari sekolah untuk mencari gadis tersebut. Sekarang mereka semua berada di kolidor di depan Labor

“jadi..? mana Kris dan Lay..?” tanya Kai ( yang baru saja membuat Hyerim dan Chanyeol hampir jantungan) bingung melihat hanya ada Hyerim dan Chanyeol.

“ini! Salah dia!” teriak Hyerim sambil menunjuk wajah Chanyeol, namun sang empunya hanya tersenyum lima jari. Hyerim yang melihat itu hanya memutar bola mata nya bosan.“baik lah lupakan.. ayo kita mencari gadis aneh itu..” sambung Hyerim seraya berjalan menyusuri kolidor yang sepi, yah karna ini kan masih jam pelajaran.

Hyerim berjalan sedangkan Kai dan Chanyeol mengikuti dari belakang, namun saat di depan kantin mereka bertemu dengan Xiumin.

“hee!  Mau Kemana kalian ber 3…?” tanya Xiumin sambil menggigit roti di tangan nya,  Hyerim hanya bisa bergundam dalam hati  ‘yang benar saja orang ini! jam pelajaran ia kekantin..-_-‘

“ah.. kami mau mencari gadis itu! Apakah kau mau ikut Xiumin…?” tanya Hyerim Xiumin mengangguk dan mereka pun berjalan menyusuri kolidor yang sepanjang jalan adalah kelas 10.

Mereka melihat setiap kelas di sana, banyak hal yang terjadi, dari guru yang melempari mereka dengan kapur karna banyak anak kelas 10 yang berteriak teriak ala fangirl saat mereka mengintip (nb : hanya Kai, Chanyeol dan Xiumin) dan di kejar guru Bp lalu berlari menuju ke atap sekolah.

“hosh..hosh…! kenapa orang itu mengejar kita..?” rutuk Kai, seraya menutup pintu atap, namun etah mengapa mereka ber 3 hanya terdiam dan itu membuat Kai membalikan badan nya dan coba tebak apa yang membuat ke tiga orang itu terdiam, sekelompok wolf mendiami tempat bolos tersebut.

“…hei… yang benar saja…” lirlih Hyerim, mereka semua mundur beberaapa langkah, namun wolf yang kelaparan tersebut semakin mendekat.

“grrrrr!!”

“cih di saat seperti inii….!” kesal Chanyeol seraya meremas rambut nya, dan mendapat jitakan sempurna di kepala oleh Kai.

“tidak ada waktu nya mengeluh! Kita kabur saja…”

“ka_________________”

*whuus*

“bur..?”

Mereka menatap sekitar dan mendapati diri mereka sudah ada di depan sebuah kelas yang berada di ujung kolidor, sesaat mata mereka menatap Kai dengan tatapan mengejek membuat si empunya tak terima dengan tatapan yang menyebalkan menurut nya itu.

“aapaaaaa!” sewot Kai.

“memang kau hanya pandai kabur saja ya…-_-“ ejek Xiumin, dan yang lain nya hanya menahan tawa mereka, Xiumin memang benar seseorang yang mempunyai kekuatan seperti Kai hanya bisa kabur saja.

“eeehh! Dari pada kita mati…!” ucap Kai dengan nada yang agak tinggi, membuat semua anak yang ada di dalam kelas tersebut melihat ke arah ke 4 orang yang ada di ruangan itu.

*DEG!* mereka Semua bukan nya menyingkir dari depan kelas malah terpaku saat melihat seorang siswi berambut merah sedang menunduk dan masih fokus dengan buku, ia duduk di sudut ruangan tampa seorang pun teman.

“itu…” lirih Hyerim seraya menunjuk siswi tersebut dengan  tangan yang bergetar, ia mendongkakan kepala nya dan sesaat mata nya membulat saat melihat tulisan nama kelas

“12.6”

*zzung………* siswi itu menatap keluar dan tiba-tiba membuat Xiumin, Kai dan Chanyeol terduduk seraya memegangi kepala mereka, Hyerim pun merasa bulu roma nya berdiri, ia merasakan ada hawa hawa aneh saat siswi tersebut menatap mereka semua.

“aaakhhhh!!!!!!!!” teriak Chanyeol sambil terus meremas rambut coklat nya, begitu pula dengan Kai dan Xiumin, Hyerim yang melihat itu mencoba menenangkan ke 3 teman nya .

“kalian kenapa…?”  panik Hyerim ia mengguncang tubuh dan memegangi pipi mereka bergantian, namun mereka tetap merintih kesakitan, Hyerim mulai panik, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan, kenapa hanya dengan tatapan sang yeoja saja bisa membuat mereka seperti itu.

“si..sial kepala ku sakit sekali “ rutuk Kai seraya merangkak mendekati mereka masih dengan tangan memegangi kepala nya, dengan sisa tenaga yang Kai miliki, ia menjentikan tangan nya dan mereka ber empat  menghilang seketika…

***

“hosh… hosh….”

Suara suara aneh terdengar di halaman belakang sekolah, tampak 3 orang namja dan sedang mengatur nafas mereka yang terengah engah, kepala mereka masih sakit dan rasa nya seluruh tenaga mereka habis, keringat dingin menetes dari pelipis mereka, dan seorang yeoja manis mencoba menenang kan mereka.

“goenchana..?” tanya Hyerim seraya mengelus surai ke 3 teman nya itu bergantian, mereka ber 3 mengganguk sambil tersenyum di paksakan.

“baiklah… kesimpulan nya… dia lawan yang berat….” desisi Kai seraya duduk dan bersandar di pohon

“hmm.. bisa bisa nya dia membuat kita tak berdaya seperti ini…” kesal Xiumin sambil melonggarkan ikatan dasi nya dan merebahkan diri di rerumputan.

“aku tak tahu…pasti mungkin benar wanita itu punya kekuatan 12 legends.. walaupun hanya sedikit.. bayangkan saja sama saja kita melawan diri kita sendiri! Ini mengerikan!” Chanyeol mengacak ngacak surai capucino nya, dan menutup wajah nya dengan kedua tangan. Hyerim hanya bisa terdiam melihat mereka semua, tak di sangka kalau mereka bisa sefrustasi ini, tapi sungguh tadi mengerikan hanya dengan tatapan mata nya saja orang orang yang Hyerim sangka sangat hebat itu, menjerit kesakitan.

“oh ya! Master kau lihat kelas nya tadi..?” tanya Chanyeol yang memecah keheningan.

“ah..ia kalau tidak salah kelas 12.6…”

“haah setidak nya kita tahu kelas mana dia, dan sekarang…… apa yang harus kita lakukan…”

“kita…… istirahaaat!!!” teriak girang Hyerim di sertai dengan suara bel yang membahana ke seluruh sekolah tak lupa dengan suara perut mereka semua, tak kalah keras nya.

“kkrrrruuukk~”

“aku… lapar…” lirih Chanyeol seraya memegangi perut nya, Hyerim tersenyum dan menarik mereka bertiga untuk segera bangkit.

“ayo ke kantiiiinn~”

Mereka semua pun memutuskan untuk berjalan menuju kantin, namun di tengah jalan mereka bertemu anak exo yang lain nya, aura mereka berubah drastis, membuat Hyerim merinding, dan berfikir apa yang terjadi pada teman-teman nya ini, tak biasa nya mereka seperti itu.

“mwoo!?”

“ayo kita ke perpustakaan ini sudah tak bisa di biarkan lagii!!!” teriak Kris dengan suara lantang membuat semua orang melihat sang naga yang sangat menyeramkan. Dan terpakasa lah mereka semua makan siang dengan membaca buku, walaupun buku tak bisa di makanan dan sial nya di perpusatakaan mana pun dilarang membawa makanan.(nasip memang buruk ya)

Tampak 10 orang sedang berkumpul di sebuah meja yang berada tepat di  tengah-tengah perpustaaan, sebenar nya tidak ada meja di sana sih, dengan mudah nya Kai memindahkan meja tersebut, Kai memang serba guna-_-

“baikalh! Kita akan mendiskusikan tentang gadis itu sekarang!sementara Sehun dan Hyerim juga Chanyeol (dia ngotot  ingin pergi) sedang mencari buku dan ulasan jelas tentang tubuh yang di pakai gadis itu…” jelas Kris, semua yang ada di sana mengganguk mengerti dan mereka memulai perundingan walaupun Xiumin sibuk mengeluh lapar.

***

Di sudut lain perpustakaan Hyerim, Sehun dan Chanyeol sedang sibuk membalik balik buku tahunan siswa yang lumayan tebal, mata mereka bergerak mencoba mencari foto orang yang di maksud, beberapa menit mencari mereka sama sekali tak melihat foto anak itu di buku kelas 12 tahun ini.

“haah.. kenapa tak ada ya… oh ya Sehun,,, kenapa tiba-tiba kalian..?” tanya Hyerim seraya menutup buku yang di lihat nya tadi. Sehun menghentikan aktifitas nya mencari dan mengalihkan pandangan nya kepda Hyerim.

“begini.. kami semua kehilangan kekuatan tiba-tiba tadi….rasa nya kepala ini sakit sekali dan kekuatan kami hilang…”

*DEG!* mendengar penjelasan Sehun Chanyeol dan Hyerim langsung berpandangan lama dan membuat Sehun bingung.

“ada apa…?”

“jadi! Hanya dengan menatap salah satu dari kita dia bisa membuat kita semua terkenaaa..? begitu…?” tanya Chanyeol dengan wajah bingung nya.

“hei! Maksud mu kau menemukan wanita itu!?”

“ia.. dia di kelas 12.6… saat mengetahui kami ada di sana, ia menatap kami dan tiba-tiba itu terjadi..”

“…benar kah! Aaihh!!! Ini semakin parah!” kesal Sehun, dia membenturkan kepala nya ke atas meja dan mengacak ngacak rambut nya, namun karna sadar bahwa Hyerim hanya diam, dia pun menghampiri Hyerim.

“Hyerim.. apa..?”

“kenapa master..?”

“ini… aku tak percayaa!” ucap Hyerim mata nya membulat sempurna tertuju kepada sebuah foto di album tahunan, seorang yeoja yang sangat mirip dengan nya namun belum bisa di pastikan karna rambut nya sama sekali tak berwarna merah.

“hyya benar tak salah lagi..!” sambung Chanyeol, namun Sehun mulai membaca tulisan di bawah foto.

“nama : Jung SooMin

Ttl : 1- febuary-19XX, haah ini hanya penjesan aneh nya… oii!! Kau tunggu!” Sehun memanggil seseorang  namja yang kebetulan lewat di depan mereka.

“hmm.. apa..?”

“kau tahu tentang anak ini..? bukan nya dia masuk dua tahun yang lalu dan sekarang masih kelas 12/..?” tanya Sehun, namja tadi mendekatkan wajah nya ke arah buku dan menyipitkan mata nya pertanda memikirkan sesuatu.

“eeh! Ia sih memang begitu, tapi kabar-kabar mengatakaan kalau 2 minggu yang lalu , ia meninggal dunia, karna kecelakaan…”

“……………………………..” mereka bertiga terdiam mendengar penjelasan dari namja tadi, seakan tidak percaya, bagaimana bisa yeoja keturunan wolf itu seenak nya saja mengambil tubuh orang mati. Tentu saja tak ada orang mengenalinya karna rambut merah mencolok nya itu!

“hei.. kalian kenapa…?”

-TBC-

a/n : annyeonghaseyo! Author keceh balik lagi *dilempargranat* maaf ya kalau lama nunggu nya hehehe… ok.. ini pendek banget karna author merasa sudah lah di sini saja episode besok   nya yang akan author tambahkan halaman nya karna part besok adalah part terakhir… hyyeee!! Makasih yang udah mau baca fanfic nista ini sampai di sini *aku sayang kalian :* dan  makasih untuk yang menyumbangkan waktu nya untuk berkomentar … author sangat cinta kaliaan!! :* oh ya mungkin next part akan lama yaa ^^ maklum author mau liburan dulu hehehe.. tapi tetap tunggu in yaa.. nih dari pada bosan author bikin cerita lepas yang author persembahkan untuk readers yang author cintai *cium satu-satu*  ok..~ dan author akhiri dengan GOMAWO AND HAPPY READ..~

 

-Free Story : Master and Servant-

Haah aku jelaskan pada kalian yaa! Semua orang yang membaca fanfic ini, kalian tahu aku hampir putus asa saat mendapati 12 makluk aneh ini kata nya ingin menjadi kan ku master!, aku sungguh tak tahu master itu sama seperti pembantu (dalam dunia nya!) namun dalam dunia ku master adalah tuan.. dan otomatis tuan harus menuruti apa yang di inginkan peliharaan nya~ kalian tahu aku benar banar merasa menjadi tuan dari 12 binatang yang berbeda beda~

  1. Chanyeol : dia mengaku pheonix dan dia memang pheonix’s tak kusangka prilaku nya sama seperti burung beo! Dan anak bebek, dia selalu berkomentar hal hal yang tak penting dan selalu mengikuti kemana aku pergi, sampai sampai dia pernah meminta ku untuk mandi bersama nya dasar mesum..!-__- dan ehem.. dia adalah cinta pertama ku mungkin, aku aneh! Ya aku aneh cinta dengan elieen tapi sungguh aku sangat mencintai nya *aah sudah lah*
  2. Kai : -_____- si pencuri jemuran yang seenak nya saja mencium ku, aku agak kesal pada nya yang selalu seenak nya sendiri, dia menyebut diri nya paling sexy di antara semua orang itu! Dan aku mengakui nya *ok fine* “master~ tidur dengan ku yaaa~” *pletak!*
  3. Xiumin : aku tak tahu, kalau aku bersama nya pasti kantong ku langsung belong! Jebol! Dia selalu meminta yang tidak tidak kepada ku, saat itu pernah aku mengajak nya pergi belanja dan akhir nya aku tak jadi membeli persediaan maknana malahan “ aku pulang..~” “master..? mana belanjaan nya!?” “ituu!!!! Xiumin mengambil semua makanan kaleng dan makanan riangan T_T!! Aku bangkruutt!!!”
  4. Suho :  seoarang iblis berwajah malaikat yang sangat bijak sana, ia lebih suka pergi keluar dan mencari makanan hanya dengan meminum darah wolf sendiri dari pada memakan masakan ku, entah mengapa dia yang tak menyuKai makanan manusia~ sungguh tak merepotkan..~ namun kadang kadang.. “ Suho~ kau tak.. hyyaaa!! Jangan bawa mayat wolf itu ke sini..!!!” “eeh.. hmm masih minum tanggung master…~hmm” *pingsan*
  5. Kris : “master!! Aku ikut~~!!” “hanya pergi sebentar..” “aku mau membeli ace cream lagi..” =_= aku bangkrut karna dia selalu membeli ace cream, sampai-sampai ia kenal dengan ahjuma penjual ace cream itu. “bibi kau sangat cantik!” “wah benar kah ini gratis untuk mu!” “aaa terimakasih bibi “ *dasar penjilattt!*
  6. Lay : aku akan sangat terbantu kalau ada Lay yang mau membacakan buku untuk ku catat entah mengapa dia sangat tertarik dengan buku, dan sampai pada.. “master.. ini buku apa..? aku membeli nya tadi..” “..eeh..? apa. Lihat..?________________ hyyaaaaaaaaaa!!! Buang buku nista itu! Jelas-jelas itu majalah porno!! Buang!” “tapi aku suka isi nya” -_________- damn!
  7. Luhan : “master~ !! ajak aku ketempat yang baguss!!” dan orang ini selalu menghilang entah kemana ! mambuat kami sangat susah mencari nya, dia selalu  tertarik dengan hal hal aneh dan suka berjalan-jalan. Lalu saat dia kembali.. “luuhaan! Kau kemana saja!!!” “ aku hanya pergi membeli ini.. nih untuk masterr! Hehehe”
  8. D.O : “master kau ini bisa masak tidak!! Lihat di buku ini bukan seperti itu cara nya!” aku agak sedikit kesal kepada nya yang selalu berkata kalau masakan ku tak enak namun  aku sangat mengagumi nya entah mengapa dia sangat mahir membuat makanan manusia sedangkand ia… aku sangat mengagumi orang yang sering sekali meretakan lantai apartement ku ini…
  9. Tao : “master.. apa ini..?” “MESUMMMM!!!!!” orang yang sangat mesum, seenak nya saja mengangkat tinggi tinggi bra milik ku dan dengan wajah polos nya itu bertanya apa ini..~ dasar orang gila, dan seandai nya aku berjalan bsesama nya kalau ada lelaki yang menggangu ku dia akan mengajar nya hingga benar benar tak berbentuk lagi “jangan gangu master ku!”
  10. Chen : *jjjdddeeerrrrrrrr!!!!!* “hyyaaa apa itu!!?” “maaf master aku emosi membuka wadah ini .. eeh.. hangus hehe..!” *pletakk!!* “cheeen!!!” “maaf master botol ini susah sekali di buka” “cheeen T_T” “maaf master benda ini berdering terus sih…” “ponsel ku~~TT.TT”
  11. Sehun : “haaaaciii,,,,!!!!!!!!!” *whuuusssssssssssssss!!!!* “Sehunnnn~~!!!!!!” jemuran kuu!! Ambil..!” “maaf master~” “master aku dapat ini dari Kai, ayo kita nonton…” “hm ok…” _________________ “buang kaset nista ituuuuuuuuuuu!!!!” “Sehunnn jangan membawa wanita ke sinii…-_- Sehunn!!”
  12. Baekhyun : “master.. lihat aku menemukan nya~” “eeh ini kan mainan kunci dari eomma ! gomawo Baekhyun..” aku tak tahu Baekhyun adalah yang paling normal di antara semua nya kufikir begitu namun dia sunggun pelupa “master.. aku lupa mematikan kompor..” “baeekhyuuuunnnnnnnnnnnnn!!!!!”

Dan karna mereka lah hidup ku yang dulu nya seperti biasa menjadi sangat indah, dan penuh warna, dan aku juga tak pernah menyangka dengan kehadiran mereka aku bisa merasakan bagaimana keluarga besar itu  lalu satu kata yang sangat aku sukai dari mereka “MASTER KAMI SANGAT MENYAYANGI MU!~” “ya aku juga sangat menyayangi  kalian..” aku tak mau ini berakhir~

-Master and Servant END-

Jjajajjaja



Kosong!|Drabble

$
0
0

Kuroko.No.Basket

Tittle : Kosong!|| Author: Miya Chan

Cast : Generation of Miracle | Kagami Taiga ||Genre : Comedy, AU, LOL-_-! Action!||

Rating  : M || Length : Drabble

Disclaimer : Kuroko Basketball’s © Tadatoshi Fujimaki

WARNING ! : OOC! Garing!

Sumary : Akashi Seijuro seorang ketua gengster yang menghindari kejaran si pemilik berlian yang di curi nya, akankah dia mampu menghindari nya dan mendapatkan berlian itu sehingga harus melibatkan seluruh anggota geng~! _Bad Sumary_

Note : MV-Block B-Nilili Mambo Ver Kuroko Basket! ^^/(parodi)

———Miya-Chan”ssu!”———–

-Tokyo. 12:00Pm-

Suara musik slow terdengar jelas di kedai kecil di pinggiran kota, tampak seorang lelaki berambut merah sedang tertidur dengan mata di tutupi handuk basah, tangan nya di pijat oleh seorang perempuan manis berambut pink, ia sungguh menikmati di saat seperti ini  namun ia menghentikan acara santai nya saat merasakan beberapa orang berhenti di depan kedai, Akashi melambaikan tangan nya ke arah gadis tadi dan menunjuk handuk yang penutup mata nya, dengan cepat gadis itu menyingkirkan benda yang menutupi manik mata yang berbeda warna itu… sang lelaki bangkit dan menghadap ke cermin di depan nya tampak dengan jelas mata merah dan kuning nya melihat tiga orang lelaki berbadan tegap dan memakai pakaiyan rapi, ia membawa sebuah koper hitam.

Mata sang lelaki merah membulat sempurna saat melihat isi dalam koper yang memang saat itu di buka oleh salah satu dari ketiga orang tadi, sebuah berlian yang pasti membuat mata setiap orang langsung bersinar sinar, sebuah fikiran kotor terlintas di otak sang lelaki merah *smirk* sebuah senyum setan terpampang jelas di bibir manis nya. Dan sebuah senyuman yang bisa di sebut cengiran makin lebar di bibir nya, saat ke tiga lelaki tadi  menghilang..

“khu..khu…  sangat beruntung….”

Sang lelaki yang sebenar nya  saat berdiri ia pendek(gunting melayang) tersebut langsung berdiri dan dengan santai nya mengambil koper yang mengangur, namun sial mereka bertiga melihat aksi sang pemuda merah dan dengan mulut penuh makanan (maklum tadi makan) langsung meneriaki lelaki itu.

“ooiii!! Kau!!”

“sial..!” ketus nya dan bergegas menacap gas(?) meninggalkan tempat nista tadi, dan tentu saja dengan tiga orang tadi mengejar dan disertai teriakan dari mereka(itu pasti) , tampa sadar bahwa ada tempelan di dinding yang bertulisakan “WANTED!” dengan gambar si rambut merah yang sedang memegang gunting dan ada tulisan $ 80.000.000(?)-dead or alive Akashi seijuro)*buronan toh, gaya foto nya aneh==” *gunting melayang*

*tap..!tap..!tap..!*

Suara langkah kaki Akashi tedengar jelas di trotoar dengan banyak nya kedai di sepanjang trotoar yang cukup sepi itu, ia sesekali melihat ke belakang untuk memastikan bahwa ia sudah jauh dari orang orang nista tadi, senyuman nya terkembang ketika melihat seorang lelaki tinggi bersurai ungu sedang sibuk mengemut permen dan mata nya bergerak memilih makanan yang ada di kedai kecil di ujung gang.

“Murasakibara!” teriak Akashi yang langsung di sambut dengan lambayan dari sang pemilik nama.

“yo~`Akashi-cin~”

Akashi mendekat dan berhenti di depan lelaki yang jauh lebih tinggi dari nya itu, ia membungkukkan badan nya sedikit dan mengatur nafas nya membuat sang lelaki ungu mengangkat sebelah alis nya bingung, tak biasa nya sang Leader begini

“daijoubuka..?”

“ini!!! Hahahaha!” teriak Akashi menyodorkan koper hitam itu ke arah Murasakibara, sedangkan si empunya hanya bingung melihat koper hitam yang lumayan berat itu.

“nani..?”

“lihat saja.. kita akan kaya!”

Sang lelaki ungu membuka koper dan manik ungu nya langsung berbinar binar melihat isi koper tadi, ia tertawa dan mengelus berlian yang sangat besar, ia mencium nya dan sukses mendapatkan tamparan dari Akashi.

“letakan!”

“hehehe ia…”

“OOY!!! ITU DIA!” pekik seorang berjas hitam di ujung jalan yang sukses membuat Akashi dengan cepat mengemasi barang barang nya dan menarik tangan Murasakibara yang kembali memilih makanan, dan akhir nya ia hanya mengambil satu makanan dan lari mengikuti Akashi, (nb : makanan nya belum bayar woi!)

“gawatt! Mukkun! Ayo kaburrr!!!”

-di tempat lain-

Di sebuah tempat yang pencahayaan nya sangat minim, di tambah lagi cat dinding yang kurang mendukung *remang remang*,terlihat Seorang lelaki tampan berambut pirang dan lelaki berambut hijau memakai kacamata sedang sibuk mengadu nasip dengan 2 orang bejad di depan mereka, sebuah kertas dengan gambar gambar yang author tak mengerti lalu dua buah dadu di sana, sang lelaki bersurai kuning mengambil sepasang dadu di atas meja dan mulai mengocok nya dengan tangan namun, sang lelaki hijau mengentikan kegiatan teman nya tersebut, di sertai oleh wajah cemberut sang pirang.

“biar aku saja… gemini itu sedang sial sekarang…”

“hyaa! Kenapa kau selalu menyebut kalau aku sial-ssu!” protes sang pirang seraya memberikan dadu itu kepada orang yang mengatakan nya sial hari ini.

Sang lelaki hijau menggerakan tangan nya dan melempar pelan dadu tersebut ke atas meja dan sebuah senyuman kemenang terpampang di wajah kedua orang tersebut. Memang cancer beruntung hari ini (menurut ramalan bintang yang author baca di koran -_-*ngga elit lo thor*

“Midorimacchi~ kau hebat ssu~”

“sudah kubilang kan Kise…”

Dengan senyum mengejek sang lelaki bersurai hijau yang diketahu nama nya Midorima itu menyodorkan tangan nya pertanda meminta uang yang 2 orang tadi janjikan kalau Midorima dan Kise menang. Namun karna terlalu kesal salah satu dari dua orang tadi menyodorkan postol tepat di kening Midorima, namun sang empunya hanya tersenyum ia membetulkan kaca mata nya yanga gak sedikit merosot dan.

*brruukk!* dengan bringas ia menendang orang tadi, di bantu dengan Kise yang asik mengambil uang di atas meja lalu memasukan nya ke saku jas hitam nya, dan berlari meninggalkan tempat itu. Tak lupa koper juga di bawa lari Midorima

-sementara itu-

*krrreet* bunyi pintu yang di buka oleh seseorang, tampak seorang lelaki tinggi berkulit tan dan berambut biru gelap ia memakai baju kemeja putih namun tak mengancingkan nya, menampakan dada tan nya dan perut berotot yang membuat wanita manapun yang melihat itu langsung meleh ia  memasuki ruangan club yang sepi (karna hari masih siang), lelaki tinggi itu tersenyum sexy melihat wanita yang duduk di kursi bar.

“…hm.. sendiri.?” Tanya nya dengan nada yang menggoda, seraya duduk di samping wanita itu, ia menggeser kursi nya dan mengalunkan sebelah tangan nya ke pundak wanita tersebut.

“menurut mu…?” wanita itu berbalik bertanya membuat sang lelaki tan terkekeh, dan mulai mendekatkan wajah nya.

“mau bermain dengan ku..?” tanya nya, wajah stonic itu semakin mendekat tidak lupa dengan tangan yang sudah menyusup ke pakayan ketat sang wanita dan……..

*brrruuukkk!!!!* sang lelaki tan tadi terjatuh dengan cara tak elit karna dua orang warna warni(baca : Akashi dan Murasakibara) menubruk badan nya. Sang lelaki tan menatap horor ke arah dua orang yang menabrak nya itu.namun ia malah kebingungan melihat kedua teman nya dengan wajah panik.

“oohh!! Daiki! Untung kau ada..! ini ini.. pegang ini! Kita pergi!! Aayooo!!!!” teriak Akashi sambil melemparkan koper ke lelaki tan yang di ketahui nama nya adalah –Daiki Aomine-

“apa..?! inii”

“berlian..! sudah lah ayo!

Akashi menarik tangan Aomine lalu mereka meninggalkan tempat itu, namun Akashi berbalik lagi dan melihat gadis yang terabaika, dari atas kebawah. Wanita itu menyeringitkan  dahi nya saat Akashi mulai mendekat.

“om om mesum tadi sudah punya istri lo..” ucap Akashi santai lalu berlari menyusul Aomine dan Murasakibara.

*wanita *pingsan*

Ketiga orang itu terus berlari hingga sesuatu insiden aneh terjadi,  mereka bertabrakan dengan 2 orang bejad yang lain nya yaitu Kise dan Midorima yang juga di kejar kejar oleh lawan main judi nya.

“Akashichin!?”

“oii! Kalian…? kok..!”

“kami dikejar !”

“sama…!!!hhyyaaa!” teriak Aomine saat melihat dua orang yang mengejar nya semakin dekat, dan yang aneh nya mereka sibuk menentukan siapa yang kesana kesini, dan akhir nya mereka memilih untuk berlari ke gang di depan mereka *ya ia lah secara Cuma ada itu jalan-_-* namun tak beberapa mereka bersama dan akhir nya berpencar, untuk membingungkan si pengejar.

Di sisi lain sang lelaki bersurai biru langit sedang asik mengasah pisau nya dan menatap korban yang akan di jadikan nya makan malam, ia menatap ayam yang akan mati sebentar lagi itu sambil menjilat bibir nya(maklum kelaparan), namun acara asah mengasah nya terhenti saat tiba-tiba Kise dalam keadaan tedesak mendekati nya dan menyodorkan koper nya ke arah sang lelaki biru.

“Kurokochhi!!! Ini pegang ini!! Kami di kejarr-ssu!!hyyaa!” teriak Kise seraya berlari meninggalkan Kuroko  sedangkan yang di tinggalkan hanya bengong namun saat dua pengejar tadi melewati Kuroko ia dengan cepat meletakan koper tadi di belakang badan nya. Dan berlari mengejar ayam, namun ternyata di tarik oleh Midorima yang entah datang dari mana…

*di tempat lain*

Tampak seorang lelaki tinggi berbadan tegap, sedang mengelus ngelus senjata api di tangan nya, mata tajam nya menatap benda itu sambil tersenyum, ia memutar mutar senjata api itu di tangan nya dan  megarahkan senjata tadi ke arah depan seraya menutup sebalah mata nya, seperti akan membidik sesuatu, namun ia menghentikan kegiatan nya saat Kise, Kuroko dan Midorima datang.

“Kagamicchii!” teriak Kise

“yo~ Kise..! Kuroko! Midorima..” ucap lelaki bernama Kagami itu, ia memukul pelan pundak mereka bertiga secara bergantian, namun Kagami reflek menyodorkan senjata api nya saat dua orang ber jas hitam yang tiba-tiba saja datang dan menempatkan ujung senjata api di kepala Kagami.

“Kagami…”

“kalian pergi lah…” titah Kagami, yang di ikuti oleh ketiga teman nya tersebut yang langsung berlari meninggalkan tempat itu, setelah memastikan teman teman nya pergi, dengan sangat percaya diri Kagami menekan senjata api nya dan.

*cklek* BAKAGAMI!!! KAU LUPA MEMASUKAN PELURU NYAA!!-__-! Dan alhasil Kagami di keroyok sampai babak belur.-___- haduh…wgs ya~ sudah susah susah bergaya gaya ternyata tak ada peluru nya.

——Miya Chan——

7 orang namun satu geng sudah berpencar  pencar ke seluruh kota tokyo, di dekat sebuah taman tampak, Akashi, Murasakibara dan Aomine sibuk mengadu bacot, karna Aomine tidak terima saat Akashi berkata bahawa dia om om mesum dan sudah punya istri secara dia kan mashih 16 tahun.

Dan sisi lain nya ada Kuroko, Kise dan Midorima yang berlari dengan penuh perjuangan karna memang jalan di sana agak tidak rata, sedangkan si bodoh (baca: Kagami) sibuk merintih mengelap luka di bibir nya akibat di keroyok orang nista tadi(salah sendiri masa lupa masukin peluru kedalam pistol)

***

Mereka sudah bebas dari 4 pengejar, Sekarang di marakas mereka berkumpul(memang sudah rencana di sini ngumpul nya), tampak sang pemimpin pendek berdiri di pingiran dinding.

“kita akan kaya!!!!” teriak Akashi.

“memang nya isi nya apa sih..? sampai segitu nya kalian mempertahan kan nya! Aadaw!” ucap dan rintihan Kagami yang merasa di repotkan olah teman teman satu geng nya ini. Akashi ternyum iblis membuat semua nya merinding.

“baiklah…kita buka…” girang Kise, seraya membuka kunci koper di sertai dengan bunyi tegukan ludah dari semua nya minus Akashi.

*klek!* bunyi kunci koper pertanda telah di buka, semua nya menahan nafas (minus Akashi) dan………………………………….

“-_____________- NAH LHO! KOK KOSONG!?”

“mana kok ngg ada..!” teriak Kise seraya melemparkan koper itu ke lantai,

“aaalahhh!!~” desah kesal Murasakibara dan menendang koper tadi, sehingga benar benar  hancur, wajah mereka yang ada di sana langsung memelas, namun Akashi lah yang mengeluarkan aura hitam.

“KALIAN!  INI SALAH KALIAN!!!”

“Kok kami!!”

Akashi yang emosi langsung mengarahkan pistol berserta gunting ke arah anak buah nya yang menurut nya sangat tidak berguna, lalu mengejar mereka semua dengan alat alat pysocopat yang membuat enam orang warna warni tadi berlari terbirit birit dengan teriakan mereka masing masing..

“HYYYAAAAAAAAA!!!!!”

Kita akan berduka cita kepada geng yang sok sok an tapi hanya mempertahan kan koper yang kosong dan kenapa koper nya kosong pasti penasaran kan..?*nggak* sebenar nya tu berlian nya tadi ketinggalan di warung saat mukkun jajan, ingat kan saking panik nya berlian nya ketinggalan di sana -__- haduh… udah deh author capek GENG ABAL ABAL MAH..!*dilempargunting*

-ENDING!-

 lalalla


Takao! I miss you ~ |Drabble

$
0
0

Tittle : Takao! I miss you ~ || Author: Miya Chan

Pair : Takaoka Kazunari X Midorima Shintarou

Genre : Romance, Comedy, YAOI, Canon,Fluff(?) || Rating  : M || Length : Drablle

Disclaimer : Kuroko Basketball’s © Tadatoshi Fujimaki

WARNING : LEMON! HARD YAOI! SMUT! OOC! NOT FOR CILDREN!

If You under 18 years old… please klik BACK.^^/

—————Miya-Chan “ssu!”————-

 

“menyebalkan!” Kesal sang lelaki bermabut hijau, dengan sadis ia melemparkan ponsel nya ke trotoar jalan membuat orang orang yang lalu lalang menatap horor pada nya. Namun ia sama sekali tidak menghiraukan tatapan orang pada nya, karna ia sangat muak sekarang, bagaimana tidak sudah beberapa hari ini kekasih nya selalu sibuk entah kemana, sibuk apa pula dia! Lelaki berkacamata itu mengacak ngacak surai hijau nya dan mengambil ponsel nya yang sudah hampir tak bernyawa lagi. Namun saat akan berdiri pandangan nya tertuju kepada si pemilik kaki yang berdiri di depan nya, ia mendongkak dan membenarkan posisi kaca mata nya. Tampak lelaki bersurai emas dengan senyum yang menyiukan ternyata.

“Kise…?”

“kau kenapa Midorimacchi???” tanya Kise dengan alis yang terangkat sebelah, Midorima memutar bosan bola mata  nya dan berjalan tampa menghiraukan teman SMP nya yang sudah manyun manyun kesal.

“kau kenapa~~ Midorimacchi…” tanya Kise lagi dengan nada yang sangat lembut membuat si pendengar hampir muntaber, ia menatap Kise namun dengan tatapan memelas lalu berhemburan memeluk sang pirang yang di sertai oleh semua orang ber sweatdropria.

“huuueeeeeeeeeeeee!!!! Aku benci Takao!!T^T” tangis nya, sedangkan orang yang di peluk hanya bisa menganga memikirkan betapa aneh nya sang shooter yang percaya ramalan bintang ini.

“….” sekarang malah Kise yang terdiam karna tak tahu apa yang harus ia katakan, mau berkata apa kalau Midorima tiba tiba begini, semua nya pasti bingung!!

“oii! Kisee! Kenapa kau diam saja!! Aakhh! Kau sama sekali tak bergunaa!”

*JLEB!* sebuah panah besar tertancap di jantung Kise yang membuat si empu nya langsung berjongkok dan mengeluarkan aura seakan ia akan mulai menghilang.”tidak berguna ya-ssu” gundam nya sambil memainkan jari di tanah yang membuat Midorima ber sweatdrop ria.

“Kise… oi…”

“aku tak berguna –ssu…”

Dan ini sih nama nya Midorima menyebarkan virus galau nya kepada Kise sampai membuat sang perfect copy seperti itu. Dan akhir nya Midorima lah yang mendiamkan Kise yang komat kamit tak jelas.

“oh… begitu ya ssu..” gundam Kise seraya menjilat ace cream yang di belikan Midorima untuk mendiamkan Kise tadi, sedangkan sang lelaki hijau hanya tertunduk dengan wajah merah padam sambil terus membenarkan posisi kecamata nya yang selalu saja merosot (maklum pesek-_-)

“ya.. begitu… lucky item ku.. tak ada, aku sial ….”

“lucky item … atau service malam tidak ada…ssu” ketus Kise dengan nada yang amat mengejek, membuat Midorima mejadi sangat merah.

“eeeeeehhhhhhhh!!!!!”

“eeh… ia kan ssu..”

“ti..tidak..kok..” elak nya seraya membelakangi Kise, namun sang pirang malah meletakan dagu nya di pundak Midorima yang sukses membuat si empunya merinding.

“… aku tahu-ssu..”

“kubilang tidaaakkkk!!!!!” pekik Midorima membahana ke seluruh taman, Kise yang melihat itu hanya bisa tetawa terpingkal pingkal, bahkan ia tak sadar bahwa ice cream nya sudah melayang entah kemana, melihat Midorima yang percis seperti wanita yang di tinggal suami nya pergi sangat langka.

“huh..huh.. gomen-ssu.. tapi sebenar nya Takao itu kemana…?”

“ kata nya sih ada acara camping dengan teman SMP nya…”

“camping selama berapa hari ssu..?”

“entah… kata nya seminggu ..”

“hmm seminggu ya ssu…” Kise terdiam seakan memikirkan sesuatu, ia memegangi kepala nya dan terus memutar otak nya, bagai mana cara nya agar Midorima tetap dapat service walau jauh dari Takao ya. Dan *ting!* lampu aneh keluar dari kepala Kise di sertai dengan senyuman nakal nya. Dan ber “aha” ria

“sst.. sini aku ada cara…” Kise mendekatkan wajah nya ke telinga Midorima dan membisikan sesuatu yaa yang sukses membuat Midorima hampir mimisan.

“NANIII!!…TI..tidak… aku tak bisa…!!”

“pasti bisa… memang agak aneh sih tapi nikmat su.. haha..ini kupinjamkan, kebetulan aku bawa…” ucap Kise seraya memberikan benda nista itu ke pada Midorima yang hanya bisa ternganga. Mendengar usul aneh Kise.

“sudah ya Midorimacchi… ganbattee!!!-ssu!

*hyuuussss~~~~~~*

—————Miya-Chan——————

*crrreessssss* suara air shower yang jatuh membasahi tubuh atlit sang lelaki bersurai hijau di bawah nya, ia termenung dan menggosokan sabun ke badan nya,namun kegiatan nya berhenti saat mengigat perkataan Kise tadi. Sesaat wajah nya berubah menjadi sangat merah.

Midorimachhi, aku ada ide, begini. . ini sangat mudah, kau bisa bermain solo, sambil melihat foto Takao, kalau bisa kau menelfon nya saat itu, jangan lupa vibrator di lubang anal mu,~~ agar dia di sana ikut merasakan nya sshhh. Itu enak ssu…”<= ketahuan sering mencoba

*plak!* Midorima langsung memukul wajah nya sendiri dan berjongkok memengangi kepala nya, sesaat bayangan Takao yang sedang bermain solo terlintas di fikiran nya. Dengan vibrator di lubang nya dan mendesahkan nama nya beberapa kali Dan itu tentu sangat sexy di mata Midorima.

“hyyyaaaaaaaa!!!!! Tidaakkk!” teriak nya saraya menampar wajah nya sendiri ia merasa menjadi orang bejad membayangkan sang seme seperti itu. Dan setelah ini semua dia bersumpah akan mempermalukan Kise.

-SKIP TIME-

“haah…” lelaki bersurai hijau itu menesah malas seraya keluar dari kamar mandi, namun rasa nya ia semakin ingin membunuh Kise saat tampak di sana barang nista yang di sodorkan Kise  kepada nya tadi sore. *glek* dia menelan ludah nya seraya menatatap benda yang bentuk nya mirip dengan “milik” nya, namun entah mengapa Midorima malah berfikiran “bagaimana bisa tahu kalau tidak di coba” *memang edan ni orang!*

Lalu Midorima langsung mengacak ngacak laci yang seingatnya ada foto Takao yang membuat nya ngiler saat itu dan yap! Benda nista kedua langsung dapat, ia meletakan benda tadi di atas kasur tidak lupa ponsel yang sekali-kali kalau ia berubah fikiran ingin dengar suara Takao.

Dengan perlahan si orang edan(?) ini duduk di kasur(dia masih menggunakan handuk saja ya), lalu agak membuka kaki nya, dan menatap foto Takao, yang saat itu memang di ambil nya saat Takao mimpi basah di rumah nya, bayangkan sajaa!.batapa gila nya si Midorima itu!!!, *author ngamuk* Manik mata Midorima menatap “adik” nya yang sudah menegak dengan hanya membayangkan nya saja, melihat itu entah mengapa ia ingin sekali me rape diri nya sendiri, perlahan ia meraih kejantanan nya dan mulai mengocok benda itu.

“aaakkh… aah..aah..ssssh… mm…Takao..aah..” desah Midorima terdengar jelas di ruangan yang lumayan lebar itu, manik hijau Midorima menatap foto Takao dengan sangat bernafsu, sesaat kocokan tangan nya semakin cepat, tubuh tinggi nya menggeliat, menikmati pijatan nya sendiri.

“aahhh… sssh… ta..kao..ahh..aah..” berasa belum lengkap, tangan kiri Midorima mencari cari lubang nya dan perlahan langsung memasukan dua jari di luabang yang lumayan sempit tersebut. Dan mulai menggerakan tangan nya in out lubang itu. Memang sakit sedikit namun lama kelamaan sakit bertukar menjadi nikmat

“ooh…god..! aaaghh… ssshh en..nak..aah… ta—kao..aaah…aah..! tak khuat,,,Takaooo!!!!aaakkhhh!” desah panjang Midorima di sertai cairan putih kental menyembur dari kejantanan nya ia melengkungkan tubuh nya saat titik kenikmatan itu sampai., nafas nya terengah engah, ia menutup mata nya menikmati sisa-sisa dari klimaks nya.

“hossh..hossh..” dengan susah payah Midorima menjangkau vibrator dan mulai memasukan benda nista itu kedalam lubang nya, perlahan lahan namun pasti benda itu mulai masuk.

“a…aa…aah… sakit… sa…kit…” rintih nya namun tetap memasukan benda bergetar tersebut lebih dalam dan tak lupa ia menekan salah satu tombol di ponsel nya untuk memanggil sang kekasih.

“aaahhhh~” desah panjang Midorima pertanda benda tadi masuk sempurna kedalam liang nya dan benda itu mulai bergetar tak terkendali di dalam sana, sementara ponsel sudah tersambung..

“haloo. Ya ada apa shin-chan..?” suara khas Takao terdengar jelas, dan dengan perlahan Midorima menggeser ponsel nya dan menekan laospeker untuk lebih mendengar jelas suara sang seme.

“sayang..? hallo..?”

“aaah… aaah… Takao…sssshh~ aahh..”

-sementara Takao-

“eeeh..? suara apa itu..?” tanya nya entah kepada siapa, ia bergegas memasuki tenda dan menutup nya rapat-rapat, lalu mendekatkan ponsel ketelinga nya.

“oohh..aaah…aakhh… Takao…ah…ah sayang…ahh..”

“O_O … shin-chan..?!”

“iah.. sayangh…aah…aaah…. aakhh…”

“sinchan!! Kau kenaaapa..??!”

“aakhh..gharah,…gara…kau pergihh aaahh..ooh yeah.. aku tak kuat… Takao aaahhhhh!!!!!!!!!”

*bruush!* Takao mengehempaskan ponsel nya ke bantal, rasa nya nafas nya terengah engah dan celanan nya mulai menyempit,dia yakin tadi Midorima sedang bermain dengan vibrator di lubang nya, membayangkan itu saja airliur Takao langsung menetes, dengan segera ia membuka celana nya yang memang sudah sempit, tangan nya meraih handset di dalam tas dan menghubungkan nya ke ponsel dan ketelinga nya.

“sayang… kau sudah membuat ku menegang…~”

hmm… aaah…iaah…mainan..aah ini … tidak ada apa-apa nya.. aahhh..aahh.. Takao..aku ingin punya mu…aah…”

Perkataan sang kekasih membuat Takao menggapai kejantanan nya dan mulai mengocok nya juga, namun ia menggigit baju nya agar suara desahan nya sama sekali tak terdengar. Sementara tangan kanan nya sibuk handjob , tangan kiri nya memilin niplle nya yang sudah menegang.

“hmm..hmm..hmm… shin-chan..oh…sayanghh…hmm..”

Kembali keMidorima yang seperti nya sudah bertukar posisi menungging dengan tangan masih mengocok kejantanan nya dan vibrrator bergetar hebat di liang nya, serta suara desahan sang seme yang membuat nafsu ny semakin meningkat.

“ssh… aaahh… Takao…aaahh ssh… enak…hhmmm…aaahh~”

“hmm..kau…ghhmmm..si..apa yang mengajari mu ber…aahh main solo..hmm..?”

“……hnmmm..aaahh kih se…aaah…”

“an..aahh..kuranghh…aahjar…bisa bisa nyaah dia mengubah uke kuhh mmm…aah…pphhhmmmhhhhhh!!!!” desahan panjang dari sang seme menandakan seperti nya dia sudah sampai pada puncak nya, dan seperti nya ponsel nya tertekan dan mati.

“aaah… masih belum…aaahh…sedikit lagihh….aaaakkhhhhhhhhh!” sebuah desahan panjang di sertai cairan  menyembur dari kejantanan nya dan seketika ia pun ambruk di atas kasur.

“hoosh…hossh…~ hmm… ternyata nikmat juga.. tapi kalau sama sayang ku lebih nikmat…hmm.. lucky item ku hari ini mungkin vibrator…” oceh panjang Midorima mencoba duduk dan menyandarkan diri nya di sandaran kasur, ia membuka lebar-lebar kaki panjang nya dan mencabut vibrator dari lubang nya, dan meletakan nya di atas meja, vibrator itu masih sangat basah akibat cairan anal  Midorima.

“haah… ngatuk … Takao selamat tidur.. dan Kise arigato..” gundam nya seraya menarik selimut dan menyelimuti tubuh naked nya, dan seperti nya sumpah nya untuk mempermaukan Kise sudah terlupakan sedangkan Takao….

“-//- kenapa aku jadi orang stres begini ya..! Kiseeee ku bunuh kau!!!!!!!!!”

-sementara-

Jelas sekali tampak dua orang lelaki sedang asik bergumul di atas ranjang, siapa lagi kalau bukan Kise dan Aomine

“oohhh… terus sayang… Aominecchi uuh.. terus…”

“sebentar..lubang mu sempit..hhmmm aaah…”

“……” namun Kise hanya diam saat merasakan ada aura aura aneh yang datang tampa di undang membuat sang seme termenung juga.

“Kise..? kenapa sayang…?”

“aku rasa… aku akan mati-ssu… aku bodoh memberikan benda nista itu ke pada Midorima-cchi  huueeeeeeeeeeeee~~~~~~~~~!!!!!’ tangis Kise seraya memeluk tubuh Aomine, namun tetap menggerakan pinggul nya, merasakan sensai dari kejantatan Aomine di dalam lubang sempit nya. Sedangkan sang seme hanya bis ber ekspresi “=_________= na..ni..aahh..”

 

*END*

 Jjajajjaja

 


The Imposible Love of You and Me [Part 1] | A-JaeZiziChan

$
0
0

FF title : The Imposible Love of You and Me Part 1

Cast :

-          Kim Myungsoo a.k.a L

-          Bang Yongguk

-          Kim Sunggyu

-          Kim Hana (OC)

Support cast :

-          Some member EXO

-          Some member INFINITE

-          Some member B.A.P

-          Some member SNSD

Leght : Chaptered

Gengre : *jujur author gg tau#plak

Author : A-JaeZiziChan

 A-JaeZiziChan

Anyyeong readersdeul!!! Jumpa lagi dengan saya~

Apa ada yang kangen? *gak #pulang ke rahmatullah (what)

Ini FF BAPFINITE chaptered pertama author demi tu HAAN n ada beberapa sih yang udh baca karena awalnya ditulis di buku tulis dan ada sedikit ato banyak (?) perubahan ama ceritanya~

Mian yang gak suka kena tag! #bow ampek tulang bernyanyi

 

Author PoV

(Jepang, Osaka)

Suasana malam gelap nan hening menyelimuti Osaka. Bukan musim panas maupun musim dingin. Ini adalah musim semi, musim dimana bunga bermekaran. Ya, musim paling indah ketika bulan febuari tiba. Ditengah kesunyian itu tiba-tiba terdengar suara raungan wanita paruh baya yang tinggal di rumah yang berukuran lumayan besar ketimbang rumah yang berjejer rapi disebelahnya. Suara itu kemudian disusul oleh suara pecahan kaca dan letusan senapan angin. Seorang namja yang memecahkan kaca tadi jatuh tersungkur dengan darah segar yang mengalir dari luka menganga di lengan kirinya. Namja itu masih bisa berlari keluar dari area rumah itu sambil sesekali melepaskan tembakan pada orang-orang berbadan kekar berbalutkan jas hitam lengkap ala mafia. Di luar rumah itu, sebuah mobil sedan berwarna hitam telah menantinya.

“Palli!”.

Teriak namja yang duduk di kursi kemudi mobil hitam itu dengan suara cukup berat. Namja dengan luka menganga di lengan kirinya tersebut langsung melompat masuk kedalam mobil disusul dengan suara decitan ban mobil yang langsugn melaju cepat meninggalkan rumah mewah tadi. Setelah 15 menit mengendarai mobil hitam itu dengan kecepatan penuh, mereka berdua berhasil melarikan diri. Namja yang duduk di kursi kemudi langsung menyobek lengan baju namja yang terluka tadi.

“Pabo! Kenapa kau tak memakai pakaian anti peluru eo ?!”. bentak namja yang duduk di kursi kemudi.

“Mianhae hyung..”. jawab namja yang terluka dengan nada datar serta singkat.

“Aissh!.. aku akan mengobatimu..”. gerutu namja yang duduk di kursi kemudi. Kemudian ia mengeluarkan peluru dari luka namja tadi menggunakan pisau yang dipanaskan dengan korek api, setelah peluru itu berhasil di keluarkan namja tadi menjahit luka menganga tersebut dan membalutnya menggunakan perban putih.

“Gamshahamnida..”. ucap namja yang terluka tadi kemudian hendak keluar dari mobil hitam tersebut.

“Chakkaman..!  ‘dia’ meminta kita kembali ke Korea,..”. ucap namja yang duduk di kursi kemudi. Namja yang tadi terluka menghentikan langkahnya untuk meninggalkan mobil itu dan tanpa menoleh ia bertanya.

“kapan?”.

“besok…”. jawab namja yang duduk di kursi kemudi.

“Arasseo..”.  Namja itu melanjutkan jalanya tanpa menoleh.

Mereka berdua adalah pembunuh bayaran berdarah dingin yang merupakan anak buah dari bos mafia pengedar narkoba dan sejata secara ilegal di pasar gelap internasional. Banyak polisi yang mengincar mereka karena tanpa sebab mereka juga membunuh warga sipil yang tak terlalu memiliki kaitan dengan aktifitas kriminal mereka. 2 namja tadi merupakan incaran paling besar para interpol, karena merekalah kunci dari semua pembunuhan. Tapi sayang hingga saat ini tak satupun dari mereka bisa tertangkap karena mereka pandai menyamar dan bersembunyi.

(Seoul, Korea Selatan)

Kim Hana PoV

Seperti biasa, pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan bersiap siap prgi kekampusku. On, ne.. perkenalkan aku Kim Hana, tepat tahun ini usiaku 20 tahun dan aku adalah mahasiswi di Universitas Kyunghee dan mengambil fakultas kedokteran. Aku tinggal bersama oppa ku di daerah Ill-san. Appa dan Eomma ku sudah bercerai ketika usia ku 10 tahun, dan appa ku akhirnya meninggal 4 tahun lalu.

“oppa! Oppa! Ireona !!”. panggilku sambil menggoyang nggoyakan tubuh oppaku. Beberapa saat kemudian ia mengerang sebentar.

“Oppa! Palli ireonaa !!!”. teriakku kemudian.

“Ya! Oppa mu sudah membuka mata, aish aku baru tidur 3 jam hari ini~!”. Gerutu oppa ku, kim Sunggyu. Tiada hari tanpa rutukkan dan gerutuanya di rumah kami ini. Aku hanya melengos pergi sambil meniup niup poniku dengan sebal.

Aku menyipkan sarapan berupa telur dadar dan roti tawar lengkap dengan berbagai pilihan rasa selai dan meses. Tak lupa juga dengan susu hangat. Kulirik jam dinding di dapur rumah kami. Jam kini menunjukkan pukul 7 pagi. “Sudah jam tujuh!, oppa mau pergi ke kantor tidak?..”. teriakku dari dapur.

“Mwo?! Aish.. 45 menit lagi aku ada rapat!”. Lagi lagi oppa memulai gerutuanya. Baru saja aku mau memakan satu suap roti tawarku. Sunggyu oppa yang sudah berpakaian rapi langsugn menarikku masuk kedalam mobilnya.

“Kenapa oppa menarikku dan memaksaku masuk kedalam mobil eo? Kau tak liat tadi aku masih sarapan?? Bahkan gigiku belum sempat menyentuh roti tawar tadi!”. Protesku pada Sunggyu oppa.

“Diamlah! Kau tahukan kantor oppa jauh, dan lagian kau mau naik apa ke kampus eo?.. memang kau pikir kampusmu dekat seperti tinggal pergi dari kamarmu menuju ke toilet atau tinggal menyebrang jalan eo?!”. Balas Sunggyu oppa tak terima.

“kau pikir aku anak kecil eo? Aku sudah 20 tahun dan aku bisa naik bus menuju kampus!…”. balasku lagi

“kau pikir seberapa jauh rumah kita dari halte bus eo?! Sudah jangan banyak protes dan turunlah! “. Ucap Sunggyu oppa tak mau kalah kemudian menurunkanku di fakultas hukum yang jaraknya 3 km dari fakultasku.

“oppa! Buka mata sipitmu sedikit! Ini bukan fakultas ku!… apa kau ingin membunuhku!!!”. Teriakku lagi.

“. AAAISS!.. apa kau tak puas berteriak teriak selama 15 menit menuju ke sini! Jalan kaki sana biar sehat! Oppa sudah tak punya waktu lagi!!!…”. teriak nya padaku kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Aku hanya mendengus kesal melihat tingkah oppa kandungku itu yang sangat egois dan menang sendiri. Kuputuskan kemudian untuk pergi ke kantin yang berada di Fakultas Hukum dan memesan ramyun untuk mengisi perutku sebelum mengikuti kuliah jam 9 pagi nanti. Beberapa menit kemudian ramyun tadi sudah kandas(?) habis kumakan semua.

“Hana- ah!!”. Panggil seorang yeoja sambil melambai-lambaikan tanganya kemudian berjalan ke arah meja ku sambil menunjukkan eye smile miliknya.

“annyeong Tiffany sunbae!…”. ucapku memberi salam nonformal pada sunbae ku.

“waah…. kau sarapan tanpa menungguku…”. protes Tiffany sunbae padaku. Aku hanya nyengir kuda.

“Mianhae sunbae, cacing cacing di perutku sudah sekarat semua.. sebagai ganti nya aku akan menungguimu sarapan…”. ucapku kemudian. Tiffany sunbae hanya tersenyum kemudian memesan makanan.

Author PoV

(Incheon International Airport)

Berita tentang pembunuhan mentri keuangan Jepang di Osaka semalam sudah menyebar hingga hingga ke Korea. Sebuah petunjuk kuat adalah sang pembunuh memiliki luka tembak di lengan kirinya karena di tembak salah satu penjaga rumah mentri keuangan tersebut.

Untuk itu polisi Korea melakukan razia di pintu masuk kedatangan luar negeri di bandara internasional Incheon dengan cara menekan lengan kiri para penumpang dari dengan penerbangan Jepang – Korea. Salah satu polisi yang ada disana adalah Ki Sunggyu. Namja sipit yang memegang jabatan luamayn tinggi di usianya yang masih terbilang muda.

Tepat pukul 2 siang. Pesawat yang di naiki oleh Myungsoo dan Yongguk (2 pembunuh yang melakukan aksinya di Jepang semalam )mendarat dengan selamat. Sebelum keluar dari bandara Myungsoo mendapat pesan dari Suho, mata-mata organisasi mafia mereka di Kantor kepolisian pusat Korsel memberikan informasi tentang razia itu hingga membuat Myungsoo mengucapkan sumpah serapah kemudian memakai kembali kacamata hitamnya.

Tepat di pintu keluar terminal kedatangan luar negeri tersebut, Myungsoo dan Yongguk benar benar di cegat oleh polisi, tepatnya Sunggyu. “Chakkaman.. kami akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu”. Ucap sunggyu.

“Silakan “. Ucap Yongguk mewakili Myungsoo berbicara. Setelah mereka lolos melakukan pemeriksaan dengan ekting Myungsoo yang berpura pura tak merasakan apapun (walau di dalam hati Myungsoo sudah menahan amarahnya untuk tidak membunuh polisi itu). Diluar bandara, sebuah mobil Audi hitam telah menunggu mereka untuk mengantar mereka menuju tempat pertemuan orang penghubung atasan mereka.

***

Begitu keluar dari bandara dan masuk ke dalam mobil audi hitam yang di kemudikan oleh anak buah koneksi atasan mereka, Choi Minho, menuju sebuah restoran keluarga di daerah Ill- san. Yongguk membantu Myungsoo untuk mengganti perban di lengan kiri Myungsoo karena mengalami sedikit pendarahan akibat pemeriksaan di bandara tadi.

Setelah selesai dengan urusan luka Myungsoo mereka keluar dari toilet dan berjalan menuju meja makan nomor 15 di sudut paling ujung resotran keluarga tersebut. Seorang yeoja dengan rambut panjang berwarna pirang lurus duduk membelakangi mereka. Yongguk dan Myungsoo belum duduk di hadapan yoeja itu dan masih berdiri di belakangnya.

“bagaimana luka mu, L ?..”. tanya yeoja itu. Jiyeon namanya.

“bukan urusanmu agasshi”. Jawab Myungsoo cuek. Jiyeon kemudian berbalik dan menatap Myungsoo.

“tsk.. oppa! Jangan terlalu dingin.. aku khawatir padamu… “. Ucap Jiyeon kemudian berubah menjadi manja.

“aku tak butuh rasa khawatirmu agasshi.. aku butuh bayaranku. Itu saja…”. ucap Myungsoo dingin kemudian duduk di kursi yang ada di depan Jiyeon tanpa izin atasanya itu. Jiyeon hanya menggerutu tak jelas. Yongguk kemudian ikut duduk di kursi yang ada di sebelah Myungsoo. Jiyeon akhirnya mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat yang terlihat cukup tebal. Dengan sebuah foto diatas amplop itu. Foto seorang yeoja muda, mungkin saja seumuran dengan Yongguk atau lebih tua.

“ini bayaran job kalian kemarin.. 10juta won.. lalu ini tugas kalian selanjutnya, bayaranya 5 juta won.. dia bersembunyi setelah meninggalkan hutang 20juta won m=untuk membeli narkoba dan melakukan percobaan tak jelas pada penduduk desa di dekat perbatasan Korsel- Korut dan sudah memakan kira kira 12 korban… mau ambil tawaran? Dia target tingkat ikan teri…:”. ucap Jiyeon menjelaskan tugas mereka.

“siapa nama yeoja ini dan dimana kami bisa menemukanya?”. Tanya Myungsoo singkat.

“namanya Tiffany Hwang, mahasiswi tingkat 3 Universitas Kyunghee fakultas kedokteran”.  Jawab Jiyeon.

“kami terima…. “. Ucap Myungsoo tanpa meminta persetujuan dari Yongguk lalu pergi begitu saja. Yongguk kemudian pamit dan pergi menyusul Myungsoo yang pergi sendirian begitu saja. Sayang Myungsoo sudah hiilang duluan.

***

Myungsoo pergi meninggalkan Yongguk dan sekarang ia sudah ada di Kyunghee University untuk mencari target mereka. Di Kyunghee orang bisa bebas keluar masuk ke kampus walau mereka bukanlah pelajar dari Universitas tersohor itu selama tak mengganggu jalanya pelajaran yang berlangsung.

Myungsoo cukup menarik perhatian banyak mahasiswi karena sangat mencolok dengan pakaian serba hitam yang ia pakai serta bentuk tubuhnya yang tinggi serta tegap, tak lupa dengan wajah dinginya yang amat tampan. Sayangnya Myungsoo sama sekali tak mengindahkan tatapan tatapan mahasiswi yang diam diam memperhatikanya, Myungsoo lebih memilih diam dan menatap bunga bunga di depanya dengan tatapan menghunus yang sulit di artikan. Tiba tiba ponselnya berdering, tanda sebuah panggilan masuk berbunyi.

“yeoboseo?..”

“KyungHee…”

“Ne, hyung…”.

Percakapan telefonya dengan Yongguk hanya berlangsung sekitar 45 detik karena Myungsoo menjawab pertanyaan Yongguk dengan singkat dan langsung menutup sambungan telefonya dengan Yongguk. Setelah mengedarkan pandangan di sekitar taman itu tanpa menemukan sosok Tiffany, Myungsoo langsung pergi meninggalkan taman tersebut.

“Tsk.. aku tak bisa menemukanya, ini bukan keahlianku…”. gerutunya pelan sambil berjalan. Karena ia tak memperhatikan jalan di depanya, ia tak sengaja menabrak seorang yeoja hingga membuat Yeoja itu terjatuh dan bukunya berserakan. Bukanya menolong yeoja itu, Myungsoo malah menatap yeoja itu dengan tajam dan hendak meninggalkan yeoja yang di tabraknya.

“Chakkaman… kau harusnya membantuku memunguti buku ku atau minimal minta maaflah!…”. protes yeoja itu, membuat Myungsoo menghentikan langkahnya.

Myungsoo kemudian menatap yeoja itu dengan remeh. “ memang kau siapa?.. aku tak mengenalmu..”. ucap Myungsoo lalu tersenyum khas dirinya. Yeoja tadi mendengus kesal kemudian berdiri dan membersihkan celananya lalu mengulurkan tanganya.

“Kim Hana imnida…! sekarang kau tahu siapa aku kan?.. palli bantu aku memunguti bukuku dan beberapa kertas itu!…”. ucap Hana sambil menunjuk beberapa buku dan kertas yang masi berserakan di tanah. Myungsoo memutar bola matanya malas kemudian pergi meninggalkan Hana begitu saja. Hana yang tak terima kemudian bergegas merapikan bukunya sendiri dan mengikuti Myungsoo. Myungsoo menyadari bahwa ia diikuti, tapi tak diindahkanya.

Tekad Hana sangat kuat, bahkan hingga Myungsoo dan Yongguk membeli beberapa perlatan dapur untuk apartemen yang di beli Yongguk dengan uang upah hari ini dan beberapa makanan untuk makan malam. “namja itu pelit sekali bicaranya…”. komentar Hana ketika ia memperhatikan percakapan antara Myungsoo dan Yongguk.

Yongguk yang sedari tadi meminta rekomendasi peralatan dan berbicara kepada Myungsoo merasa risih dengan kehadiran Hana yang mengikuti mereka. “kau mengenalnya?”. Tanya Yongguk akhirnya.

“ani..”. jawab Myungsoo singkat tanpa menoleh dan masih sibuk memilih beberapa kaleng sapi.

“lalu kenapa dia membuntuti kita…?”. tanya Yongguk heran. Myungsoo kali ini menatap wajah Yongguk dengan ekspresi datar.

“Hyung bertanya padaku aku harus bertanya kepada siapa?..”. tanya Myungsoo malas kemudian menyerahkan kereta belanja kepada Yongguk dan berjalan menuju area alat alat memotong dapur. Diatara berbagai macam ukuran bervariasi Myungsoo hanya megambil beberapa pisau berukuran kecil dan satu berukuran sedang.

“kenapa kau mengambil sebanyak ini?…”. protes Yongguk.

“ini bisa menjadi alat membunuh…”. ucap Myungsoo singkat kemudian pergi menuju pintu keluar. Hana yang tadi bersembunyi ikut keluar mengekor dibelakang Myungsoo dengan jarak sekitar 10 meter.

“aish… anak itu.. apa dia tak sadar sedang mengikuti seekor Singa?..”. gerutu Yongguk sambil memperhatikan gerak gerik Hana . yongguk kemudian mendorong troli belanjanya menuju kasir untuk membayar semua belanjaanya yang nyaris semua adalah makanan kaleng dan benda tajam yang dipilih Myungsoo dengan acak.

***

Myungsoo bersandar tiang pembatas di depan mall ambil meminum kopi hangat yang ia beli dari mesin kopi otomatis yang berada beberapa meter dari pintu keluar mall tersebut. Hana baru saja keluar dari mall langsung berjalan mendekati Myungsoo, kali ini dia tak lagi diam diam. Walau sekarang Myungsoo tahu Hana sudah berdiri didepanya dengan melipat tangan di depan dada, Myungsoo terus ber ekting seakan akan di depan nya tidak ada orang.

“ya!.. kau hebat sekali bisa berpura bura tak melihatku seharian ini…”. protes Hana. Myungsoo hanya memutar bola matanya malas kemudian membuang gelas kopi miliknya yang sudah kosong lalu meninggalkan Hana. Tak terima, lagi lagi Hana mengikuti Myungsoo masuk kedalam gang kecil. Hana tiba tiba kehilangan Myungsoo.

Daribelakang seseorang menariknya dan mendorong tubuhnya hingga terbentur tembok. Sebuah pisau ditodongkan beberapa mili dari urat lehernya.

“k, kau…?!”. pekik Hana terbata bata.

“Siapa sebenarnya kau!”. Tanya Myungsoo singkat.

“Aku sudah mengatakannya padamukan tadi siang, ! namaku Kim Hana…”. jawab Hana dengan suara gemetar yang dipaksakan.

“Kenapa kau mengikuti ku? Siapa yang menyuruhmu?..”. tanya Myungsoo tajam.

“Tidak ada yang menyuruhku! Aku hanya ingin meminta pertanggung jawaban atas apa yang kau lakukan padaku tadi, hanya kta ‘maaf’ atau setidaknya aku harus tahu namamu…”. ucap Hana menjelaskan jawabanya. Myungsoo kemudian melepaskan Hana dan memasukan pisau kecil miliknya kedalam saku jaket yang ia pakai dan berjalan santai meninggalkan Hana yang masih terdiam di dalam gang karena perbuatan Myungsoo.

Kim Myungsoo PoV

Yeoja yang tadi malam menemuiku ternyata cukup sukses mengusik pikiranku hingga aku tak bisa mendapatkan istirahat yang cukup. Ini pertama kalinya dalam  hidupku merasakan hal seperti ini. Setiap kali aku berhasil menghilngkan nyawa targetku, aku tak pernah mengingat lagi siapa nama bahkan wajah orang yang kubunuh. Tapi, yeoja bernama Hana itu,, setetes darah pun belum keluar dari tubuhnya tapi aku tak bisa melupakanya begitu saja.

Mengingat lukaku belum pulih, Yongguk hyung lah yang memasakkan sarapan hari ini. Aku hanya tinggal menunggu masakanya siap sambil menonton telivisi. Toh jika dia mengajakku bicara, percakapan antara kami tak akan berlangsung lama.

“kau mau ikut mencari Tiffany bersamaku?..”. tanya Yongguk hyung padaku, dia memulai pembicaraan lebih dahulu pagi ini.

“ne”. Jawabku singkat. Seperti biasa setelah menjawab pertanyaan orang lain, percakapan akan berakhir cepat. Karena sudah di sepakati akhirnya, aku benar benar ikut bersama Yongguk hyung. Hal yang pertama kali kami lakukan di Kyunghee adalah hanya diam di dalam mobil sambil menanti Tiffany lewat ketika jam kuliah pagi habis.

CKREK!

Tiba tiba Yongguk hyung mengambil gambar seorang yeoja, kemudian membandingkan dengan foto yang diberikan oleh Jiyeon agasshi. Aku hanya menatap Yongguk hyung seakan akan memberi aba aba untuk menjalankan rencana pertama kami dengan menyerempet Tiffany dari belakang,

SRAK!

Tiffany terjatuh, kemudian Yongguk hyung keluar dari mobil untuk berpura pura menolongnya. Aku hanya diam di dalam mobil karena aku terlalu malas untuk bergabung dalam drama konyol untuk memastikan identitas dengan tepat agar kami tak salah bunuh orang. Tiba-tiba seorang yeoja datang ikut menolong ‘calon mangsa’ kami diikut oleh seorang namja dengan rambut madu dan bermata sipit.

Tunggu, namja itu…

-TBC-

Uwaa part 1 selesai^^ *dance crash

Apa FF nya terlalu panjang #pasti -_-

Jelek ne? -_- maaf aja deh.. tapi gomawo udh ngikutin sampek part 1 selesai,, ternyata walo ngetik ulang n beberapa bagian di ubah tetep panjang… haha #plak

Minta RCL juseyo…

Jjajajjaja


The Imposible Love of You and Me [Part 2] |A-JaeZiziChan

$
0
0

FF title : The Imposible Love of You and Me Part 2

Cast :

-          Kim Myungsoo a.k.a L

-          Bang Yongguk

-          Kim Sunggyu

-          Kim Hana (OC)

Support cast :

-          Some member EXO

-          Some member INFINITE

-          Some member B.A.P

-          Some member SNSD

Leght : Chaptered

Gengre : *jujur author gg tau#plak

Author : A-JaeZiziChan

A-JaeZiziChan

 

Yakkk ketemu lagi deh sama saya… gomawo atas like n comment nya di part satu.. !!

Siapa nih yang masih stay ama FF nista aku?..

Mari kita baca…

#dilempar sendal ama Sunggyu

 

Author  PoV

Hari ini Hana pulang di jemput oppanya, Sunggyu karena ada urusan kecil dengan mantan eomma mereka. Tapi, ketika Hana akan menyusul Sunggyu masuk kedalam mobil. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika Tiffany, sunbaenya terjatuh karena terserempet sebuh sedan audi berwarna hitam.

“Tiffany sunbae!…”. pekik Hana kemudian berlari.  Melihat yeodongsaengnya tiba tiba berlari. Sunggyu pun ikut berlari mengikuti saengnya.

Hana datang tepat ketika Yongguk hendak menolong Tiffany untuk berdiri. Terlihat jelas di dalam mobil myungsoo menunjukkan ekspresi sedikit ‘terkejut’ walau tak ada yang menyadarinya karena kaca mobil yang Myungsoo naiki terlalu gelap. Myungsoo menyadari akan kehadiran Sunggyu dan ingat siapa namja sipit itu.

 

“Aggasshi gwechana?”. Tanya Yongguk dengan suara berat khas dirinya. Tiba tiba Hana menampik tangan Yongguk dan meraih tangan Tiffany.

“Ya, apa kau buta eo?!”. Maki Hana. Yongguk nyaris naik pitam akibat kata kata pedas yang keluar dengan mudahnya dari mulut Hana dan menatapnya dengan tatapan bengis. Sebelum Yongguk melayangkan tanganya yang sudah mengepal erat ke wajah Hana, Myungsoo akhirnya ikut bergabung bermain drama abstrak itu.

“Ini salahnya karena berjalan di tengah jalan. Bukankah ada aturan.. ‘pejalan kaki berjalan di trotar..’ “. Komentar Myungsoo yang baru saja keluar dari mobil sambil menatap namja sipit itu, Sunggyu. Kemudian tatapan tajamnya beralih pada Hana yang tak kalah tajam dalam menatap Myungsoo.

“Oppa, apa kita bisa membawa mereka ke kantor polisi?”. Tanya Hana pada Sunggyu. Sebelum Sunggyu menjawab, Tiffany menyela terlebih dahulu.

“Tidak usah Hana-a.. nae gwechana.. memang aku yang salah berjalan di tengah jalan sambil bermain ponsel”. Sela Tiffany.

“Jinjja sunbae?.. kajja kita ke ruang kesehatan…”. ucap Hana, tapi saat Hana hendak memapah Tiffany berdiri, Myungsoo menarik Tiffany.

“kami akan bertanggung jawab dan membawanya kerumah sakit…”. ucap Myungsoo singkat. Tiffany kemudian diam dan mengisyaratkan Hana untuk pergi.

“Baiklah…. kami permisi sunbae…”. ucap Hana akhirnya, kemudian meninggalkan Tiffany dengan Myungsoo dan Yongguk dan segera pergi menuju ke rumah mantan ibunya bersama Sunggyu.

 

-SKIP TIME-

 

(Tiffany apartement, 03.00a.m)

 

Lampu apartement Tiffany sudah mati sejak beberapa jam yang lalu, ia tidur lebih awal. Mungkin agar luka di kakinya tak akan terasa sakit begitu lama, begitu pula rasa risih dari perban yang menutup luka kakinya.

Suara lagkah kaki Myungsoo dan Yongguk mengisi kesunyian lorong gedung apartemen Tiffany yang begitu sepi di tambah lampu yang berkesan tak terlalu terang. Myungsoo dan Yongguk mengenakan pakaian serba hitam serta slayer untuk menutup i wajah mereka, juga sebuah topi. Penyamaran sempurna. Mereka berjalan berdampingan menuju kamar nomor 2351 di lantai 15. Mereka dengan cepat dapat menemukan kamar nomor 2351 di ujung koridor lantai 15, tepat di samping pintu darurat.

Setelah mereka membuka paksa pintu pintu apartement Tiffany dengan meng – konsletkan kunci elektrik menggunakan stand gun sehingga secara otomatis lock door system nya error dan berpindah status menjadi unloocked(?).  Mereka kemudian masuk kedalam apartement Tiffany dan berkeliling sebentar. Tiba tiba lampu apartement itu menyala. Terlihat sosok Tiffany berdiri di dekat saklar listrik.

“si, siapa kalian?!….”. tanya Tiffany yang gemetaran karena ketakutan setengah mati melihat orang asing berpakaian serba hitam masuk kedalam rumahnya tanpa izin. Tanpa pikir panjang, Yongguk langsung menembak lampu yang menyala dan membuat ruangan tersebut kembali menjadi gelap. Myungsoo pun ikut mengambil tindakan dengan mengambil pisau daging yang berada di dekatnya, kemudian ia menusukkan pisau daging itu ke arah leher Tiffany dan membuat Tiffany langsung ambruk bersimbah darah. Myungsoo tak luput dari cipratan darah segar Tiffany.

Tak butuh waktu lama lagi Tiffaby sudah merenggang nyawa dengan luka menganga lebar di lehernya serta genangan darah yang membasahi lantai dan jasad Tiffany, bau anyir pun mulai mengudara di apartemen mewah tersebut. Setelah memastikan Tiffany benar benar tak bernyawa, Myungsoo membersihkan wajahnya menggunakan wastafel di dapur lalu menghapus jejak sidik jari dan semua berkas darah di wastafel.

“Dia sangat mudah di bunuh…..”. ucap Myungsoo dingin kemudian memakai kembali slayernya.

“Kau benar.. kajja kita pergi dari sini..”. ucap Yongguk tentang pendapat Myungsoo.  Mereka kemudian pergi lewat pintu darurat tanpa di ketahui siapa pun. Pembunuh profesional melakukan tugasnya dengan sempurna bukan?.. datan seperti angin dan lenyap begitu saja meninggalkan korban mereka dengan genangan darah serta mayat dengan kondisi mengenaskan.

 

(keesokan harinya)

Pagi-pagi sekali Hana sudah pergi ke apartement Tiffany sebelum ia berangkat ke Kyunghee. Bersama Sunggyu tentunya. Terlihat jalas bahwa Sunggyu sangat suntuk karena kurang istirahat. Pagi tadi pun ia adu mulut lagi dengan Hana. Beberapa saat kemudian mereka suda sampai di lantai 15.

“Jangan terlalu lama mengobrol! Oppa habis ini ada urusan penting!…”. ucap Sunggyu seenaknya memberi perintah.

“ne ne ne!!!!…. sabar dikit ! dasar bawel…”. protes Hana

“memang kenapa kalau aku bawel eo?.. kau sadar tidak kau itu juga bawel!… palli!!!…”. balas Sunggyu tak terima lalu sedikit mendorong Hana agar berjalan dengan cepat.

“gak usah dorong dorong kali! Aaissshh!!!!…”. protes Hana pada Sunggyu. Hana kemudian memencet bel interkom apartement Tiffany, tapi tak ada yang membalas.

“wae?.. apa dia tidur?..”. tanya Sunggyu. Hana kemudian melihat pintu apartement Tiffany yang sedikit terbuka. Hana hendak masuk tapi ia terlihat ragu. Kemudian ia menatap oppa nya dengan ekspresi Khawatir.

“oppa, felling ku tidak enak..”. ucap Hana kemudian. Sunggyu terdiam sebentar.

“hanya feelling kan?.. kajja masuklah.. Tiffany tak akan marah.. oppa yakin..”. ucap Sunggyu mencoba menenangkan Hana. Awalnya Hana masih agak ragu tapi akhirnya ia masuk. Di dalam apartemen Tiffany, banyak hal hal aneh. Ruangan apartemenya gelap dan beberapa lampu yang menggantung di langit langit apartement Tiffany pecah, serta bau anyir yang sudah memenuhi udara dalam apartement itu. Membuat Hana merasa mual. Ia kemudian berjalan ragu kearah dapur. Awalnya yang ia liat adalah genangan cairan aneh berwarna merah di dekat sofa yang berhimpitan dengan tembok. Begitu ia dekati. Hana melihat mayat Tiffany tergeletak dengan leher yang menganga lebar serta darah yang membasahi hampir seluruh tubuh bagian atas Tiffany serta lantai, karpet bahkan sofa di dekatnya. Sebuah pisau daging tergeltak tak jau dari sana. Hana kemudian mundur beberapa langkah.

“KYAA…..”. jerit Hana yang sudah tak mampu menahan rasa syok serta sedihnya melihat sunbae yang merupakan sahabatnya itu sudah berubah menjadi mayat dalam semalam.

Mendengar jeritan yoedongsaengnya, Sunggyu langsung lari masuk kedalam apartement Tiffany tanpa melepas sepatu yang ia pakai. Ia tak kalah terkejutnya dengan Hana, namun Sunggyu masih bisa mengontrol diri dan segera menelefon kantor polisi untuk melaporkan kejadian itu. Beberapa saat kemudain tim forensik datang ke lokasi kejadian.

“Hana…. neo.. gwechana…?”. tanya Sunggyu lirih sambil memegang pundak yeodongsaengnya. Ia dapat merasakan tubuh yeosaengnya itu bergetar begitu hebat. Hana kemudian memeluk Sunggyu dan menangis dalam pelukanya.

“aku tak baik oppa..”. ucap Hana di sela sela isakanya. Sunggyu tak membalas dan hanya mengusap ujung kepala Hana.

 

***

 

Pagi pagi sekali Myungsoo dan Yongguk sudah keluar dari apartement mereka dan menyantap kopi serta sandwich sebagai sarapan pagi mereka sambil mengawasi gedung apartement Tiffany.  Korban yang berhasil mereka lenyapkan nyawanya semalam. Myungsoo memakai kaos berwarna putih dan jaket serta celana jeans berwarna hitam. Sedangkan ongguk memakai jaket berwarna merah dengan kancing yang di kancingkan serta celana jeans hitam. Mereka sama sama memakai sepatu kets hitam dipadukan garis berwarna merah.

Yongguk dan Myungsoo tak begitu fokus pada jalanan. Yang mereka tunggu adalah sirene polisi tanda seseorang sudah menemukan jasad Tiffany. Beberapa saat kemudian lewat 3 buah mobil polisi yang kemudian berhenti di depan gedung apartement Tiffany. Beberapa polisi turun dari mobil itu kemudian masuk ke dalam apartement.

“wah.. ada apa ya…”. ucap Myungsoo pura-pura tidak tahu. Yongguk hanya ternsenyum melihat Myungsoo yang mengucapkan dialog konyol kemudian menghabiskan mengirim pesan kepada Jiyeon bahwa tugas mereka benar benar selesai dan meminta uang bayaran mereka segera masukan ke rekening milik Yongguk.

“kajja habiskan sarapan kita sebelum pergi dari sini..”. ucap Yongguk kemudian. Myungsoo tak membalas kata kata Yongguk dan mulai memakan sarapanya.

 

(beberapa hari kemudian)

Suasana duka terlihat jelas di wajah Hana yang kehilangan Tiffany, satu satu nya ornag terdekatnya di kampus sekaligus sunbae nya di fakultas ke dokteran. Hana hanya terdiam melamun sambil menatap kosong bangku yang sering di duduki oleh Tiffany ketika  mereka makan maupun mengobrol bersama. Bahkan Hana juga belum menyentuh ramnyun yang di pesanya sedari tadi hingga ramyun itu menjadi dingin.Tiba tiba seorang yeoja dengan paras cantik dan kulit yang sedikit eksotis dengan seorang namja berwajah imut dan memiliki kulit yang lebih putih dari pada yeojanya.

 

“Sendirian?… pasti karena yeoja bule itu sudah enyah…”. Sindir Yeoja itu sambil berdiri di depan Hana dengan tangan yang dilipat di depan dadanya. Hana kemudian menatap yeoja itu dengan tatapan tajam serta mata yang sudah berkaca kaca menahan tangis.

“Sunbae! Jangan menghina Tiffany sunbae lagi!.. dia itu lebih baik dari pada sunbae!..”. ucap Hana tak terima.

“Kenapa kau mendukung orang yang sudah mati eo?.. padahal dia itu yeoja penjilat…!”. sindir Yuri lagi sambil mengibaskan rambutnya.

“Yuri subae! Neo!..”. jerit Hana hendak menampar Yuri, yeoja yang sedari tadi menjelek jelekan Tiffany. Sayang, sebelum tamparanya itu mendarat mulus di pipi Yuri. Tanganya terlebih dahulu dihentikan oleh namja yang sedari tadi berdiri di belakang Yuri.

“Hi, Himchan sunbae!…”. pekik Hana yang tanganya di genggam oleh Himchan, seorang Ulzzang sekaligus sunbae Hana di jurusan musik tradisional.

“jangan coba coba kau meletakkan tangan kotor mu ini di wajah kekasihku!..”. ancam Himchan kemudian menghempaskan tangan Hana. Yuri  kemudian tersenyum remeh dan menatap Hana dengan tatapan hina.

“kajja kita tinggalkan orang nista ini chagi..”. ucap Yuri sombong kemudian pergi meninggalkan Hana yang masih terdiam sendirian. Perlahan airmatanya jatuh membasahi pipinya sambil menatap kursi tempat biasanya Tiffany duduk.

 

***

Yongguk harus melakukan pencarian  sendirian, dan kali ini kembali melakukan pencarian target mereka di Kyunghee University. Berulang kali Yongguk menghela nafasnya karena 2 target yang akan di habisinya bersama Myungsoo adalah 2 orang mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas yang benar benar berbeda.

Sambil menyesap cappucino nya , Yongguk mengingat kembali kesalahan konyol yang ia perbuat tadi pagi dan membuat Myungsoo marah dan tak mau membantu Yongguk melakukan tugasnya.

 

-FLASHBACK-

 

Pagi-pagi sekali Yongguk sudah bangun dan memasak sarapan untuk dirinya sendiri dan Myungsoo karena sedari tadi kawanya itu masih bermalas malasan di sofa yang ada di depan televisi ruang apartement nya.

 

“Myungsoo, Jiyeon agasshi sudah mengirim penawaran menggiurkan…. kau mau terima, upahnya 30 juta won..”. ucap Yongguk sambil melirik Myungsoo yang masih juga malas-malasan di depan televisi dengan tubuh yang masih tetap terbungkus selimut. (ketika Yongguk membangunkanya Myungsoo bengun sambil menyeret selimutnya ke sofe ruang tamu).

“Terima saja…”. ucap Myungsoo singkat.

“Mari kita selidiki bersama.. mereka ada di Kyunghee dan ada di dua fakultas yang berbeda..”. ajak Yongguk sambil menghidangkan makanan yang telah ia masak sedari tadi pagi.

“Kyunghee?.. kau saja… aku malas”. Balas Myungsoo kemudian.

“Hajima..!”. Yongguk belum menyelesaikan kalimatnya, tapi Myungsoo langsung berdiri membelakangi Yongguk.

“Itu bukan urusanku, lakukan saja bagianmu..”. ucap Myungsoo dengan ketus kemudian pergi masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu dari dalam.

“YA! Kim Myungsoo! Bagaimana dengan sarapan yang kubuat dengan susah payah ini…:. rancau Yongguk dari dapur dengan suara yang mengerikan. Myungsoo tak mengindahkan kata kata Yongguk dan tak menjawabnya. Sedangkan Yongguk yang mulai naik pitam pun merancau tak jelas dengan mengucapkan sumpah serapah yang di tujukkan kepada Myungsoo.

 

-FLASHBACK END-

 

Bang Yongguk PoV

 

Kenapa aku harus menjadi orang yang susah memahami jalan pikiran rumit Myungsoo? Lihatlah, hanya karena sedikit paksaan untuk pergi bekerja untuk melakukan pengintaian saja dia bisa bisa nya marah. Padahal aku ini adalah senior nya dalam organisasi mafia. Jiyeon agasshi juga kenapa sangat senang memberi kami tugas untuk membunuh orang, baru beberapa hari kami membunuh yeoja bernama Tiffany itu, dia sudah menawarkan pekerjaan lagi. Mau bagaimana lagi, uang yang di tawarkan cukup besar. Penjahat mana yang akan menolak?

Tapi aku heran kepada Myungsoo yang bisa dengan santainya membunuh target kami tanpa memikirkan nasib keluarga atau kerabatnya yang bergantung akan ada atau tidaknya target kami. Dia bisa dengan mudah membunuh orang tanpa belas kasihan. Melihat caranya membunuh saja aku bisa merinding setengah mati. Dari mana dia mendapatkan hati sedingin es itu? Sampai sekarang aku benar benar tak pernah melihat senyum tulus terukir wajah Myungsoo.

 

“Aissh! Molla !…”. teriakku tak sengaja, membuat seorang yeoja yang lewat terkejut kemudian menjatuhkan beberapa bukunya karena dia berjalan sambil melamun. Aku pun tersentak kaget karena mendengar suara buku yang jatuh ke paving.

“aassshh.. lagi lagi ada saja yang membuatku menjatuhkan buku..! YA!…”. belum sempat yeoja itu protes itu terdiam karena terjekut. “ Bukankah kau orang yang menyerempet Tiffany sunbae temppo hari lalu?…”. sambung yeoja itu lagi.

“ohh.. ne, benar,, Bang Yongguk imnida..”. ucap Yongguk kemudian memperkenalkan dirinya.

“Kim Hana imnid, apa kau tak bersama teman mu yang mengerikan itu?..”. tanya Hana kemudian. Yongguk  mengerutkan keningnya.

“Nugu?.. Myungsoo kah?”. Yongguk kembali balik bertanya.

“aku tak tahu namanya… pokoknya si dingin itu…”. ucap Hana kemudian, Yongguk kemudian mengangguk angguk faham.

 

DRRT DRRRT

 

Tiba tiba saja ponselku berdering. Ada sebuah panggilan masuk dari Myungsoo dengn segera aku mengangkat telefonya.

“Wae Myungsoo?.. kau sudah tak marah lagi?..”. tanyaku sambil mengangkat telefon.

sialan kau! Makanan yang kau masak tidak ada rasanya,, bisa masak tidak sih!…”.

“Mian mian.. aku bukan koki… tunggulah samapi aku berhasil mengetahui siapa Yuri dan Himchan atau siapalah mereka itu… aku akan membelikanmu makanan…”.  ucapku mencoba menenangkan Myungsoo.

“Chakkaman.. Himchan dan Yuri?… aku tahu mereka,…”. ucap Hana menyela pembicaraanku dan Myungsoo.

“Jinjja..?..”. tanyaku. Hana hanya mengangguk.

 

(Bang Yongguk and Kim Myungsoo apartement)

Kim Myungsoo PoV

 

Setelah beberapa saat aku mendengar pintu apartement di tutup aku keluar dari kamar dan melihat lihat. Memang sepertinya Yongguk hyung sudah pergi, baguslah aku bisa menghabiskan waktu ku untuk bersantai. Bila aku pergi ke Kyunghee mungkin yang ada Hana akan kembali mengikuti kemana mana untuk meagih kata maaf yang sama sekali belum kuucapkan dari awal pertemuan kami.

Kemudian aku berjalan masuk kedapur dan melihat masakan Yongguk hyung yang masih utuh dan terlihat lezat. Kenapa masih utuh, apa dia tak makan?.. tapi nasi yang ada di dalam magicom sudah berkurang. Kuputuskan untuk makan nanti dulu dan menonton berita di TV.

 

PENGUSAHA KIM YANG BEKERJA SAMA DENGAN DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN KWON DI TANGKAP POLISI KARENA TERBUKTI MELAKUKAN TRANSAKSI NARKOBA. UNTUK SEMENTARA ANAK DARI KEDUA PIHAK MENDAPAT PERLINDUNGAN POLISI AGAR BISA MEMBERI KETERANGAN SEBAGAI SAKSI TRANSAKSI

 

“Jadi karena inikah Jiyeon menyuruh kami untuk mebunuh kedua orang itu?… “. Gumanku ketika melihat berita yang pertama kali disiarkan ketika aku menyalakan TV. Mereka benar benar tertutup ternyata. Karena lapar sudah memaksaku makan sejak tadi aku memutuskan untuk mandi sebelum sarapan.

Kini aku sudah memakai celana jeans dan kaos hitam. Rambutku masih basah karena air ketika mandi. Sebelum aku menyendok beberapa makanan itu, aku beru sadar jika sayur dan makanan lainya berbeda dari biasanya, aku menjadi ragu. Begitu aku cicipi sama sekali tidak ada rasanya. Aku langsung menelefon Yongguk hyung dan apa sekarang? Memintaku menunggu -_-.

Beberapa saat kemudian sebuah pesan masuk dari Yongguk hyung.

‘aku akan membawa Hana kerumah. Dia punya informasi besar tentang Himchan dan Yuri. Soal makanan nanti saja kita bisa beli di restoran.’

 

Author PoV

 

Beberapa saat kemudian Yongguk pulang ke apartement nya sambil membawa Hana. Myungsoo menunggu kedatangan mereka sambil bermain game di ponselnya. “kalian sudah datang..”. ucap Myungsoo cuek. Hana kemudian duduk di sofa yang tak jau dari Myungsoo, sedangkan Yongguk masuk kedapur untuk membuat beberapa cangkir kopi.

Tak butuh waktu lama dan 3 cangkir kopi itu sudah tersaji diatas meja. Setelah meminum satu seruputan (?) Hana mulai menceritakan berbagai hal berkaitan dengan Himchan n Yuri. Mulai dari sifat, alamat hingga tempat yang sering dikunjungi Yuri serta Himchan.

Setelah menceritakan semuanya terlihat senyum aneh terukir di wajah Yongguk dan Myungsoo. Hana merasa ada perasaaan tidak enak terhadap perbuatan yang baru saja ia lakukan. Sensasi yang begitu  menyesakkan pernafasanya. Aura membunuh yang sama sekali tak di ketahui oleh Hana dari mana asanya.

 

-TBC-

Jjajajjaja


The Imposible Love of You and Me [Part 3] |A-JaeZiziChan

$
0
0

FF title : The Imposible Love of You and Me Part 3

Cast :

-          Kim Myungsoo a.k.a L

-          Bang Yongguk

-          Kim Sunggyu

-          Kim Hana (OC)

Support cast :

-          Some member EXO

-          Some member INFINITE

-          Some member B.A.P

-          Some member SNSD

Leght : Chaptered

Gengre : *jujur author gg tau#plak

Author : A-JaeZiziChan

 A-JaeZiziChan

Hola halo anyyeong~

Ini dia part 3 nya… readers deul! Mian mian jeongmal mianhae kemaren si mbak Tiffany berpulang (?)

Tapi memang dasarnya jalan ceritanya kek gini… masih tahan bacanya?

Cekidot!

Author PoV

Saat ini Yuri dan Himchan sedang berkencan di sebuah club malam mewah di daerah Gangnam. Mereka duduk di depan meja bartender dengan 2 gelas berisikan vodka di hadapan mereka berdua. Yuri memakai baju yang sangat ketat dan seksi yang menunjukkan lengkuk tubuhnya.

Dari kejauhan dengan pakaian serba hitam mereka, Myungsoo dan Yongguk duduk sambil mengamati ke-2 target brnilai 30 juta won yang berada tak jauh dihadapan mereka. Hanya berjarak sekian meter. Setelah mendengarkan informasi lengkap dari Hana (termasuk club malam tempat mereka berada saat ini) Myungsoo langsung mengusir Hana dari apartement nya dan menyusun rencana pembunuhan bersama Yongguk. Kali ini Myungsoo ingin sedikit bermain main dengan mangsa mereka.

“mereka terlihat bahagia.. aku tak sabar melihat mereka menjerit dengan darah yang menggenang ..”. ucap Myungsoo sadis dan datar sambil mengamati tiap gerak gerik Himchan dan Yuri.

“kuharap kau tak menghisap darah mereka..”. ucap Yongguk kemudian.

“untuk apa? Kau pikir aku itu vampire atau semacamya?..”. balas Myungsoo cuek, membuat Yongguk mengunci mulutnya dan tak membalas. Tiba-tiba saja Himchan dan Yuri pergi, Myungsoo dan Yongguk pun langsung mengikuti mereka berdua menuju basement.

***

Di dalam mobil sebelum Himchan dan Yuri pergi dari club malam tersebut mereka berdua sempat berbincang bincang sebentar.

“sepertinya ada mata mata yang mengikut kita chagi..:. ucap Yuri sambil melihta spion mobil Himchan.

“aku juga merasa begitu.. mungkin itu polisi yang melindungi kita… tenang  kita tak akan terbunuh ”. ucap Himchan kemudian. Yuri tersenyum kepada Himchan.

“benar chagi.. kita orang penting… HAHAHA…”. ucap Yuri menanggapi  kata-kata Himchan sambil tertawa dengan puas. Himchan kemudian menancap gas mobil dan melajukanya dengan kecapatan sedang.

Dibelakang mobil Himchan, Yongguk dengan setia membuntuti mobil honda silver yang di kendarai oleh Himchan. Sepertinya Himchan menyadari bahwa mereka di buntut i, sehingga Himchan menambah kecepatan lebih pada mobilnya dan memasuki jalan tol antar kota.  Hal itu merupakan hal fatal yang di sesali oleh Himchan, karena prediksi bahwa jalan tol akan ramai akan truk telah meleset besar. Jalan tol malam itu terlalu lenggang dan memudahkan Yongguk untuk terus berada di belakang mobil Himchan. Akhirnya ketika sampai di pintu tol ketiga, Himchan berbelok menuju ke luar jalan tol dan masuk ke jalan menuju puncak Namsan. Dengan sigap Myungsoo menembakkan dua peluru ke arah ban mobil Himchan hingga membuat mobil tersebut kehilangan keseimbangan hingga akhirnya berhenti setelah menabrak dinding tebing.

Himchan keluar dari mobil sambil memegangi kepalanya yang elah mengeluarkan darah. Ia menatap Myungsoo dan Yongguk dengan tatapan bengis. “Siapa kalian !….”. bentak Himchan mencoba melawan rasa takutnya ketika Yongguk memberikan sebuah pistol yang di beri peredam pada Myungsoo.

“Kami bukan siapa-siapa…”. ucap Myungsoo kemudian melepaskan satu peluru tanpa suara menembus kepala Himchan. Darah menyembur keluar dari lubang yang Myungsoo buat dengan timah panas yang baru saja meluncur bebas seperkian detik tadi. Tubuh Himchan ambruk dengan darah yang mengalir dari lubang di kepalanya serta mulut dan mulai membuat sebuah jejak darah.

Yuri yang tadinya masih berusaha mendapatkan kembali pengelihatanya yang kabur akibat terbentur dan melihat kekasihnya mati tertembak dihadapanya, ia langsung berlari keluar dari mobil dan mencoba menghidari Myungsoo. Myungsoo tak bergerak dari tempatnya dan memberikan pistol berperedam itu kepada Yongguk. “Kali ini kau saja yang menghabisinya…”. ucap Myungsoo.

Yongguk kemudian berjalan mendekati Yuri yang terjatuh karena memakai hak tinggi. Satu tembakan menembus kaki kiri Yuri. Dengan sisa tenaga yang ada Yuri berusaah berdiri sambil memgangi tiang pembatas jalan. Belum sempat ia kembali berlari, Yongguk kembali menembaki Yuri dengan tiga tembakan yang megararah ke dada, leher dan perut. Darah mulai membasahi tubuh Yuri. Dengan keadaanya yang sudah diambang maut, Yuri menatap Yongguk dengan tatapan penuh kebencian seoal olah mengutuk Yongguka akan mengalami kematian yang lebih sadis darinya. Tiba tiba sebuah pisau kecil menusuk kepala Yuri dan membuat Yuri jatuh kebelakang dan hilang di telan gelapnya jurang malam itu. Dengan langkah santai Myungsoo mengintip jurang itu sambil menyalakan lampu senter kecil yang ia bawa. Ia dapat melihat mayat Yuri tersangkut ranting ranting pohon dengan darah segar yang masih menetes.

“Tuan!! Anda tidak apa- apa?…”. tanya seseorang namja  yang baru saja turun dari sepeda montornya. Namja itu terlihat manis dengan paras yang nyaris mirip dengan aktor terkenal bernama Kim Soo Hyun.

“Hyung.. ada saksi.. “. Ucap Myungsoo, Yongguk hanya mengangguk kemudian mereka berdua langsung berjalan mendekati namja itu.

“Siapa namamu?..”. tanya Myungsoo pada namja yang mulai ketakutan ketika melihat Myungsoo mengambil alih pistol dari tangan Yongguk. Sambil mundur namja itu terus memasang ancang ancang berlari.

“a.. aku Kim Jong Dae!.. wae?…”. jawab namja yang bernama Kim JongDae tersebut.

“ania, hanya saja kami akan segera mengirim mu ke akhirat karena melihta pekerjaan kami.”. ucap Yongguk. Namja bernama JongDae tersebut kemudian terbelalak kaget karena mendengar kata kata yang keluar dari mulut Yongguk. Tampa diberi aba aba, JongDae langsung berlari secepat yang ia bisa. Myungsoo dengan sigap menembak punggung dan kaki Jongdae hingga membuat JongDae jatuh tersungkur.

Myungsoo kemudian berjalan mendekati Jongdae kemudian melepaskan kembali peluur terakhir dalam pistolnya menembus kepala JongDae dan membuat lubang di kepalanya. Darah langsung memuncrat ke segala arah termasuk ke wajah Myungsoo yang berada lumayan dekat dari sumber darah.

“Saksi sudah lenyap.. kajja kita kembali..”. ucap Myungsoo kepada Yongguk kemudian mereka naik kedalam mobil dan meninggalkan 3 jasad yang tewas mengenaskan itu begitu saja.

(Hana House)

Kim Hana PoV

Perasaanku sejak diusir dari apartement Myungsoo dan Yongguk sangatlah tidak enak. Apakah jika aku mengatakan semua yang kutahu tentang Yuri sunbae dan Himchan sunbae pada mereka, akan ada hal buruk terjadi?. Walau akan berdampak buruk, mungkin itu bisa menjadi karma yang pantas untuk mereka.

Saat perasaanku tak nyaman begini biasanya Tiffany sunbae yang menghiburku, tapi kini dia sudah tak ada. Kulirik Sunggyu oppa yang masih asyik berkutat dengan PSP yang baru saja kuisi dengan game baru sepulang dari apartemen Myungsoo dan Yongguk. Wajah Sunggyu oppa saat ini terlihat tak se penat dulu, mungkin karena dia mendapatkan partner seorang Nam Woohyun. Yah teman oppa di kantor kepolisian yang baru saja menyelesaikan tugasnya bersama seorang polisi bernama Jung Daehyun di Busan.

Sebenarnya setelah menceritakan semua yang kutahu tentang  2 subaeku itu aku ingin sekali bertanya kenapa mereka terlihat beegitu tertarikdengan 2 sunbae itu. Tapi sayang dari ekspresi mereka saja, sudah pasti mereka akan menolak jika di tanya. Aku tak mau mengambil resiko seperti ketika aku membuntut i Myungsoo.

Tiba tiba saja telfon berdering memecahkan lamunanku begitu saja. Kulirik Sunggyu oppa yang masih diam di tempatnya dan memberi perintah untuk mengangat telefon. aku menggelengkan kepalaku tanda menolak, tapi ekspresi wajah Sunggyu terus memaksaku untuk menangkat telefon tersebut. Akhirnya aku mau emngangkat telefon tersebut setelah Sunggyu oppa bersiap emleparkan buku tebal yang ada di dekatnya. Sial, siapa yang emnaruhnya disitu..

“Yeoboseo…”. angkat ku malas.

“Yoeboseo.. ah, apa Sunggyu hyung ada di rumah?… aku mau bicara denganya…”.

“Ne dia ada di rumah… nuguseo?..”. tanyaku kemudian.

“Kau Kim Hana kan?…  Naega Namu oppa~ apa kau lupa pada oppa mu ini??…”.

Aku langsung terdiam sesaat. Bagaimana bisa orang ini langsung dengan pedenya mengaku sebagai oppa ku. Dasar pohon.

“Siapa yang menelefon Hana-ah?..”. tanya Sunggyu oppa akhirnya.

“Ma Namu oppa (Namu oppa sialan)”. Ucapku dengan lantang, aku sengaja melakukanya agar Woohyun oppa mendengarnya.

“Dasar tak sopan!.. pergi ke kamarmu sana.. hush hush!…”. usir Sunggyu oppa setelah merampas gagang telefon dari tanganku kemudian mengibas ibaskan tanganya dan mengusirku seperti mengusir ayam. Aku tak menuruti kata kata Sunggyu oppa dan kembali duduk diatas sofa sambil mengambil alih game pada PSP yang tadi di pegang Sunggyu oppa.

BRAK!

Sunggyu oppa tiba tiba menutup telefon dengan keras. Terlihat waahnya memancarkan kemarahan yang luar biasa. Aku hanya bisa mengerutkan keningku tanpa bertanya. Hal yang paling mungkin terjadi adalah ada pekerjaan baru yang menanti  Sunggyu oppa di luar sana. Sunggyu oppa langsung berjalan mengambil jas dan kunci mobilnya.

“oppa ada pekerjaan. Kau jaga rumah!..”. ucapnya kemudian meninggalkan ku sendirian dirumah.

(Hangang park)

Author PoV

Pagi pagi sekali Myungsoo sudah keluar bersama Yongguk untuk sekedar melakukan jooging pagi sebelum nanti pukul 8 mereka akan menemui Jiyeon di sebuah cafe yang masih berada di daerah Sungai Han. Saat mereka sedang berjooging ria tak sengaja Yongguk melihat Hana sedang Jooging sendirian.

“Hana!..”. panggil Yongguk. Pemilik nama tersebut langsung menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya dan tersenyum, lalu menghampirinya.

“kenapa kau memanggilnya?!..”. protes Myungsoo pada Yongguk.

“waah… kalian juga Jongging… Yongguk oppa dan Myungsoo~”. Ucap Hana ketika ia sampai di hadapan Myungsoo dan Yongguk.

“Ya,, lines berapa kau !.” protes Myungsoo yang tak terima karena sepertinya Hana tak menghormatinya.

“aku lines 93, wae?..”. jawab Hana.

“Tak sopan sekali kau!.. aku lines 92!..”. ucap Myungsoo kemudian berlari mendahului Yongguk dan Hana. Hana hanya bisa melongo melihat sikap Myungsoo.

***

Jam kini sudah menunjukkan pukul 8. Yongguk memberi tahu Myungsoo bahwa ia akan menemui Jiyeon sendirian. Awalya Myungsoo protes karena merasa dianggap seperti hewan yang harus menunggu majikanya di luar cafe. Tapi mengingat tentang adanya saksi sekaligus mangsa tak di duga semalam. Jiyeon pasti akan menyindir habis habisan mereka berdua. Hal itu sudah pasti memancing amarah Myungsoo yang bisa saja menyiram Jiyeon emnggunakan kopi atau bahkan melemparkan vas bunga.

Sementara Myungsoo menunggu Yongguk menyelesaikan urusan bisnis mereka bersama Jiyeon. Ia memesan kopi hangat dan sandwich sebagai sarapan paginya. Tiba-tiba tiba Hana duduk di depan Myungsoo. Myungsoo tak mengindahkan keberadaan Hana lagi seperti pertama kali mereka bertemu. Ia sibuk membolak balikan halaman koran pagi yang di sediakan secara gratis oleh cafe tempatnya sarapan sekarang.

“Tch.. kau mengabaikanku lagi…”. ucap Hana sambil cemberut. Myungsoo tetap tak menjawab ucapan Hana dan mencoba menyibukan dirinya dengan membaca rangkaian huruf dan kata  tak menarik di dalam koran tersebut.

“Mianhae Myungsoo oppa karena tadi aku berbicara dengan menggunakan bahasa banmal padamu… ne ne?..”. ucap Hana lagi mencoba merajuk. Myungsoo masih belum merespon Hana dan tetap cuek. Hana kemudian mendengus kesal.

“Susah sekali membuat mu bicara..!”. gerutu Hana kemudian meminum air mineral yang ia bawa dari rumah. Myungsoo kemudian menutup koranya , lalu menyeruput kopinya sedikit.

Hawa diantara mereka berdua berubah menjadi begitu dingin. Apalagi Hana sudah menyerah mengajak bicara Myungsoo. Sambil mendengarkan musik lewat earphone nya Hana sekali mencuri curi pandang wajah Myungsoo yang dingin. Myungsoo kemudian menatap Hana karena menyadari dirinya sedang diperhatikan. Myungsoo lalu tersenyum melihat Hana yang salah tingkah.

“waah!!! Kau tersenyum!!…”. seru Hana ketika melihat senyum Myungsoo.

“memangya kenapa jika aku tersenyum?..”. ucap Myungsoo menanggapi ucapnya Hana. Hana hanya mencibir ketika mendengar tanggapan Myungsoo yang tajam serta pedas. Dari arah kanan, terlihat Sunggyu dan Woohyun sedang berjalan jalan mengenakan pakaian bebas dan berjalan ke arah cafe tempat Hana dan Myungsoo sedang duduk bersama.

“Sunggyu oppa!!…”. panggil Hana sambil melambai pada Sunggyu. Sunggyu dan Woohyun kemudian berjalan menghampiri Hana dan Myungsoo.

“Jangan mengganggu kami!..  Kami sedang bertugas!..”.  Ucap Sunggyu.

“Kenapa bertugas mengenakan pakaian bebas seperti itu…”. ucap Hana.

“Ini namanya patroli. Kami sedang mengejar pembunuh yang melakukan pembunuhan di jalan menuju puncak Namsan semalam. Sepertinya ini bisa jadi tempat pertemuan yang bagus jikapun mereka pembunuh bayaran. Kami harus segera menagkapnya…”. ucap Woohyun menjelaskan. Myungsoo yang mendengarkan penjelasan Woohyun pun langsung mengirim pesan darurat kepada Yongguk.

“Chakkaman.. kau Kim Myungsoo kan?…”. ucap Woohyun. Myungsoo tak menjawab dan hanya menatap Woohyun dengan tatapan tajam.

“Lama tak berjumpa~”. Ucap Woohyun lagi sambil tersenyum.  Myungsoo mengepalkan tanganya kemudian melayangkan satu pukulan ke wajah Woohyun.

***

Yongguk masuk kedalam cafe sendirian dan berjalan menuju meja nomor 5. Meja yang di pesan Jiyeon sebagai tempat pertemuan mereka. Saat itu Jiyeon sudah duduk manis di kursinya. Jiyeon kemudian tersenyum pada Yongguk setelah Yongguk memberi salam.

“Duduklah…. sepertinya kau benar benar akan memperhitungkan apa yang akan dilakukan Myungsoo padaku… aku akan memotong bayaran kalian menjadi tinggal 25juta won…”. ucap Jiyeon tanpa basa basi.

“Sepertinya anda tak suka  jika hanya saya yang datang menemui anda..”. ucap Yongguk kemudian.

“Kau sudah tahukan oppa.. aku menaruh hati pada Myungsoo, dia sempurna dan dia harus menjadi milikku..”. ucap Jiyeon kemudian dengan sombongnya.

“Itupun jika and bisa menjinakkanya…  ngomong ngomong aku tak setuju dengan pemotongan harga itu… saksi sudah dilenyapkan tapi kenapa masih di potong..”.  komentar Yongguk kemudian.

“Kau sepertinya mengancamku.. tidak-tidak… ini perintah appa.. aku hanya menyampaikanya…”.  ucap Jiyeon kemudian.

“Benarkah menurut anda itu ancaman… jika anda tetap tak memberi bayaran penuh, saya bisa saja melakukan hal berbahaya pada anda agasshi!..”. ancam Yongguk.

“Bisa jadi… ho~ tenang dulu oppa.. jika kau mau bayaranmu penuh,  aku punya tawaran pekerjaan cukup besar, tapi kami hanya akan membayarmu setengah harga…”. ucap Jiyeon dengan tawaran manisnya.

“Tawaran pekerjaan seperti apa itu…?”. tanya Yongguk yang tertarik.

“kau tahu.. Do Kyung Soo , saingan grub mafia kita. Akhir akhir ini ia berhasil menguasai pasaran gelap internasional dan perlahan mempersempit kekuasaan. Ayahku ingin kalian menghabisanya dan mencuri cargo container yang akan ia kirimkan ke Cina 2 minggu lagi. Isinya adalah Ganja yang disembuyikan dalam bentuk kue…  biaya yang kami tawarkan adalah 50juta won..”. Jiyeon menjelaskan dengan rinci tentang tawaran besarnya.

Yongguk terlihat menimbang nimbang sebentar. “Baiklah.. aku terima bayaran 25juta won itu juga tawaran pekerjaan sebesar 50 juta won tersebut..”. ucap Yongguk akhirnya. Jiyeon tersenyum puas dengan jawaban Yongguk.

“Aku tahu kau akan menerimanya…. kalian sudah mngetahui dengan lengkap siapa Do Kyung Soo kan..”. ucap Jiyeon kemudian.

“Ne,.. senang bekerjasama dengan mu!..”. ucap Yongguk kemudian membungkukkan badanya lalu pergi. Ketika ia berjalan ia membaca pesan masuk dari Myungsoo . ia tak terlalu mengerti apa maksudnya, toh urusanya sudah selesai.

Begitu keluar dari cafe, Yongguk mendapati Myungsoo sedang memukul namja yang sama sekali ia tak ketahui itu. Dengan sigap Yongguk menahan Myungsoo agar tidak mematahkan tulang leher namja yang di pukulnya tadi.

“MA! (sialan) lepaskan aku hyung!…”. bentak Myungsoo sambil meronta ronta ketika Yongguk mengunci tangan Myungsoo.

“ya! Kim Myung Soo hentikan!!!…”. bentak Yongguk. Myungsoo akhirnya berhenti meronta dan melepaskan tanganya dari kuncian Yongguk dengan kasar. Ia menatap Woohyun dengan tatapan dingin penuh dendamnya.

“Nam Woohyun..  Kau akan mati!…”. ucap Myungsoo sambil menunjuk Woohyun kemudian pergi begitu saja. Yongguk kemudian menyusul berjalan di belakang Myungsoo, meninggalkan pertanyaan besar di kepala Hana maupun Sunggyu yang tak tahu apa apa mengenai hubungan antara Myungsoo dan Woohyun.

TBC

Uwooooooooo!!!!….

Himchanieee #author nangis

Aku beneran kejem dah, suami sendiri aku bikin mati (di ONESHOT nya Youngjae, Youngjae juga mati)

Eotthe readers?…  jelek ya?… mian jeongmal mianhaee

 

Sekali lagi minta maaf kalo biasnya pada merenggang nyawa disini #bow *sujud #di mutilasi readers

 

Sampai ketemu lagi di part 4 !..

#ngilang naek buroq

Jjajajjaja


Let Out The Beast [Part 5# No Mercy] [ENDING]

$
0
0

Title : Let Out The Beast [Part 5# No Mercy] [ENDING] || Author : -BabyPheonix-

Main Cast:Kim Hye Rim (OC) | All EXO member |A Girl

Genre :  Fantasy,friendship,comedy,romance,AU, Psycologi || Rating : PG-15

Length : Chaptered || Disclaimer :  The Story ©100% my idea. Don’t be plagiarism, or copy my fanfic. cast isn’t mine but god’s mine and his parents’ mine.

no mercy

=HAPPY READ=

 “Nama : Jung SooMin

Ttl : 1- febuary-19XX, haah ini hanya penjesan anehnya… oii!! Kau tunggu!” Sehun memanggil seseorang  namja yang kebetulan lewat di depan mereka.

“Hmm.. apa..?”

“Kau tahu tentang anak ini..? bukannya dia masuk dua tahun yang lalu dan sekarang masih kelas 12..?” tanya Sehun, namja tadi mendekatkan wajahnya ke arah buku dan menyipitkan matanya pertanda memikirkan sesuatu.

“Eeh! Ia sih memang begitu, tapi kabar-kabar mengatakaan kalau 2 minggu yang lalu , ia meninggal dunia, karna kecelakaan…”

“……………………………..” mereka bertiga terdiam mendengar penjelasan dari namja tadi, seakan tidak percaya, bagaimana bisa yeoja keturunan wolf itu seenaknya saja mengambil tubuh orang mati. Tentu saja tak ada orang mengenalinya karna rambut merah mencoloknya itu!

“Hei.. kalian kenapa…?”

Let Out The Beast | No Mercy | Story Begins

“Hei.. kalian kenapa..?” Tanya sang namja membuat ke tiga orang itu langsung tersentak dari lamunan mereka.

“Ah.. aniya~ gomawo..” elak Hyerim lalu membungkuk kearah namja tadi yang dibalas dengan anggukan sang namja lalu pergi meninggalkan mereka yang hanya bisa terdiam dengan wajah pucat.

“Apa yang harus kita lakukan… ?? kalau seandainya kita membunuhnya pasti tubuh wanita yang dia paKai akan…” Chanyeol menggantung kata katanya, lalu menatap Sehun dan Hyerim bergantian,

“Ya kau benar kalau mereka menghancurkan gadis itu berarti tubuh yang ia pinjam juga ikut hancur, dan  makam itu akan kosong” sambungnya lagi, nafas Hyerim dan Sehun tercekat. Terdengar jelas mereka menelan saliva dengan susah payah

“Bagaimana kalau kita cek dulu, makamnya….?” usul Sehun dan itu usul yang sangat buruk menurut Hyerim, apakah dia tak berfikir bagaimana cara mengecek makam!

“Kau gilaa! Bagaimana caranya! Haruskah kita bongkar makamnya begitu…?”

Sehun mengganguk, Hyerim hanya bisa memegangi kepalanya yang mulai sakit, bagaimana bisa dia berfikiran segampang itu membongkar makam bukan lah hal mudah dan satu lagi Hyerim tak kuat pergi ke makam pada malam hari heei! Tentu saja harus malam kalau siang apa jadi nya nanti di kejar masa..

“Aaiisshh!! Jinjja tak ada cara lain apa..!”

“Hanya itu caranya, master…” sambung Chanyeol. Hyerim hanya bisa menghela nafasnya, sebenarnya dia sedikit keberatan dengan usul Sehun tadi, tentu saja selain  mengerikan itu juga melanggar hukum.

“Baiklah kalau begitu kita rundingkan dengan yang lainnya..” ucap Sehun seraya beranjak dari duduknya, di ikuti oleh Hyerim dan Chanyeol, lalu mereka semua berjalan meninggalkan sudut pustaka tersebut dan beralih ke tengah perpustakaan.

Di sana sudah menunggu ke 10 lelaki yang sibuk dengan buku dan makanan mereka masing masing, sepertinya ada perseteruan kecil di antara mereka, sangat terlihat dari ekpresi dan aura gelap yang menjalar kemana-amana.

“A…ada___”

“JANGAN TANYA!”

Teriak mereka semua, kearah Hyerim Chanyeol dan Sehun, sedangkan mereka bertiga hanya bisa menatap teman temannya itu dengan tatapan seakan berkata “ini pasti ada yang aneh”. Perlahan ke tiga orang tadi kembali duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Beberapa menit mereka semua larut dalam keheningan, sampai pada sang lelaki bermata biru laut itu berdiri dan menatap mereka semua satu persatu. Namun dia lebih menatap 3 orang yang baru saja datang____Chanyeol, Sehun dan Hyerim

“Baiklah… apa yang kalian dapat..?” tanya lelaki bermata biru itu dengan nada yang serius, Sehun meneguk ludahnya dan mulai berdiri.

“Begini… tadi saat kami melihat semua album sekolah.. kami menemukannya..!” jelas Sehun seraya menyerahkan buku yang lumayan tebal itu, dan membuaka halaman yang dimaksut lalu menujuk salah satu foto di sana.

“Tak salah lagii! Memang ituu!” teriak Xiumin, semua yang ada di situ(minus Xiumin Hyerim, Chanyeol dan Sehun) menatap dengan seksamaa ke foto itu

“Tapi ku kira rambutnya merah..?” tanya Luhan seraya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

“Ya… kami kira begitu… tapi.. seberanya orang yang kita lihat kemarin bukanlah orang ini… orang ini sudah meninggal….”

Penjelasan Sehun membuat suasana di sana semakin mencekam dengan keadaan cahaya yang redup juga angin dari luar yang membuat bulu roma berdiri, ke 13 orang di dalam ruangan itu hanya diam.

“Jadi….. siapa yang kita lihat kemarin….?” tanya Baekhyun membuka suara.

“Mayat yang di kendalikan….”

“Ta-tapi.. itu belum tentu kan…!” saut D.O,

Kris mengangkat buku itu dan dalam sekejap buku utuh tadi langsung terbakar dan yang membuat semua orang di sana terkejut api itu melahap buku yang tebal tadi hingga tak tersisa bahkan abu pun tak ada.

“Keterlaluan!!! Kita bunuh gadis itu SEKARANG JUGAA!” teriak Kris seraya berjalan cepat meninggalkan semua orang yang hanya bisa terdiam melihat kemurkaan sang naga.

“Kriis!! Hentikan..!”cegah Chanyeol seraya menarik tangan Kris, sekuat tenaga sang naga mencoba melepasakan cengkraman Chanyeol namun apa daya cengkraman itu sangat kuat.

“Lepaskan!”

“Kau tidak bisa terburu buru seperti itu..!!! ki______”

 “Ya Kris… kau tak usah terburu buru….” sebuah suara dari seorang wanita berambut merah yang sekarang tepat di depan mata mereka semua, wajah pucat dan mata yang semerah darah, tampak bibir itu tersenyum iblis.

“KAU!!!!”  Kris melemparkan buku ke arah sang gadis namun tak ada gunanya buku itu berhenti lalu jatuh begitu saja.

“Kalian mau membunuh ku…? khu… bahkan melihat anak buah ku saja kalian lari seperti orang pengecut…kalian tahu aku akan terus menghancurkan exo planet dan juga bumi ini… perlahan lahan.. dan akan ku buat dunia yang baru…” jelas sang gadis dengan suara yang semakin lama semakin tinggi.

Para exo hanya bisa terdiam mereka semua benar benar tak menyangka bahwa gadis itu ada sedari tadi mereka berunding di ruangan ini, sepertinya semuanya sudah memasuki zone.. terutama Tao yang sudah siap dengan pedang di tangannya.

“Kenapa..? kalian takut pada ku..?!”

*batss!* Tao tiba-tiba melompat dan mencoba menebas sang gadis, pedang tajam itu malah menebas rak buku di belakang gadis tadi dan hal hasil rak itu terbelah dua. Tapi.. kemana gadis tadi..?

“Kalian semua sangat licik..!”

Sesaat semua pasang mata tertuju ke arah sumber suara yang sekarang entah sejak kapan berada diatas rak buku dibelakang mereka semua.

“Brengsek!” ketus D.O seraya memukul lantai yang sukses membuat lantai di bawah rak buku itu terangkat dan tentu saja hal tati membuat rak tersebut terbalik, bunyi yang cukup keras dan gumpalan debu saat rak tersebut jatuh membuat mereka tak bisa melihat posisi sang gadis. Namun saat semua debu menipis, tak ada siapapun di sana.

“Cih… sangat mudah di tebak..”

Suara itu lagi, namun dalam arah yang berbeda dan sekarang sang gadis tepat berada di depan mereka, tangannya memainkan sebuah benda seperti kalung. Lalu mengangkat kalung itu.

“Kalian tahu! Apa yang kulakukan saat kalian tiba-tiba sakit tadi…? ini!!” gadis itu meremas liontin kalung dengan sangat kuat, dan tiba-tiba semua exo jatuh seraya memegangi kepala mereka, Hyerim yang melihat itu hanya bisa teridam.

“Yaak!! Kalian kenapa!” teriak Hyerim seraya berjongkok dan memegangi punggung Chanyeol. Semua exo memegangi kepala mereka meremas untaian rambut mereka seakan mereka ingin melepaskan benda itu.

“hahahahahahahahaha!!! Ini menyenangkan..! kalian mahkluk bodoh yang selalu melengah hingga kalian tak tahu di dalam liontin ini adalah rambut dan darah kalian aku mencampurkannya dengan ramuan khusus yang bisa membuat semua kekuatan kalian lenyap seketika saat aku mennggengam dengan erat…” jelas sang gadis malah mengeratkan genggamannya terhadap liontin kalung itu, dan langsung membuat sebuah teriakan lolos dari ke 12 exo.

“AAAKKKKKKKKKKHHHHHHHHHHH!!!!”  teriakan yang sangat kencang, namun beberapa detik sesudah teriakan darah segar mengalir dari mulut mereka. Hyerim hanya bisa diam.. dia tak bisa melakukan apapun dia hanya manusia biasa, namun jika para exo mati habis lah juga semua kehidupan di dunia ini.

“Hentikan…. KUMOHON HENTIKAN..!!”

“Oh… kau.. manusia yang selalu menggangu ku…!”

“Hentikan ! apa kau tidak puas melihat mereka kesakitan seperti itu!!a______” Hyerim tak bisa melanjutkan perkataannya saat gadis itu tiba-tiba terbang dan mencekik leher kecil Hyerim seraya menyandarkan gadis itu di dinding, bahkan kaki Hyerim sekarang tak menapak karna sang gadis dengan mudahnya mengangkat tubuh mungil Hyerim.

“AKU TAKAKAN PERNAH PUAS! Dan kau jangan pernah berfikir aku dengan mudahnya menghentikan itu semua..! kau itu tak tahu apa-apa!!!” semakin lama cekikan sang gadis merah malah semakin keras.

“A____akh….le…pas…!”

“Aku sungguh muak melihat mu!!! Lebih baik… kau mati saja.. ya…!” Gadis merah itu bersiap untuk menusukan kuku tajamnya namun…

*brrrraakkk!!* sebuah kamus meLayang begitu saja nyaris mengenai gadis tadi,  garis bawahi  itu hanya “nyaris” karna sang gadis sudah menghindar, dan itu membuat Hyerim terjatuh seraya memegangi lehernya yang memerah.

“Kalian memang Licikkk!!! Sebagai gantinya aku bawa manusia ini…!”ucap sang gadis merah seraya menggangkat tubuh Hyerim.Mata mereka semua membulat sempurna saat mendengar perkataan sang gadis merah, Chanyeol dengan cepat berlari mendekati mereka berdua, namun….

Terlambat mereka berdua menghilang….

“MASTER…!”

Let Out The Beast | No Mercy

Hyerim POV

Bunyi itu terdengar jelas saat tubuh ku di hempaskannya ke lantai, mata ku sayu rasa sakit yang termat sangat masih bersarang memenuhi leher ku, dan tubuh ku, aku tak bisa mendengar dengan jelas apa yang dia katakan, gadis berambut merah yang sekarang dengan santainya mengangkat tubuh ku lalu menghempaskan ku ke sebuah kursi dan mengikat tangan ku, aku bisa merasakan tangan dinginnya mengelus wajah ku dan.

*Sret!* kukunya yang tajam merobek kulit pipi ku, oh Tuhan sakitnya tak tertahankan,aku bisa merasakan  apakah aku akan mati di sini..

“ Kau bahkan tak melawan sedikit pun..! jadi jangan sok kuat!” ketusnya, aku bisa mendengar dengan jelas suara seraknya itu namun aku tak bisa melihat dengan jelas sekarang, kesadaran ku mulai di pertaruhkan.

“Sudah mulai mati…ya…”

“Aku tak akan mati! Ditangan mahkluk seperti mu!” teriak ku, entah mengapa aku mengatakan hal itu, karna aku yakin ini akan baik baik saja(walau dalam hati aku menangis) aku mencoba menguatkan tubuh ku, saat mata ini bisa melihat dengan jelas hal yang pertama ku lihat adalah sekelompok wolf lapar yang sedang mengelilingi ku lalu wanita itu.

“Kau sangat berani ya manusia!!!”

*brruukk!* aku terhempas saat wanita itu menendang keras perut ku, rasanya sakit sampai kekepala, aku terbatuk dan mencoba mengatur nafas ku yang mulai tak beraturan namun bagaimana pun aku melakukannya hal itu percuma rasa sakit yang sangat menjalar keseluruh tubuh ku.

“Kau.. memang setan…! apa mau mu sebenarnya..!” teriak ku dengan sekuat yang ku bisa dan ukh! Aku bisa merasakan sepatunya menyentuh kepala ku,ia menginjak kepalaku.

“Akan ku ceritakan pada mu.. manusia!! karna aku ingin melihat mu menderita sebelum kau akan ku habiskan! 1000 tahun yang lalu kami para wolf dan exo planet hidup berdampingan, namun hal itu terjadi.. yang membuat kami wolf meninggalkan ah bukan mereka mengusir kami dari exo planet mereka menuduh kami sebagai pembunuh, kami memang membunuh… membunuh semua orang yang telah menjadikan kami budak saat itu! Para mahklu exo itu sama sekali tak punya hati dia sama seperti manusia menghancurkan dan ingin menguasai semuanya! Lalu kami merancanakan penyerangan pertama, kami sengaja hanya untuk melihat kemampuan mereka, tapi itu sia-sia mereka semua lemah dan ratu meninggal lalu… lalu mereka 12 membunuh peradapan kami! Dan mereka kira mereka telah membunuh kami semua.. namun aku ada! Aku masih hidup saat itu! Sebisa mungkin aku menhidupkan ras ku kembali dan melatih mereka menjadi 100 kali lebih kuat! Dan ini lah yang kami tunggu saat mereka semua lemah dan exo planet milik kami… juga dunia ini KAMI AKAN MEMBUAT DUNIA YANG BARU LALU MAHKLUK EXO PLANET DAN MANUSIA AKAN MENJADI BUDAK WOLF!!!” jelasnya semakin lama pijakan kaki di kepala ku semakin keras, cerita yang ia ceritakan hampir sama dengan cerita di buku saat itu namun di buku tak mengatakan bahwa wolf itu di perbudak, ini sudah keterlaluan dan kalau di biarkan semuanya bisa berkahir!

“Cih! Itu tak akan terjadi!! Karna  mereka akan membunuh mu! Hingga menjadi debu!!akhh______” aku merintih saat pijakan di kepala ku semakin keras, ia menarik kerah baju ku hingga aku terduduk kembali.

“Hah..! kau tahu berbicara memang mudah… tapi melakukanya belum tentu mereka bisa… kita lihat saja nanti…”

Kalian semua, rasa sakit yang kudapat kan ini pasti belum setimpal dengan rasa sakit dan tanggung jawab kalian semua yang besar, Chanyeol, Kai, Sehun, Luhan, Suho, Kris, Xiumin, Baekhyun, Chen, Tao, D.O dan Lay… aku percaya kepada kalian semua.

NormalPOV

Di saat Hyerim berada di tempat para wolf, ke 12 makluk exo planet itu sedang berpencar satu sama lain, sekolah yang tadinya bersih sekarang sudah seperti sekolah horor yang sudah lama di tinggalkan, dinding yang retak akibat amukan Kris dan Chanyeol lantai akibat hentakan kaki D.O barang barang tak pada tempatnya akibat tebasan angin Sehun dan amukan Luhan, beberapa benda hangus akibat sambaran petir Chen, dan pembekuan yang aneh akibat amukan Xiumin dan bagaimana dengan yang lainnya mereka masih sibuk mengacak ngacak seluruh ruangan yang mereka tahu, lalu semua orang di sekolah dan apakah kalian tahu waktu sejak tadi berhenti entah kenapa bahkan Tao tak bisa mengendalikan waktu saat ini.

“MASTER…!!! KAU DIMANA!!” teriak Chanyeol, mata merah keemasananya menyusuri setiap sudut ruangan labor.

“Sial makluk sialan!!” rutuk bakhyun terus berlari menyusuri kolidor yang penuh dengan orang orang yang tak bergerak sama sekali, ia memasuki ruangan musik dan sekelompok wolf sudah menunggunya disana dengan ari liur yang menetes netes, mata Baekhyun membulat sempurna saat perlahan lahan wolf itu mendekat.

“kenapa ada sebanyak ini..” ketusnya seraya mundur namun tiba-tiba kakinya tak bisa bergerak dan kepalanya mendadak sakit“_________aaaaaaa!”

Sementara Kai yang mendengar teriakan dari alah ruangan seni langsung berpindah keruangan itu, namun dia hanya menemukan keheningan, tak ada apa-apa, hanya angin siang yang bertiup melewati jendela yang terbuka.

“Hallo..? apa ada orang ….?” saut Kai setangah berteriak, Kai bertanya karna dia merasakan ada yang mengintainya sekarang namun entah dimana. Mata Kai menyusuri setiap sudut ruangan yang penuh dengan karya seni itu, ia melangkah lebih dalam ruangan.

“Hmm.. mungkin hanya pe________AKH!”

Sementara Hyerim masih di ruangan itu, nafasnya tak teratur akibat udara di dalam ruangan yang sangat tipis, belum lagi bau anyir dari darah yang terus menetes dari luka robek di wajah Hyerim, matanya terus mengawasi sang gadis yang sibuk tertawa setan seraya mengelus salah satu wolf disana.

“Aku yakin mereka semua takkan mengampuni mu!”

“Ohh… masih bisa berbicara ya…! hahahaha… lucu sekali, oh ya aku ada hadiah untuk mu..”

*Whuussh!*Brruukk!* sebuah ah bukan itu adalah 2 orang yang tiba-tiba saja muncul di hadapan Hyerim, dua orang lelaki yang tak asing lagi, Hyerim terdiam melihatnya kedua lelaki itu merangkak dengan susah payah di tubuhnya mengeluarkan banyak darah dari luka cakaran.  Namun beberapa detik memperhantikan mata Hyerim membulat sempurna, dua orang itu tentu saja ia mengenalnya.

“Baekhyun?! Kai…!?? andwee…!!! andweeeee!!!! Baekhyun Kaiii!!! Hiks… andweee!!!!” teriak histeris Hyerim menggema keseluruh ruangan itu air mata mengalir memabasahi pipinya, ke dua orang tadi hanya bisa menatap sang master dengan tatapan sayu mereka.

“Mas_____ter…” lirih Baekhyun dengan suara seraknya. Namun tiba tiba sang gadis merah mendorong  lebih tepat di sebut menendang mereka berdua hingga membentur dinding yang tepat berada  dibelakang Hyerim, darah segar mengalir keluar dari mulut Baekhyun dan Kai, mereka bedua bergeak gelisah menahan rasa sakit yang menjalar keseluruh tubuh. Namun saat rasa sakit itu belum sembuh tiba-tiba rasa sakit yang lain menjalar saat sebuah  pukulan  mendarat tepat di kepala mereka.

“Kaii….!!! Baekhyun… andweee!!! Hentikann! Jangan sakiti mereka…! hentikan…!” teriak Hyerim dengan air mata yang terus mengalir, tubuh Hyerim mulai berontak berharap ikatan itu terbuka.

“Hahahaha! Kau  Memohon..!dan itu tidak ada gunanya.. mereka berdua sudah sekarat.. dan aku akan menghadiahkan mu yang lain…” ucap sang gadis lalu menghilang.

“ANDWE!!!”

Sementara itu para exo sedang berkumpul di kolidor sekolah dengan wajah mengerikan mereka masing masing, namun saat menghitung anggota mereka kehilangan 2 orang yang sekarang mereka tak tahu diamana.

“Mana..? Baekhyun..?” tanya Chanyeol yang melihat sang saudara tak berada di sana sekarang.

“Kai juga tak tampak…?” saut Suho seraya melihat kesegala arah.

“Siaal!!” runtuk Chanyeol seraya menendang tong sampah yang berada di dekatnya. Tiba tiba sekelompok wolf bahkan ini sangat banyak mendekati mereka dan gadis itu ada disana.

“Hai.. kita bertemu lagi…”

Sedangkan orang yang mereka bicarakan sekarang sedang mengumpulkan kekuatan, di ruangan yang semakin lama semakin pengap itu, Hyerim masih menangis melihat keadaan Kai dan Baekhyun yang memang sangat menyedihkan bahkan kulit mereka sudah tertupi oleh darah yang semakin banyak mengalir.

“Master… huk..huk.. jangan menangis… kami baik kok…” lirih Kai dengan suara serak yang hampir tak terdengar.

“Anii! Jangan berbicara nanti darahnya semakin mengalir.. kumohon …”

“Kita menyedihkan ya…huk..huk.. terjebak oleh makluk seperti dia..” lirih Baekhyun seraya memegangi dadanya yang terasa amat sakit, ia bersandar ke dinding dan menatap langit langit, terlihat seperti atap yang sudah usang, mata sipitnya bergerak menyususuri setiap ruangan yang redup itu hanya ada satu lampu yang menerangi mereka.

“Hei.. ini masih di sekolah kan..?” tanya Baekhyun, Hyerim mengganguk.

“Master kau tahu kita di mana..?” sambung Kai lagi, Hyerim menggeleng, Kai yang melihat reakasi Hyerim hanya terdiam namun matanya masih mengintai sekitar, di sini redup, tak ada jendela maupun pintu.

“Master… saat itu kau ke exo planet..? apa melewati tempat redup tampa jendela maupun pintu…?” tanya Kai, sepertinya dia semakin membaik, ya satu yang sang gadis tak tahu exo tepatnya 12 orang itu,  mereka adalah makluk yang penyembuhannya cepat.

“Hhmm… tidak redup tapi sangat gelap…”

“Oh baik lah.. Baekhyun coba kau pastikan lampu itu benar lampu atau tidak..”

“Ehh ini sudah aku pastikan sejak, tadi.. ini bukan lampu… ini semacam cahaya dari bola roh…” jelas Baekhyun yang sukses membuat Hyerim dan Kai merinding seketika.

“Apa.. bola roh… kau jangan membuat ku takut Baekhyun..!”

“Tenang saja master.. kau tak perlu takut karna kita…” Kai memotong perkataannya saat bunyi tali terdengar pertanda tali yang mengikat Hyerim sudah putus “Akan keluar dari sini…” perkataan Kai di barengi dengan menghilangnya mereka ber tiga dari tempat itu.

Satu masalah terselesaikan, namun mereka tak tahu masalah yang lebih besar menghampiri mereka semua.

Disini tepatnya di perpustakaan yang sekarang mungkin tak berbentuk perpustakaan karna sudah terlampau porak poranda, mereka bertiga di sana sekarang, kenapa? bahkan Kai pun bingung kenapa dia berteleportasi ketempat ini. Dan jawabannya adalah itu….

“Oh…Tuhan…!!”

Ya di sana seorang gadis berambut merah yang sedang terengah engah dengan tangan yang penuh darah, lalu di sisi lain 10 lelaki dengan luka cakaran di setiap tubuh mereka dan tak di ragukan lagi terlah terjadi pertempuran yang amat menakutkan di ruangan ini tadi. Dan sepertinya mereka semua menyadari bahawa Kai, Baekhyun dan Hyerim berada di ruangan ini terutama gadis itu yang langsung mendelik keadah Hyerim.

“KA…KALIAN !!! KENAPA BISA…?!” teriak sang gadis,yang di barengi dengan seringai dari Kai, dengan santainya sang teleportation itu menujuk sang gadis.

“Kau tak tahu…ya…?” Kai menjeda kata-katanya dan saat itu juga para exo yang tadinya terlihat seperti orang sekarat langsung berdiri dan berjalan menuju Baekhyun Kai dan Hyerim. “Kami adalah, mahkluk istimewa yang takakan bisa kau kalahkan semudah itu…” kali menyelesaikan kata-kataya dengan seringai mengerikan.

“Ha..hahahahah..!!! KALI INI AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA!! AKU TAKAKAN MENGAMPUNI KALIAANN!!!!”

Sebuah teriakan yang di barengi dengan benda benda didalam ruangan itu melayang tak beraturan lalu berkumpul di depan gadis itu, dan dengan cepat benda benda yang bermacam-macam tadi melayang cepat ke arah mereka.

#Grrooowwwrrr!!!#

Barang barang yang sangat banyak tadi terbakar dan hilang tampa abu ingat ..?seperti buku yang di bakar Kris tadi, ya seperti itu… karna memang sang naga yang membakarnya namun Kris tetap berwujud manusia seperti biasa.

“Benda itu takkan bisa menghabisi kami…!”

HyerimPOV

Aku melihanya, saat bagaimana semuanya terjadi hal yang tak bisa masuk di dalam logika ataupun akal sehat, saat bagaimana Kris membakar semuanya hingga tak menjadi apapun, saat Luhan mengangkat banda berat itu dan melemparkanya ke arah sang gadis, aku tak tahu padahal tadi mereka sangat takut terhadap gadis tadi, bahkan mereka seperti tak berdaya, namun… entah mengapa mereka sekarang lebih kuat.

Mereka saling menyerang, antara gadis itu dan 12 kesatria dari exo planet, aku melihat itu dengan mata kepala ku saat darah sang gadis menetes dari mulutnya, mata ku membulat sempurna aku ingat… “gunakan cairan dingin darinya dan  menutup cahaya tersebut”  tunggu dulu ini…

“KALIANN!!! DIA MULAI LEMAH ….SERANG HINGGA DIA MATII!” aku berteriak, dan mereka semua manatap ku sambil tersenyum, lalu….. tiba-tiba aku merasakan ada yang mencekik leher ku dari belakang, rasa dingin akan tangan yang menyentuh kulit leher ku, dan rasa basah di antara leher dan bau anyir darah yang menetes mengalir melewati pipi ku.

“Kau…. akan ku bunuh kau sekarang juga..!!!!”

Oh tuhan ia meremas leher ku dengan sangat keras aku rasa nafas ku tersendat, rasa sakit yang menjalar hingga keseluruh tubuh ku, bahkan aku tak merasakan bahwa tubuhku ini sudah tak menatapak di lantai, Oh Tuhan aku tak bisa menahannya lagi ini sakit sekali. Aku bisa mendengar teriakan-teriakan mereka. Namun itu malah membuatnya semakin meremas leher ku.

“A…a…”

*Bssatttshh!!!!!!!!* aku mendengarnya seperti suara pedang menebas sesuatu, bersamaan dengan kendornya cekikan tanganya, tubuh ku terhempas kelantai saat itu aku merasakan basah di sekitar telinga dan wajah ku, mata ku sayu tak bisa melihat dengan jelas, apa yang terjadi saat ini aku hanya bisa melihat seseorang mendekati ku dan mengangkat ku, lalu kecupan riangan di bibir membuat ku seakan jauh lebih baik… siapa yang mencium ku…? samar samar..

Aku melihat gadis tadi di angkat oleh salah satu dari mereka ke depan pintu itu, pintu jalan ke exo planet yang pernah ku lewati, lalu….. semuanya terasa cepat sangat cepat aku merasa mereka mengerubungi ku…

“Master… ku harap kita bisa bertemu lagi… “ suara yang selalu ingin ku dengar, Chanyeol..

“Master… terimakasih kau telah merawat kami….” Kris…

“Master… tenang saja agar semua ini tak membuat mu sakit… kami akan menghapus semua ingatan mu….” Lay…?

“Ti____dak….” berusaha mengatakan itu, aku memang tak bisa melihat kalian dengan jelas dan mungkin ini yang terakhir, lalu kalian akan pergi tampa pamit lalu aku akan lupa semuanya kalian kira aku mau begitu! Aku menggeleng dengan cepat.

“Hah… baik laah master… aku… aku menyangangi mu…hiks….” Luhan jangan menangis kau tampak menyedihkan.

“Go…Gomawo…Jeong-mal..gomawoyeo…master.. hiks…” kau juga Kai, kau tampak tak lucu lagi jangan menangis oh dari mana kau pandai mengucapkan kata itu dengan sangat baik.

“Master Kim Hyerim… saranghaeyo…” ne… Tao nado saranghaeyeo…

“……… aku… minta maaf jika aku selama ini menyusahkan mu…” kau tak menyusahkan ku kok Suho.

“Master…!! aku akan mengunjungi mu… kalau aku bisa..” kenapa jadi tak bersemangat begitu..? aku menunggu mu Baekhyun

“…………… Master…hiks….” ia.. ? kau tak dapat berbicara Sehun…? dasar cengeng

“Makanlah yang cukup master… jangan terlalu sering bolos…” kau seperti ibu ku D.O

“………….Mian….” untuk apa minta maaf Chen..?

“…………Hiks..hiks…hiks…” Xiumin berhenti menangis kau tampak lemah akan hal itu

Mereka orang orang yang membuat ku seperti ini orang orang yang sudah membuat hidup ku penuh warna… terimakasih aku mencoba mengiklaskannya semuanya pergi biarkan dia pergi… mebiarkan….ya… SEMUANYA BERAKHIR………..

***

Aku merasakan angin sejuk melewati wajah ku, suara kicauwan burung yang menjadi melodi dalam telinga ku, mata ini terasa berat walau hanya untuk terbuka, namun kilauan cahaya membuat ku tak bisa menahan untuk tak membuka sepasang manik mata yang entah kenapa sudah lama tak kubuka.

Aku membuka mata ku mencoba menyesuaikan setiap cahaya yang masuk, setelah itu semua cukup beberapa kali aku mengejap, mata ku terfokus menghadap ke kalender tanggal 2 oktober, padahal… eehh! 2 oktober..! hari itu kan.. hari dimana akau bertemu dengan mereka, ini pasti ulah Tao.. seenaknya saja memutar waktu… aku tersenyum simpul lalu dengan cepat aku berlari menuju kekamar tamu berharap kalian ada di sana…

“Kris…! Chanyeol..! Lay!..ayo……………………..bangun…” mereka tak ada kamar ini kosong dan akan terus kosong… aku menghela nafas dan bergegas ke kamar mandi.

“Master.. makanan sudah siap…”  suara yang ku dengar saat akan ingin mandi, dasar D.O aku kan masih mandi, dan itu takaan pernah terjadi lagi. Hanya farmagen yang menghantui fikiran ku.

Di meja makan yang tak terlalu besar aku memakan cereal dan susu, rasanya sepi sekali…

“Master.. lihat wajahnya Chanyeol lucu ya…?”

“Heeyyy!! Ini gara-gara kau memukul ku Baekhyunn!”

“Masakan mu aneh D.O…”

“Kau yang aneh! Suho! Makan saja sana wolf! Huh! Enak kan master..?”

“Xiumin… sepertinya kau sangat kelaparan….?”

“He…? bigahin egah goh(biarin enak kok )…”

“Hiiiiii!! Telan dulu makanan mu…!”

“Sudah jangan bertengkar.. lihat master sudah marah..!!”

“Master kan sayang kepada ku tidak mungkin marah ia kan hehe…!”

“Apaaa!!! Ku bakar kau Tao!”

“Heeh kau terlalu egois Chanyeol…”

“Diam kau Kai! Ini urusan ku dengan Tao!”

“Sudahhhhhhhhhh!!! Nanti terlambat sekolah ia kan master…”

Ia… nanti kalian terlambat kesekolah, sudah jangan bertengkar… ukh… aku tak menyangka jika sesakit ini, mata ku mulai memanas , aku meneguk susu yang tinggal setengah hingga benar-benar habis dan tampa sadar sebuah cairan bening menetes dari pelupuk mata, aku sadar sekarang aku sendiri.

“Kenapa kalian tak bilang kalau rasanya sesakit ini…….” lirih ku seraya membenamkan kepala ku ke di tangan.

*Tok..Tok..Tok…* siapa..? dengan malas aku bangkit dan berjalan menuju ke depan pintu, aku juga masih berharap saat itu kau yang ada saat aku  membuka pintu ini

“Master… ayo cepat nanti terlambat..!”

“Hyerim..? ayo cepat nanti terlambat..!” oh ternyata Zelo, aku ingat sebelum mereka bersama ku, aku memang pergi sekolah dengan namja ini, dan ini terulang lagi, hari ini terulang lagi namun berbeda… tampa ada kalian di sini…. dan kalian yang pasti akan berteriak…

“AYO BERANGKAT….!!”

“Hyerim..? kenapa melamun..? ayo…” ucap Zelo yang membuyarkan lamunan ku, aku tersenyum dan menganguk.

Maaf tapi walau sakit aku takaan melupakanya…

Walau kehidupan ku sudah kembali seperti biasanya, tapi sungguh aku akan terus menunggu janji kalian yang akan mengunjungi ku dengan senang hati kita kan bermain sampai lelah di taman bermain..

“Benar kah master…!”

Ia Luhan kau bisa bermain hingga kau puas, dan jangan lupa untuk kembali lagi, kita akan ke pusat perbelanjaan membeli apa yang kita mau, akan kepantai aku yakin kalian tak pernah ke pantai kan, lalu kita akan piknik di gunung  lalu tertawa bersama… aku janji jadi kalian harus datang ya…

Angin sepoi-sepoi menerbangkan setiap helayan rambutku udaara pagi yang segar ku harap kita bisa berjalan bersama lagi di sini pergi ke sekolah.. dengan Zelo juga tentunya haha.

.

.

.

The Story Is End Here..

GoodBye

 

 

Author note :   AKHIRNYAAA!!! SIAP JUGA … *tebar bunga* Y_Y annyeonghaseyo readers ..!! terimakasih yang sudah membaca cerita abal-abal ini hingga end! Author sayang kalian.. walau endingnya sad… tapi ngga masalah kan #digampar# eeh maaf bangettt ya author ngga bisa buat ending author bingung huueee!! Dan jadi lah yang ginian…-_- anehh banget… kwkwkw tapi tenang aja ada sequelnya kok, tapi itu kapan di postnya author juga tak tahu #PLAK! Jadi tetap setia dan terus baca ff karya author ya,dan author hadiri dengan …

GOMAWO…. *bow with EXO*

DON’T FORGET FOR RCL..!!!

 

 

 

 

 


Goodbye Summer

$
0
0

Title : Goodbye Summer || Author : BabyPhoenix’s (@MisScspy28)

Cast : Byun Baekhyun |  Park Chanyeol || Genre: General, Friendship, humor, Sad, fluff, AU

Rating : K+ || Length : Oneshot

Disclaimer :  The Story ©100% my idea. Don’t be plagiarism, or copy my fanfic. cast isn’t mine but god’s mine and his parents’ mine.

Fanfic ini bukan lah fic YAOI!! Just Friendship!!

-Inspirasion: F(x) Ft D.O(Exo) Goodbye Summer-

Goodbye Summer, My Summer Goobye,

Goodbye Summer official poster

.

23-juni -20xx | Kelas 6 SD

 

Hari itu dimana semuanya berjalan tak seperti biasanya aku terlambat datang ke Sekolah karna suatu hal, langkah kaki yang tergesa-gesa dan suara gumam pelan ku selalu terdengar saat aku memasuki kolidor sekolah yang sudah sepi, tentu saja ini sudah lewat satu jam pelajaran, entah apa yang akan di katakan Saem nanti saat aku memasuki kelas! Oh ya nama ku Byun Baekhyun 11 tahun seorang anak kelas 6 Sekolah Dasar  dan juga aku anak teladan yang sepertinya kan kehilangan julukan itu gara gara hal ini.

“Siall!!” ketus ku sambil terus berlari namun tiba tiba karna keasikan berlari aku benar-benar tak tahu kalau di ujung belokan itu ada orang dan  terjadi lah hal yang amat tak ingin ku rasakan, kepala ku lumayan sakit karna benturan kepalanya, aku mengelus pelan kepala ku dan mulai melihat orang yang menabrak ku em sebenarnya aku yang menabraknya tadi.

“Eeh… Mian… lho.. kau kan Baekhyunnie.. teman sekelas ku…”

Heeh kenapa dia memanggil ku dengan apa..? Baek..? apa..? dan juga kenapa dia mengenal ku padahal aku tak mengenalnya, yang ku tahu dia sekelas dengan ku, haah lagi pula aku tak terlalu mau menghafal nama orang itu merepotkan.

“Nama ku Baekhyun.. dan kau kalau berjalan hati-hati..”

“Eehh kan kau yang menabrak kuu!!!!” ketusnya seraya menunjuk wajah ku, seenaknya saja dia melakukan itu kepada ku.! siapa dia..? kenal saja tidak sudah membentak ku.

“Aku tak pernah menabrak orang …”

“Elehhh! Oh ya bukanya kau anak teladan, kenapa terlambat eohh..? jangan jangan kita senasip ya.. hehe..”

Aku hanya bisa menganga medengar perkataannya, menjijikan sekali! Aku berdiri lalu merapikan pakaian ku dan membalik badan tapi… oh demi anak aneh tadi kenapa Saem ada di sini sejak kapan wanita ini di belakang kami, oh Tuhan aku ingin bumi ini meneggelmankan ku sekarang juga agar aku tak di permalukan.

“Byun Baekhyun… ckcckckc… sudah terlambat lalu berisik di kolidor, haah kau di hukum… membersihkan halaman belakang sekolah..” jelas Saem ini sungguh menusuk hingga ke urat nadi ku ah terlalu berlibihan mungkin aku sedikit terkejut.

“Ehh! Tapi.. Saem…?”

“Baekhyunnie saja horeee ber_______”

“Kau juga Park  Chanyeol..”

“AH! Jangan dong Saem … ya yaa.. Saem… jangan ya…”

“KERJAKAN!”

-Goodbye Summer-

Akhirnya aku mengerjakan ini , dengannya ______haah….. kenapa nasipku jadi begini ya aku mau di beri hukuman tapi ini lebih dari hukuman dan anak aneh ini sangat menggangu ku, dia terlalu banyak bicara, berisik sekali!.

“Hei… kenapa kau tak mengenal ku padahal kita kan sudah hampir setahun sekelas..! kau ini kurang pergaulan  ya..”

“Eeh! Apa yang kau katakan..! aku hanya malas saja menghafal nama orang..!” ketus ku sambil memasukan rumput ke dalam keranjang sampah di sebelah ku, aku menatap anak itu dengan tatapan kesal lalu beranjak menjauhinya.

“Eh… kau mau kemana…?”

“Mau menjauh dari orang aneh seperti mu…!” teriak ku lalu berjalan menuju ke sudut halaman, dan karna terlalu ceroboh aku tersandung, hal hasil aku terjatuh, dengan cara yang amat tak elit tentunya.

“Yaa ampunn!!! Kau ceroboh sekalii!!” sautnya seraya mendekati ku dan membantu ku untuk berdiri oh demi apapun aku malu sekali! Kenapa bisa jatuh di saat seperti ini, aku berdiri namun yang membuat ku terkejut adalah saat emm siapa oh Chanyeol membersihkan lutut dan tangan ku yang kotor.

“Eh..? kok diam..? apa yang sakit..? aduh lihat dasi mu jadi mereng” ucapnya lalu akan memperbaiki dasi  ku reflek semua lamunan ku langsung buyar, dengan cepat aku mengindar dan memperbaiki dasi  ku, oh rasanya pipi ku sekarang memerah.

“..? Baekhyunnie..?” panggilnya lagi, aku melempar pandangan ke arah lain , kenapa dia masih memperhatikan ku seperti ini aku kan malu sekali, tampa mengabaikannya aku terus mencabuti rumput di pinggir pot bunga. Namun aku tersentak tiba-tiba merasakan sesuatu yang dingin di pipi ku, sontak aku menjauh dan benda apa itu, aku terduduk di tanah seraya memegangi pipi ku yang dingin, aku mendongkak dan dengan jelas aku bisa melihatnya menyodorkan sebuah eng..itu apa ya ice cream mungkin.

“Kau tak apa-apa kan..? ini untuk mu…” ucapnya tentu dengan senyuman yang terkembang, dengan ragu aku menggapai ice cream di tangannya dan mulai membukanya, ini ice cream rasa vanila aku tidak suka vanila…

“Ehh… apa ini..?”

“Itu ice cream rasa vanila… wae..?”

“Aku tak suka….rasa vanila…” ketus ku seraya mengembalikannya lagi, tampak ia tersenyum dan menyedok ice cream di tangan ku, lalu menyodorkannya kepada ku seperti mau menyuapi ku, eeh kenapa dia melakukan ini sih.

“Ayo… aa… coba lah pasti enak…”

“Tidak…”

“Ayooo….aa…” aku menggelengkuat dan menutup mulutku dengan tangan, namun dia masih setia dengan ice cream di  tangannya, aku masih tak bergeming aku bilang tak suka vanila kenapa dia masih memaksa, dengan terpaksa aku mengambil ice cream ku lagi dan mulai memakannya.

“Enak kan…?”

“Hehehe ia….” ini benar-benar enak, aku baru tahu kalau vanila itu bisa seenak ini, dengan lahap aku memakan ice cream yang baru saja ku tolak, haah enak sekali, entah karna mata hari yang semakin lama semakin terik atau ini lah rasanya berteman, aku memang sudah enam tahun di sekolah ini namun aku tak punya teman baik, hanya sekedar mengenal orang dengan nama hanya sebatas itu.

“Sudah ku bilang enak kau tak percaya… oh ya… kau memang tak punya teman atau apa sih..?”

“Aku ini tak terlalu suka berteman… ya karna aku lebih fokus terhadap belajar ku saja.. eomma juga lebih mendukung ku dalam belajar ketimbang berteman, itu sebabnya aku tak tahu nama mu…” tampa sadar aku mengatakan itu, beberapa tentetan kata yang ingin sekali aku curahkan entah pada siapa dan sekarang aku mengatakannya.

“Hmmm begitu ya…  yaaapp baik lah… aku Park Chanyeol! Dan mulai sekarang kita berteman ya… Baekhyunnie..”

Aku terdiam……. ia menyodorkan tangannya menunggu untuk aku menggapainya, dan sekrang di fikiran ku apa aku akan menggapai tangan itu..? berdiri dan berteman dengannya,…? tentu saja ia untuk apa menolak hal yang tak merugikan juga untuk ku, dengan senang hati aku menggapai tangannya dan tersenyum.

“Oh ya nama ku nama ku Baekhyunn!! Bukan Baekhyunnie!”

“Tidak aku harus memanggil mu Baekkhyunnie… titik..”

“Eekhhh!!”

***

Sejak saat itu kami berdua selalu bersama sama, walaupun aku agak sedikit terganggu dengan ocehan panjang lebarnya yang membuat ku sakit telinga, hingga saat aku sudah kehilangan kendali aku tak segan memukul wajahnya dengan buku tebal ku, walau begitu senyuman manis selalu terpampang di bibirnya, hari-hari ku penuh dengan canda dan tawa dia sangat baik pada ku, aku ingat betapa sulitnya ia mengambilkan ku roti di kantin yang ramainya minta ampun itu, dan saat kami di hukum gara gara bermain siram siraman air di kolidor sekolah dan anehnya yang membuat kami bermain aneh itu karna saem menghukum kami membersihkan kolidor dan entah kenapa berujung dengan saling menyiram air. Lalu saat saem meneriaki kami karna terlalu ribut di kolidor. Sungguh saat-saat yang menyenangkan.

21-Agustus-20xx

Dan tak terasa bahwa sudah beranjak ke perengahan musim panas, hari masih panas seperti biasanya dan di sini lah aku di sebuah pondok di tepi sungai dengan air yang jernih suara kumbang menjadi melodi di telinga ku, angin musim panas yang menyejukan menyapu kulit wajah ku, aku mempertahan kan mata ku  agar tak mengantuk demi orang ini! Dia yang sedang meremas surai hitamnya dengan kesal sepertinya dia sudah mulai frustasi dengan soal-soal yang ku berikan, hari ini Chanyeol (memohon) untuk di ajarkan pelajaran yang ia tak mengerti tapi aku tak pernah menyangkaa!! Kalau ternyata dia tak mengerti semua pelajaran. Ohh God!

“Aakhhhh!!!! AKU-ME-NYE-RAH!!!!!!!!!!!!” teriak Chanyeol seraya menghempaskan bukunya, aku menatapnya dengan tatapan mengejek sepertinya dia menyadari akan hal itu.

“Akuu memang!! Bodoh… jadi jangan menatap ku begitu Baekhyunnie!!”

“Hahaha… bukan begitu.. aku baru bertemu dengan orang yang tak mengerti seluruh mata pelajaran memangnya kau tak pernah memperhatikan ya…?” tanya ku tampak Chanyeol tersenyum. Namun entah mengapa aku merasa di balik senyumannya itu ada sesuatu yang ia sembunyikan.

“Aku… mungkin adalah kebalikan mu… aku tak peduli tentang belajar, aku hanya peduli bagaimana caranya aku bisa hidup tampa beban, dan makanya aku punya banyak teman… dan menghabisakan waktu ku hanya untuk bermain, lagi pula aku takut… kalau aku tak bisa merasakan suasana seperti ini lagi…”

Aku terdiam … aku sama sekali tak mengerti apa yang ia katakan..! dia mengatakan seakan sesuatu yang buruk menimpanya dan membuatnya menghilang dari dunia ini, apa dia sedang sakit… ya? tidak jangan pernah berfikiran seperti itu Baekhyun…! lihat orang seperti dia terkena penyakit palingan juga batuk atau pilek, ya…

“Hah..! kau ini bicara apa sih! … sudah lah itu tak masalah.. oh ya besok kita ke hutan mencari serangga ne!!”

“Baik lahh.. yahoooo!!….”

“Ia..ia.. tapi..jangan ribut…”

“Hehehe… “

“Baik lah lanjut belajar..”

“Eeehh!!!!”

Entah mengapa aku mengajaknya untuk menangkap serangga, aku benar-benar tak tahu itu terlontar secara spontan dari mulut ku, apa ini yang di sebut dengan peduli, ya aku peduli dengan senyum anehnya itu dia benar benar seakan ingin menghilang oh Tuhan aku mohon pada mu … biarkan kami menghabisakan musim panas ini berdua hingga kami lulus sekolah dasar.

22-Agustus-20xx

Hari ini adalah diamana kau membuat janji dengan Chanyeol dan sekarang kami telah sampai di hutan,  dengan membawa jaring serangga, mungkin semenjak kelas 2 sd aku melakukan ini namun ini adalah kali pertama aku pergi ke hutan bersama dengan teman, biasanya aku dengan appa yang mengawasi dari jauh.

“Haah… jadi kita mau jalan sampai kapan Baekhyunnie…?”

“Jangan mengeluh… sebentar lagi sampai…” ucap ku terus berjalan melewati pepohonan tinggi, hutan di sini takterlalu rindang jadi kami tak mungkin tersesat lagi pula sudah kubilang aku sudah melewati hutan ini ratusan kali.

“Woaahh! Lihat Baekhyunnie..aa! itu serangga… ayo tangkappp…” teriaknya seraya berlari dan mencoba menangkap kumbang tanduk yang menempel di pohon, dasar bodoh cara menangkapnya saja rusuh tentu kumbang itu terbang sebelum Chanyeol bisa mendekat. Aku memutar bola mata ku bosan dan mendekati Chanyeol yang sedang mengantar kepergian sang serangga, lucu sekali.

“Aku tah tahu kenapa aku mengajak orang aneh seperti mu.. tentu saja dia pergi kau rusuh sekali…!!!”

“Aaaihhh!!! Aku tahu..!!! lagi pula aku tak pernah menangkap serangga sebelumnya…”

“Lalu kau melakukan apa saja selama musim panas..?” tanya ku seraya berjalan terus masuk kedalam hutan.

“Aku melihat kembang api saat festifal… nanti pada  akhir musim panas “

“Eh.. benar kah.. aku tak tahu soal itu…”

“Tentu saja kau selaluuu belajar.. mana tahu… baik lah… nanti saat festifal kita pergi sama sama ya…”

“Benar kah…” baik lah baru pertama itu aku merasa sangat senang saat seorang mengajak ku, padahal hanya untuk melihat kembang api tapi aku sungguh senang.

“Ia.. aku janji…”

“Hmm.. eh.. lihat itu ada kumbang.. ku perlihatkan kepada mu caranya ya….” perlahan aku berjalan dengan selambat mungkin, bahkan sedikit suara saja itu bisa membuat kumbangnya terbang. Dan hup! Sekali tangkap kumbang itu terperangkap di jaring ku. Dengan cepat aku memasukannya kedalam kotak  plastik yang ku bawa.

“Ini dapat kan…”

“Woooaaahhhhhhhhhh!!!! Hebat hebatt!!!!” teriaknya dengan mata yang berbinar binar, ia mengangkat kotak plastik itu dan terus melihat serangga di dalamnya, tampaknya dia sangat senang. “Baiklah aaku tidak akan kalaahh….!!!!”

Dia sangat bersemangat padahal sekarang saja aku sudah terlalu letih, perlahan aku duduk di bawah pohon menikmati angin sepoi sepoi dan suara serangga, juga tak lupa suara teriakan Chanyeol yang masih berjuang menangkap serangga, dasar anak gigih.

***

“Ne…?”

“Hyunnie?

“Hyunne..!?”

“Baekhyunniee!!!”

Mata ku terbuka saat suara yang sangat keras mendengung di telinga ku, namun saat mata ini terbuka sudah jingga yang terlihat heeh~ sudah sore aku tak tahu kalau sejak tadi aku tertidur.

“Kenapa kau tak memabangunkan kuu!!!!” teriak ku namun dia berdiri dan meyodorkan kotaknya sudah di isi serangga, ehh sejak kapan.

“Aku berhasil hehe…” dia tertawa seperti itu padahal, lihat …!dia sudah tak berbentuk lagi, bajunya juga basah dan kotor, rambutnya acak acakan benar benar anak gigih.. jadi selama aku tertidur dia mencari serangga itu.

“Dasar…. haah baik lah sudah sore ayo kita pulang…”  aku bangkit lalu berjalan mendahuluinya, tunggu dulu, kenapa dia sama sekali tak menyaut, dengan cepat aku menghampirnya yang masih terdiam di sana.

“Chan… Oh Tuhan !! Chanyeolll!!!” teriak ku sungguh, aku panik saat itu aku tak menyangka saat Chanyeol tak bergeming tadi dia sibuk membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya.

“Hehe.. tak apa ini sudah biasa…”

“Kau kenapa tertawa bodoh!! Ayo cepat ku antar kau pulang! Kenapa kau tak bilang…!! bodoh…” teriak ku seraya memopongnya untuk berdiri, darah dari hidungnya tak henti hentinya keluar. Apa yang terjadi pada Chanyeol..? kenapa tiba-tiba begini.

“Mian Baekhyun aku merpotkan..”

“Aku Baekhyunnie.. bukan Baekhyun..! kau tak boleh memanggil Baekhyun!…”

“Ia.. ia Baekhynnie….”

Aku memopong sahabat ku ini, walau badanya lebih besar dari ku rasa penat benar benar tak terasa, karna aku tulus aku tak mau terjadi apa-apa padanya, dan baru pertama ini rasanya aku ingin sekali menangis, aku dengan sekuat hati mencoba tak menangis sekarang dan difikiran ku hanya bertanya apa yang terjadi pada sahabat ku ini.

Saat di depan rumahnya tampak eomma Chanyeol menangis saat aku mengantar Chanyeol dengan keadaan seperti itu, lalu beberapa kali eommanya membungkuk ke pada ku, aku tak begitu tahu tentang Chanyeol, bahkan aku tak tahu dia punya eomma yang sangat menghawatirkanya, dan aku juga tak tahu kalau dia seorang yang sangat kaya, dia orang yang ceria namun sepertinya sedikit tertutup.

***

Semenjak hari itu tak ada kabar dari Chanyeol, dia tak pernah lagi masuk sekolah, bahkan saat aku bertanya pada Seonsaengnim dia juga tak tahu, Chanyeol tak pernah datang hingga beberapa minggu berlalu, aku sendiri lagi kembali denga kehidupan lama dengan se cup ice cream vanila yang dulu amat ku benci dan serangga yang Chanyeol tangkap kemarin, serangga ku dia yang bawa, aku ingat sempat sekali dia tersenyum dan berkata “Tenang saja..! nanti kita kan ke festifal..”

“Bodoh..!” ketus ku pelan seraya membuang cup ice cream yang sudah habis aku rasa ini yang ke tiga hari ini, aku kesal sekali! Dengan ke heningan ini, aku tak tahu harus bagai mana aku tak tahu harus bermain apa lagi, kenapa kau tak datang datang bodoh! Aku sudah lelah mencari mu, saat aku kerumah satu orang pun tak ada yang menyahut! Atau pun keluar.

Dan tak terasa 3 hari lagi adalah festifal itu, dengan kepercayaan aku melangkah menju rumah Chanyeol semoga ada yang membukakan pintu, aku membunyikan bel beberapa kali, dan sepertinya Tuhan mengabulkan doa ku, saat itu seorang wanita paruh baya membuka pagar.

“Ne..?”

“Eh… anu.. ahjuma, apa aku bisa bertemu dengan Chanyeol..?”

“Eh.. Tuan muda..? sedang di rawat di rumah sakit…? apa dia tak memberi tahu ..?”

“E.. ti-tidak..? apa aku boleh tahu.. dia di rawat di mana..?”

“Rumah sakit X…”

“Oh baik lah ahjuma.. terimakasih….” ucap ku seraya membungkuk namun aku berbalik kembali, tampak ahjuma itu sedikit bingung “ Ohya kalau aku boleh tahu … ahjuma.. Chanyeol sakit apa ya..?” tanya ku, ahjuma tadi tampak sedih, saat itu jantung ku berdetak kencang nafas ku tersendat, aku merasakan ada yang tak beres.

“Tuan muda Chanyeol itu  sudah lama terkena leukimia dan sekarang dia sudah stadium akhir… saat temanya mengantar tuan pulang kemarin dia pingsan dan tak sadarkan diri.. ya begitu lah yang ku ketahui… maaf aku tak bisa memberikan banyak informasi…”

“Tidak ahjuma… terimakasih.. aku pergi dulu…!”

Oh tuhan saat aku meninggalkan kediamannya aku berlari dengan sekuat tenaga, kenapa ini bisa terjadi, harusnya aku tak mengajak nya untuk pergi mencari serangga saat itu! Dan sekarang aku baru sadar bahwa perkataannya “Lagi pula aku takut… kalau aku tak bisa merasakan suasana seperti ini lagi…” dia… takut! Dia takut bahwa penyakitnya itu membuatnya terkurung di rumah skit, dan sekarang itu terjadi.

 

 

Aku berlari menusuri kolidor rumah sakit yang sangat ramai, benar benar kejutan! Ya sangat kejutan!! kau bilang janji akan menemaniku ke festifal musim panas dan sekarang dia malah masuk rumah sakit! Dia tak tahu apa aku menghawatrikannya, ini dia ruangan ini kamar Chanyeol, aku menarik nafas dan mulai membuka pintu, suara decitan pintu membuat orang itu menoleh oh Tuhan kalau bisa aku tak ingin melihatnya, dia di sana duduk dengan buku di tangannya wajah yang semakin pucat, rambutnya semakin tipis tatapan yang sayu namun apa ini dia tersenyum.

“Baekhyunnie..?”

Aku berjalan mendekat, aroma obat menusuk hidung, dan di sini sangat hening Chanyeol hanya sendiri dan itu dia masih menyimpan kumbang kemarin masih hidup.

“Aku tak tahu kenapa kau sangat bodoh…!”

“Mian Baekhyunnie aku tak bisa menemani mu ke festifal besok…”

“Bukan soal itu bodoh!!! Kenapa kau tak memberitahu ku, soal penyakit mu ini!! Haa! Kau tahu aku sangat khawatir! Apa kau tak memikirkan bagaimana! Orang lain menghawatir kan mu!! Haah! Kau ini ..!otak mu itu sekecil apa sih!!”

“Hehe… mian…”

Di-dia masih bisa tersenyum! Setelah aku melontarkan seluruh kata-kata kasar itu, dia aku benar benar telah bertemu dengan orang bodoh aku benci sekali melihat senyum palsunya itu.! Benci sekali.

“Kau…. hentikan… membuat ku sedih… hentikan…. kumohon hentikan………” aku membenamkan wajah ku di pangkuannya, airmata ini tak bisa di bendung rasa sakit saat melihat senyumannya, senyuman yang penuh dengan rasa sakit. Aku merasakan ia mengelus rambut ku dengan sayang.

“Jangan menangis… laki-laki tidak boleh menangis…”

“Kau…!!  aku benci pada muuu!!! Kau tak mau terbuka terhadap ku! Kita kan teman ..! apa kau tak menganggap ku teman…?”

“Mian.. Baekhyunnie… aku… tak tahu harus bagaimana… cara mengatakan semua hal itu…. aku tak mau mengatakannya karna… itu takaan mengubah semuanya.. takkan membuat ku sembuh dari penyakit ini…….”  suaranya semakin lama semakin bergetar, aku mendongkak dia menangis sedih sekali.

“…………Hiks….”

“Hiks……….”

“Maafkan aku……Baekhyunnie….”

“Kau bilang laki-laki tak boleh menangis jadi kau apa…! bodoh…”

Kami menangis dengan sangat keras layaknya seorang anak kecil, kami memang anak kecil,haha…….. hanya isakan yang terdengar di ruangan yang di nomisili warna putih tersebut.dan hari itu…

Hari terakhir bertemu dengan Chanyeol. Di saat seulet jingga hilang di telan malam di saat senyum itu memudar, ia menghilang dari dunia ini kembali kepada-Nya , meninggal kan seluruh cerita yang menyenangkan namun air mata terus menetes saat saat aku mengingat hal hal itu. Dia benar benar meninggalkan ku bahkan sebelum janjinya itu ia tepati. Dia benar benar meninggalkan ku bahkan di saat aku belum sempat bermain dan bercanda tawa lebih banyak bersamanya,

Apa yang harus kukatakan,? Tidak ada permainan tersisa.? Aku tidak harus bermain apa.? dentetan kalimat “maaf” yang tak bisa ku ucap kan dan cerita kita pun berakhir  ketika semunya sebelum di mulai.

-20 september-20xx

Aku tak mennyangka kalau musim panas tahun ini di akhiri dengan cerita yang amat memilukan, bahkan aku tak sempat untuk  mengatakan bahwa aku bahagia bisa berteman dengannya dan aku disini bediri di keramayan orang orang yang menunggu kembang api malam ini. Aku duduk sejenak dan mulai membuka buku , sebuah buku yang ia berikan kepada ku. Aku membuka lembaran demi lembaran buku itu namun hanya halaman kosong.

“Aiihh!! Ma_____” aku terdiam ternyata dia menulisnya di tengah tengah halaman, aku gagak terkekeh tulisannya jelek sekali. Kata demi kata ku baca…

Hmm ano Baekhyunnie maaf ya aku tak bisa menepati janji ku…. tapi ku harap kau tak marah, saat kau melihat kembang api dan aku takada di sana… maaf ya sebenarnya aku juga ingin menemanimu ke sana, melihat kembang api itu bersama mu dan bermain di sana membeli ikan hias, memasuki rumah hantu, bermain permainan yang menyenangkan di sana, tapi aku tak bisa… maaf kan aku…

Dan Aku akan selalu ingat! (walau aku tak tahu apakah itu bisa di sini?) saat kita berbicara dan saling berteriak di lorong sekolah, lalu Saem berkata kita harus membersihkan halaman belakang, saat kau menemani ku belajar di pondok tepi sungai, saat kita mencari serangga dan saat hari hari senang kita di sekolah maupun di luar sekolah lainnya

Tuhan… jangan kau buat aku berkata kau tak adil… kenapa saat aku sudah mendapatkan sahabat kau mengambil nyawa ku secepat ini, aku takut dia mennangis karna aku, Baekhyunnie orang yang cengeng jadi kuat kan lah dia ya Tuhan,  dan Baekhyunnie Maafkan aku, ku ucapkan pada diri sendiri, lebih tepatnya aku sangat senang bersama dengan mu, bermain dengan mu di beri hukuman oleh saem karna tingkah ku, aku senang kita bisa bertemu saat itu…

 

Aku harap kau takakan pernah menyesal berteman dengan ku, walau hanya sesaat aku selalu bersyukur bisa berteman dengan mu…

Dan musim panas sekarang selamat tinggal…

Dari sahabat baik mu Park Chanyeol.

“Kau……. benar benar bodoh………..huuaaaaaaaaaaaa!! Park Chanyeol kau bodohhh!!!!”

Tangisan yang sama sekali tak bisa ku bendung, kau orang bodoh yang membuat ku di permalukan lihat! Semuanya melihat kearah ku!! Ini semua gara-gara kau ! tapi.. aku tak pernah mengacuhkan hal itu, walau semua orang itu terus melihat ku… aku memeluk buku itu mendekapnya mencoba menstabilkan suara ku dan aku larut dalam suasana riuhnya kembang api yang bersinar di malam ini… sangat indah walau air mata ini tak bisa di hentikan aku terus melihatnya seakan kau ada bersama ku sekarang Chanyeol…. di sebelah ku dan aku yakin kau pasti akan berkata…

“Waaahhh!! Indah ia kan Baekhyunnie..??!”

“Ya… sangat indah…”

-End-

 

A/n : -_- apa ini! Apa ini!! Absurd lah ffnya! 2 hari siap ngetik ngebut ! acak acakan..! miaannn kalau ceritanya aneh dan terkesan di percepat #emang kale# oh ya maaf kalau ada yang membuat ff yang berjudul sama dengan ini tapi aku yakinn!! Jalan ceritanya tak samaa! Juga castnya! Jangan menuduh sebelum anda membaca ini ! *plllak!* untuk readers… terimakasih sudah membaca… jangan lupa tinggalkan jejak, kita sama-sama belajar menghargai ya… jangan jadi pembaca gelap…dan author akhiri denganSORRY FOR MISS TYPO AND! KAMSAHAMNIDA *bow*

 

 

 

 

 



Feelings Of Love And Fate For Wolf [Prolog]

$
0
0

feelings of love and fate for wolf

Title : Feelings Of Love And Fate For Wolf [Prolog] | Author : BabyPhoenix’s

Cast : All exo member | Alice Kim || Genre : Angst, Friendship, Mystery, Action, Fantasy, Supranatural,AU, Crime

Rating : PG-17 || Length : Universe / Series

Disclaimer :  The Story ©100% my idea. Don’t be plagiarism, or copy my fanfic. cast isn’t mine but god’s mine and his parents’ mine.

Note : Ff ini menceritakan tentang masa depan dunia pada tahun 2050 (semoga kita masih hidup di dunia ini )*eeaa!* DAN JELAS INI SEMUA HANYA KARANGAN AUTHOR!

 -The Evolusion-

Di dunia yang mulai tua ini, banyak sekali kejahatan yang tak pernah di duga sebelumnya, kejahatan yang di buat oleh penghuni dunia itu sendiri , yaitu manusia, mereka bahkan tak menghiraukan tantang apa yang akan mereka pertaruhkan, tentang apa yang mereka pegang, tentang apa yang mereka hapuskan, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka bisa hidup tenang tampa tantangan di dunia ini, bagaimana mereka bisa hidup seakaan hidup adalah selamanya, bagaimana mereka bisa mendapatkan apa saja yang mereka ingin kan.

Seoul, sebuah kota metropolitan yang lumayan terkenal di dunia tentang budaya dan juga seni yang ia hasil kan, itu pada zaman dulu tahun 2013, sekarang kita bercerita tentang dunia padah tahun 2050 di mana semuanya sudah mulai berubah, alat elektronik merajai seluruh dunia, manusia hanya duduk menekan suatu tombol dan akan mendapatkan yang mereka inginkan, semuanya ada manfaatnya kita tak perlu bergerak terlalu banyak untuk mendapatkan sesuatu, namun di era ini lah semuanya hancur! Yang miskin bertambah miskin yang kaya bertambah kaya, polusi udara meningkat, dan lebih buruknya ke jahatan yang semakin merajarela, pembunuhan di mana-mana pencurian adalah pekerjaan sehari-hari, perjudian dan pejualan manusia sebagai budak, dan makanan sehari hari adalah narkoba dan obat terlarang lainnya, club malam di setiap sudut kota.

Dan di Seoul ini lah Ada sebuah organisasi bernama Phantom, sebuah organisasi legal yang bebas di Negara itu, walau ia membunuh orang tidak akan terkena sangsi dan ataupun ia membunuh hanya karna nafsu belaka, karna Phantom adalah organisasi pelidung pemerintah yang beranggota 12 manusia setengah serigala yang memiliki kekuatan supranatural, yang biasa di sebut dengan WOLF.

Wolf adalah manusia percobaan pada masa tersebut,di ciptakan untuk menjadi alat pemerintah yang tidak hanya kuat namun juga kebal hukum, mereka akan membunuh siapa saja, tak memandang bulu tak peduli di mana, jika orang orang itu melanggar hukum. Penciptaan wolf dengan cara mencampurkan gen serigala dan gen manusia, sebenarnya ada beratus wolf yang sudah di lepaskan namun, tak berhasil mereka mati sia-sia karna mendapatkan kekuatan yang berlebihan sehingga tubuh manusianya tidak dapat berfungsi dan berjalan dengan baik, dan sekarang Phantom mempunyai 12 wolf yang masih beroperasi, mereka ada ,berbaur dengan manusia lainnya, mengintai membunuh siapa pun yang melanggar pemerintah, tanpa ampun dan mereka tak mempunyai hati dan rasa cinta itu lah wolf.

-Assemble-

-Seoul 24:00 P.m-

Suram satu kata yang sangat tepat untuk kota Seoul malam ini, angin malam bertiup membuat beberapa dedaunan kering jatuh di bawa angin, suara lolongan anjing dan suara burung gagak hitam yang menunggu orang mati untuk menjadi santapan makan malam,dan juga bulan purnama yang tertutup awan hitam, namun dari kejauhan tampak seorang lelaki berbadan tegap sedang membawa mayat, ya itu mayat lelaki, dengan tangan dan kaki sudah tak ada lagi, tampa ampun sang lelaki bersurai merah marun itu menyeret mayat dan banyak sekali meninggalkan darah sepanjang jalan.

*brrukk!* di pinggir sungai dengan santainya ia membuang mayat itu, yang di sambut oleh beberapa gagak yang langsung menyantap makan malamnya.

“Kalau kau tak punya uang ya berkerja! Bukannya mencuri dasar payah!” ketus sang lelaki tadi lalu meninggalkan tempat itu. Saat awan hitam beranjak dari bulan purnama mata lelaki itu bersniar dan dengan jelas tampak di lengannya bertuliskan “raised by wolves” dan sekarang kita bisa pastikan bawa lelaki tadi adalah salah satu dari wolf.

*tap..tap..* suara langkah kaki yang terdengar jelas di sebuah gang sempit tampa penerangan, langkakh kaki sang lelaki serigala tadi, matanya yang tajam menantap setiap sudut gang kecil itu, walau gang ini sering di lewatinya belum tentu gang tersebut aman kan, tak ada salahnya untuk berwaspada di dunia yang mulai tak stabil ini, waspada dari..

*basth!* seperti orang yang ingin menggangu dengan cara menakuti dan ingin menusukan kuku tajamnya ke leher sang lelaki tadi, namun dia hanya memutar bola matanya bosan seraya menyerka tangan itu dari lehernya.

“Cih… hentikan bermain-main.. Kai…” ketusnya, lalu terus berjalan meninggalkan sang lelaki usil yang di panggil Kai tersebut hanya bisa tersenyum simpul lalu berjalan di belakang sang lelaki dingin yang hanya bisa bergumam kesal dengan keberadaan Kai di belakangnya.

“Hei… Tao.. kenapa kita dikumpulkan….?” tanya Kai yang mulai membuka suara. Namun lelaki dingin bernama Tao itu tak menjawab apa-apa. Melihat reaksi Tao si penanya hanya bisa mengendus kesal atas prilaku sang partner.

“Kita di kumpulkan oleh Guard yang baru…” jawab Tao yang akhirnya berbicara.

“Eh! Memangnya Guard yang kemarin kenapa..?”

“Entah….”

Mereka menghentikan acara mengobrol yang tak efektif itu saat tiba di sebuah rumah yang cukup besar, lalu kedua lelaki tampan tadi memasuki rumah yang di sambut oleh beberapa pelayan berjas hitam dan memakai kacamata. Tak lupa lelaki berambut violet muda yang sedang duduk sambil meminum anggur di sofa.

“Kalian… terlambat…” ketusnya, Tao dan Kai memutar bola matanya bosan lelaki yang satu itu memang agak aneh padahal baru mereka bertiga yang datang ke tempat itu malah ia berkata bahwa mereka terlambat.

“Huh…. kau tak lihat kita masih bertiga….!” protes Kai seraya duduk di samping lelaki bernama Luhan itu. Sedangkan Tao hanya melirik sebentar lalu duduk di seberang mereka berdua.

“Kau habis membunuh orang ya…?” tanya Luhan dengan nada dingin, Tao melirik dengan tatapan tajamnya lalu sebuah senyuman menakutkan terlukis di bibir Tao sebagai ganti jawaban akan pertanyaan Luhan.

“Cih… dasar..” decih Luhan dan langsung beralih meminum anggurnya yang sedari tadi ter abaikan.

*Brrrraaakkkk!!!!!* Suara pintu yang di banting oleh seseorang sontak mengejutkan seluruh orang yang ada disana, lalu seorang lelaki paruh baya yang penuh dengan darah berjalan tergesa-gesa menuju pintu tak lupa di belakangnya seorang lelaki tinggi sedang berjalan santai mendekati lelaki paruh baya tadi, dan ini bisa di bilang mereka berdua sedang kejar-kejaran. Lalu sang lelaki tinggi dengan cepat meremas kepala korbanya itu dan

#Grooowwww!!# api yang sangat besar membakar lelaki paruh baya tadi hingga menjadi abu, bahkan tak ada bekas terbakarnya, kekuatan yang sangat mengerikan, lalu dengan santainya ia berjalan menuju ke tiga orang yang sedang melihat pemanandangan yang mungkin sudah setiap hari mereka lihat.

“Hai… maaf terlambat….” saut lelaki tinggi tadi seraya duduk di sebelah Luhan dan langsung menyambar botol anggur lalu menuangkan minuman itu ke dalam gelas, lelaki itu sama sekali tak menghiraukan berapa anehnya tatapan Luhan dan Kai terhadapnya, kalau Tao dia takkakan memikirkan hal kecil semacam tadi. (baiklah Hal besar mungkin)

“Yak! Chanyeol.. kau bisa tidak kalau membunuh itu di luar sajaa!” protes Kai yang merasakan bahwa kejadian tadi terlampau berlebihan untuknya, sedangkan si pemilik nama hanya bisa diam sama sekali tak menghiraukan perkataan Kai, malah ia lebih tertarik dengan Tao yang sedari tadi hanya diam memandangi meja.

“Hei.. Tao.. lama tak bertemu… kau masih saja pendiam ya…” sapa Chanyeol bisa dikatakan dengan sok akrab, namun yang di sapa hanya melirik sekilas dan diam, mereka ber tiga(Kai, Luhan, Chanyeol) menghela nafas melihat tingka Tao yang terlalu dingin, memang kalau sudah dengan Tao suasana jadi hening dan di penuhi aura hitam lain halnya dengan dia… lelaki yang baru saja memasuki ruangan, lelaki tinggi dengan mata yang tajam wajahnya memang tenang tampa ekspresi, tapi ia malah membuat suana seperti tempat penunggu kematian karna dia selalu membawa sebuah gunting di tangannya.

“Sehun..? kau selalu membuat kami merinding..”

“……….” lelaki bernama Sehun itu hanya diam dan mengambil anggur dan menuangkannya di gelas.

Beberapa detik datang lah dua orang yang amat berisik, sebenarnya hanya satu yang berisik, lelaki dengan tinggi rata rata berambut coklat dan lelaki dengan wajah yang tenang berambut hitam lumayan pendek.

“Apa ada guard yang baru ya..? wahh aku tak sabar..! ngomong ngomong kenapa guard kita yang lama mengundurkan diri ya..? heeh..? Suho…? kenapa..?” tanya lelaki itu panjang lebar yang membuat lelaki bernama Suho yang berjalan di depanya langsung memutar bola matanya bosan.

“Itu karna kau sangat cerewet!! Oh ayo lah Baekhyun! Bisakah kau tak berbicara panjang satu hari saja semua orang butuh ketenangan..! dan kenapa aku harus bertemu dengan mu..!” ketus Suho seraya mengacak ngacak rambut hitamnya, Baekhyun menggembungkan pipinya merasakesal atas jawaban Suho.

“Aisshh! Bukanya itu gara gara kau terlalu baik..!”

“Aku sadis! Aku bisa saja menenggelamkan mu di closet kamar mandi..!”

“Haah.. aku tak takut… Suho bodoh…”

“Apa kau bilang!”

Mereka berdua berteriak-teriak di ruangan itu membuat semua wolf yang ada di sana hanya bisa diam dengan mulut ternaganga, bahkan aura Tao yang hitam tadi sudah di doroang dengan aura shalalala oleh Baekhyun dan Suho yang masih asik dengan pembicaraan tak penting mereka.

“Mereka masih tetap ribut ya…” desis Kai, yang di barengi dengan anggukan dari Luhan dan Chanyeol, sedangkan Sehun dan Tao hanya mengabaikan mereka semua, dengan tatapan “itu bukan urusan ku”.

“Haah… aku tak begitu suka kalau berkumpul…suasanannya sangat mengerikan apa lagi kalau ada…” Baekhyun menghentikan kata-akatanya saat melihat ke empat rekannya telah berkumpul di ruangan tengah. “kalau ada Tao dan Sehun…haah mereka sudah datang rupanya haiii…~~!” Baekhyun melambaikan tangannya yang di balas dengan keheningan, Baekhyun hanya bisa tertawa garing dan duduk di sofa, ia menghitung jumblah mereka semua.

“Ehh enam orang..? dasar pasti mereka semua terlambat…khkukhu…”

“Kau juga terlambat Baekhyun…” ketus Luhan yang membuat lelaki berambut coklat itu hanya bisa terdiam sambil tersenyum garing, dan setelah itu semua suasana kembali seperti biasa suram.

Hingga sebuah lolongan serigala terdengar jelas di dalam ruangan, tampak Baekhyun berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk bertaruang, matanya bergerak ke setiap tempat dan wala!! seekor serigala meloncat dari pintu masuk, serigala itu berlari kencang dan menerkam lelaki itu, namun saat Baekhyun tergeletak di lantai ia bukan di tindih oleh seekor serigala melainkan seorang lelaki tampan.

“A…aa… Chen beratt! Berat!!.. berat…”

“Hehe… maaf..” ucap sang lelaki bernama Chen, seraya berdiri dan membantu Baekhyun untuk beranjak duduk, Chen menatap mereka semua dan duduk di samping Baekhyun.

“Haah…”helaan nafas terdengar dari ke 5 orang di dalam ruangan (minus Baekhyun dan Chen) sepertinya Chen sukses membuat ke 5 parternya tersebut merasa terancam dan lumayan terkejut dengan serangan Chen terhadap Baekhyun tadi.

“Kau sendirian saja Chen..?” tanya Kai, Chen menggeleng lalu menujuk pintu saat itu juga lah dua orang dengan wajah dingin mereka memasuki ruangan, seorang lelaki tinggi dengan rambut berwarna pirang lalu lelaki dengan tinggi sedang membawa seorang ah tidak itu mayat. Dengan santinya ia menghempaskan mayat lelaki itu ke lantai lalu saat Kai menjentikan jarinya mayat tadi hilang entah kemana.

“Aku benar benar tak menyukaaiii tempat ini..!!!!” teriak Baekhyun frustasi sambil mengacak ngacak rambutnya lalu menhempaskan dirinya di sofa dan meneguk habis angur, sepertinya hanya Baekhyun lah yang akan protes jika terjadi pembunuhan masal di ruangan  tersebut. Semua yang melihat tinggkah Baekhyun hanya diam mencoba tak menghiraukan lelaki yang terbilang berisik itu.

“Baik lah karna Kyungsoo dan Kris sudah datang kita tingga menunggu 2 orang la_____”

“Apa maksud mu.. aku sejak tadi di sini…” suara yang datar dan suram membuat semua yang ada di situ terkejut bahkan Baekhyun tersedak minuman, lelaki berbadan mungil dengan wajah datarnya entah sejak kapan berada di sana, bahkan Kai yang biasa menghilang tak terlalu mengagetkan orang seperti itu.

“Oh.. ya ampun kau mengagetkan ku Xiumin!..!” teriak Kai seraya memegangi dadanya mungkin jantung Kai hampir saja melompat dari tempatnya.

“Baik lah sekarang hanya tinggal Lay…..” gumam Kris lalu setelah itu terdengar suara langkah kaki seseorang menuruni tangga , sontak semuanya langsung melihat ke sumber suara, hening itu lah yang mereka dapatkan saat seorang wanita cantik berambut lurus berwarna coklat menuruni tangga dan tak lupa seseorang yang di tunggu mereka di belakang wanita itu. Semuanya berdiri dan menatap tajam sang wanita.

“Sepertinya semuanya sudah berkumpul, dan baik lah kalian pasti sudah tahu… aku guard kalian yang baru nama ku Alice kim, salam kenal… seperti yang kalian tahu seorang guard bertugas untuk,menjaga kalian dan mengawasi setiap gerak gerik kalian semua, dan sekarang aku ingin memberitahu kalian semua.. aku rasa kalian sudah sangat keterlaluan membunuh orang, hingga pandora kalian sudah hampir terisi penuh….” jelas sang guar yang sepertinya tak suka basa-basi itu dia langsung memasuki inti pembicaraan

“Apa itu pandora..?” tanya Kai, Alice tersenyum sembari mengikat rambut lurusnya

“Pandora adalah sebuah kotak.. .. bisa di bilang kotak dosa, setiap wolf  seperti kalian mempunyai pandora, kotak yang mencatat semuanya semua dosa yang telah kalian lakukan, jika seandainya pandora penuh aku tak tahu apa yang terjadi pada kalian, dan kemungkinan besar…. kalian akan lenyap…” jelas Alice dengan tatapan seriusnya, para wolf terdiam mereka sama sekali tak mengetahui semua itu tentang sebuah kotak dosa yang bila penuh maka mereka akan menghilang.

“Ta-tapi… dari mana kau tahu tentang.. isi kotak pandora milik kami…?” tanya Baekhyun dengan wajah yang lumayan bergidik mendengar penjelasan Alice sebelumnya.

“Pertanyaan yang bagus Baekhyun… aku tidak tahu yang memberitahu adalah itu tato di belakang leher kalian….ji_______” perkataan Alice di potong oleh teriakan kencang Chen.

“Kau bisa melihat tato di belakang leher kamii!!!!”

“Hmm begitu lah, jika tato itu terbentuk sempurna, itu berarti kalian sudah memakai seluruh kotak pandora kalian… dan Tao aku memperingatkan mu… jika kau terus membunuh orang tato itu akan terbentuk sempurna…” Alice medekati Tao seraya mengelus belakang leher Tao, tentu saja membuat lelaki itu langsung menyingkirkan tangan Alice dengan kasar.

“Lepaskan tangan mu… aku tak suka… dan juga aku tak peduli tentang itu… mejengkelkan saja…” ketus Tao seraya bangkit dan berjalan meninggalkan tempat itu.

“Hei..! Tao.. aku sudah memperingatkan mu… dan itu akan berlaku.. jika kau terus membunuh orang kau akan menghilang… ya terserah kalau itu kemauan mu… “ saut Alice, Tao berhenti berjalan lalu kembali ketempat duduknya, dan ini sukses membuat semua wolf  ber “wow” ria melihat reaksi Tao yang begitu penurut, sedangkan Alice hanya menghela nafasnya.

“Baik lah….oh sampai dimana tadi..hmm cara untuk mengosongkan pandora sangat simple namun sangat sulit, untuk kalian…”

“Bagaimana caranya..?” tanya Tao, baik lah ini membuat semuanya terkejut bukan main bahkan Xiumin hampir menyemburkan air minumnya, sangat jarang sekali Tao bertanya pada orang , Tao berbicara saja terkadang malas. Dia pelit kata

“Hmmm.. ku bilang simple kalian hanya tinggal membuat seorang wanita jatuh cinta kepada kalian… simple kan.. namun wanita itu harus mencintai kalian dengan tulus dan apa adanya… lalu ini yang paling menyakitkan.. pasti wanita yang mencintai kalian itu akan meninggal…. namun jika kalian tidak ingin wanita itu menninggal kalian harus meninggalkanya dengan kenangan manis yang kalian berikan… dan itu akan mengosongkan kotak pandora… kalian mengerti…?” jelas Alice namun para wolf hanya bisa menggeleng pertanda mereka sama sekali tak mengerti apa yang di jelaskan oleh sang guard. Alice terdiam seketika dan menghela nafasnya malas.

“Haaah… kurasa kalian akan mengerti….” desis Alice yang langsung meninggalkan tempat itu, sambil mengacak ngacak rambutnya sepertinya sang guard agak frustasi mengajari para wolf .

“Kaappaannn!! Alice-kimm!!” teriak Baekhyun dengan suara khasnya, Alice mengangkat tangannya, dan berhenti berjalan

“Saat kalian merasakan cinta….”

“Eh…..”

“Oh ya aku lupa memberitahu kalian, jika pandora kosong … kalian akan menjadi manusia… biasa… aku yakin itu lah yang kalian inginkan bukan.. jadi berjuanglah agar kalian tak menambah isi pandora.. aku mendukung kalian semua..”

Langkah kaki seorang Alice kim terdengar jelas di ruangan dengan ke 12 orang yang sedang berfikir keras tentang apa yang Alice katakan masih terdiam di tempat mereka masing masing, tentang rasa cinta dan seorang gadis akan mengosongkan kotak pandora, dan mereka akan menjadi manusia biasa, Alice benar memang itu lah yang mereka inginkan menjadi manusia biasa dan hidup tampa tanggungan apapun,

And … this story just will begins…

- Feelings Of Love And Fate For Wolf [Prolog] End-

Author note : Annyeonghaseyeo… babyphoenix’s here..! apa kalian rindu pada author #plllak ok author membawa fanfiction baru dengan judul yang lumayan panjang, di fanfic sebelumnya para exo kan sudah memberantas wolf nah di sini para exo adalah wolf hehehe maaf kalau ceritanya aneh-_- tapi author suka ni nulisnya, soalnya setiap chapter akan berisi kisah cinta dan cast yang berbeda… bisa di bilang ini adalah fanfic Universe yang inti dan tokoh sama namun setiap cerita tidak akan berdampingan atau bisa di bilang setiap chapter akan beda cerita. Mungkin lebih di sebut series… ok baik lah… jangan lupa setekah membacaaa.. KEEP RCL..~PLEASE *Bow*

HIHIIII

 


The Imposible Love of You and Me [Part 4 ]| A-JaeZiziChan

$
0
0

FF title : The Imposible Love of You and Me Part 4

Cast :

-          Kim Myungsoo a.k.a L

-          Bang Yongguk

-          Kim Sunggyu

-          Kim Hana (OC)

Support cast :

-          Some member EXO

-          Some member INFINITE

-          Some member B.A.P

-          Some member SNSD

Leght : Chaptered

Gengre : *jujur author gg tau#plak

Author : A-JaeZiziChan

 Untuk alya

 

Anyyeong readersdeul~!

Sudah siap buat baca part ini….????…

Kalo sudah siap lets cek this out!….

#Tebar Pisau#

Terus karena ada usul di kasih preview chap selanjutnya, aku kasih deh ^^

 

Preview chapter 3

 

“Nam Woohyun..  Kau akan mati!…”. ucap Myungsoo sambil menunjuk Woohyun kemudian pergi begitu saja. Yongguk kemudian menyusul berjalan di belakang Myungsoo, meninggalkan pertanyaan besar di kepala Hana maupun Sunggyu yang tak tahu apa apa mengenai hubungan antara Myungsoo dan Woohyun.

 

***

 

 

Author PoV

(Myungsoo and Yongguk apartement)

 

BRAK!

Begitu sampai di apartement Myungsoo langsung membanting pintu dengan keras. Ia kemudian berjalan cepat menuju kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya dengan keras hingga mengeluarkan suara yang sama kerasnya dengan suara pintu apartement tadi.

 

“YA! KIM MYUNGSOO!”. Bentak Yongguk dengan lantang

 

Myungsoo tak membalas kata kata Yongguk. Yang terdengar dari dalam kamar Myungsoo hanyalah suara benda berjatuhan dan beberapa diantaranya adalah suara kaca maupun benda pecah belah lainya yang hancur menyentuh lantai. Yongguk hanya bisa mendesah panjang. Amukan Myunsoo yang selalu susah di prediksi kali ini sama sekali tak dapat ia kendalikan. Ia hanya bisa menunggu kemarahan Myungsoo mereda dan mau berbicara denganya.

 

***

 

Sunggyu menepikan mobilnya di depan sebuah klinik. Mereka datang kesana untuk mengobati Woohyun yang di pukul Myungsoo hingga bibirnya robek. Setelah dokter selesai memberi obat merah dan menyuntikan obat pereda rasa sakit. Mereka pergi ke sebuah cafe yang terletak hanya beberapa meter dari kilinik tersebut. Setelah memesan minuman Sunggyu mulai membuka pembicaraan serius.

 

“Hana.. siapa namja tadi?..”. tanya Sunggyu dengan tatapan serius.

“Dia Kim Myungsoo.. kenalanku…”.  jawab Hana. “Memang kenapa?..”. tanya Hana kemudian.

“Dia mencurigakan Hana, jangan dekat dekat denganya…”. ucap Woohyun kemudian.

“Bagaimana bisa oppa mengatakan kalau Myungsoo oppa berbahaya, apa karena kau baru saja di pukul?..”. tanya Hana yang tak setuju dengan pendapat Woohyun bahwa Myungsoo adalah orang berbahaya (Walau memang kenyataan yang ada memang seperti itu).

“Apa kau tahu dimana ia tinggal dan apa pekerjaanya..?”. tanya Sunggyu kemudian.

Hana terdiam mendengar pertanyaan oppa-nya tentang rumah Myungsoo yang mewah itu , tapi sampai saat ini ia tidak tahu apa pekerjaanya. “aku tahu dimana rumahnya.. dia sepertinya cukup kaya.. namun, aku tak tahu apa pekerjaanya.. selama kami bertemu, biasanya itu merupakan jam kerja sih. Mereka terlihat sangat santai”. jawab Hana kemudian.

“Benar benar aneh bukan… ada 2 kemungkinan… pertama, mereka bisa jadi emrupakan anak orang kaya. Ke 2 mereka adalah orang yang bekerja kotor.. dilihat dari gerakan Myungsoo, dia benar benar seperti orang jalanan yang mengais uang dengan cara kotor dan kasar”. Ucap Woohyun memberi penjelasan

“Apakah oppa tahu siapa keluarga Yongguk oppa dan Myungsoo oppa?!..”. tanya Hana dengan nada yang agak di tinggikan

“baru saja aku bertanya pada departement sensus.. keduanya tidak memilik keluarga”. Ucap Woohyun kemudian. Hana kemudian berdiri dari duduknya.

“CUKUP! Aku tak mau mendengar apapun lagi!!…”. ucap Hana kemudian. Ia langsung berjalan keluar dari cafe begitu saja. Emosi yang ia tahan sedari tadi benar benar meledak.

 

Tiba tiba ia berhenti berjalan dan baru menyadari tentang apa yang baru saja ia lakukan tadi. Kenapa ia marah ketika Woohyun dan Sunggyu berperasangka buruk terhadap Myungsoo. ‘apakah ini yang namanya cinta?’. Tanya Hana dalam hati. Seketika wajahnya langsung memerah karena memikirkanya.

“Tidak! Tidak mungkiin!!”. Ucap Hana sambil menggeleng nggelengkan badanya. Tiba tiba sebuah benda jatuh dari saku jaket yang ia kenakan. Ia kemudian memungutnya, sebuah kalung. Awalnya ia lupa dimana ia mendapatkan kalung tersebut, tapi ketika pada gantungan kalung tersebut terukir inisial ‘KMS’ , Hana mengingatnya. Itu adalah kalung yang ia pungut ketika Myungsoo pergi begitu saja setelah dirinya memukul Woohyun tadi pagi.

 

Hana kemudian berinisiatif mengembalikan kalung milik Myungsoo tersebut. Ia langsung mencegat (?) taksi dan pergi menuju apartement Myungsoo dan Yongguk. 10 menit kemudian ia sudah sampai di depan sebuah gedung besar yang menjulang tinggi. Hana kemudian berjalan masuk kedalamnya dan naik ke lantai 10 menggunakan lift. Untung saja lift tersebut tidak harus menggunakan pass, jika menggunakan maka Hana harus naik ke lantai 10 lewat tangga darurat.

Tak butuh waktu lama baginya untuk naik ke lantai 10 menggunakan lift karena kebetulan lift tersebut sedang tidak penuh. Jadi ia tak perlu mengantri lama. Apartemen Myungsoo dan Yongguk berada 4 kamar dari lift, sehingga mudah di cari.

Setelah menekan tombol, Yongguklah yang membukakan pintu untuk Hana. Ia sedikit terkejut dengan kehadiran Hana yang mendadak, tetapi karena ia masih memiliki sopan satun, ia mengijinkan Hana untuk masu

 

“Kenapa kau kemari, ?…”. tanya Yongguk sambil menghidangkan kopi hangat untuk Hana            “Eumm… ini,, sepertinya Myungsoo oppa menjatuhkanya..”. ucap Hana sambil menyerahkan kalung yang ia temukan. Yongguk terdiam sebentar, kemudian menerima kalung tersebut.

“Nanti kuberikan… kenapa kalung ini bisa jatuh di tanganmu…?”. tanya Yongguk lagi.

“Eum… tadi ketika Myungsoo oppa berkelahi, kalung ini jatuh kemudian aku memungutnya. Ketika aku mau mengembalikanya, kalian sudah pergi duluan..”. Hana menjelaskan. Yongguk kemudian hanya mengangguk angguk mendengar penjelasan dari Hana.

“Setelah marah Myungsoom mungkin akan mencari kalung ini… kalung ini kalung yang berharga baginya…”. ucap Yongguk sambil tersenyum. Kemudian ia menyimpan kalung tersebut di salah satu rak buku yang ada di dalam ruangan tersebut.

“kalung yang berharga? Makusd oppa apa?”. Tanya Hana kemudian. Yongguk hanya tersenyum pada Hana.

“Aku tak boleh menceritakanya, mungkin jika saatnya tiba kau akan tahu sendiri langsung dari Myungsoo…”. ucap Yongguk kemudian. Hana hanya terdiam mendengar kata kata Yongguk.

 

***

 

Malam telah tiba. Tetapi Sunggyu belum juga sampai di rumah, sehingga Hana sendirian di sana. Karena bahan makanan habis, Hana memilih untuk pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Ketika selesai dan hendak kembali kerumah, Myungsoo tiba tiba datang menemuinya dan mengajaknya pergi jalan jalan melihat bintang di Hangang park.

Selama perjalanan ke Hangang park mereka saling diam dan tak bicara sepatah katapun. Myungsoo tidak pernah mengawali pembicaraan, sedangkan Hana terlalu takut untuk memulainya. Akhirnya ketika mereka duduk beralaskan rumput, Myungsoo mulai mau membuka pembicaraan.

 

“Gomawo… telah mengembalikan kalungku..”. ucap Myungsoo. Hana langsung mengalihkan pandanganya dan menatap Myungsoo dengan tatapan terkejut.

“N, ne..”. balas Hana kemudian dengan wajah yang mulai bersemu kemerahan.

“Bagaimana kau mengenal namja itu?..”. tanya Myungsoo kemudian.

“Namja itu?… siapa yang oppa maksud?…”. Hana balik bertanya.

“Nam Woohyun”. Ucap Myungsoo dengan nada yang ketus serta ekspresi yang susah di baca. Mungkin ekspresi penuh dendam?.

“Ohh… dia teman Sunggyu oppa.. aku mengenalnya sejak aku masih kecil…”. ucap Hana kemudian.”Bolehkah aku tahu kenapa kau begitu terlihat membenci Woohyun oppa, hingga tiba tiba kau memukulnya..?”. tanya Hana akhirnya memberanikan diri bertanya. Myungsoo kemudian langsung menatap Hana dengan tatapan tajam.

“kau ingin mengetahuinya?..”. tanya Myungsoo, Hana hanya mengangguk. Myungsoo menghela nafas panjang lalu menerawang ke atas langit.

“Baiklah… begini…”. Myungsoo mulai bercerita.

 

 

FLASHBACK

 

Musim semi sudah datang menyambut siswa siswa baru yang masuk ke tahun ajaran baru maupun memasuki jenjang tingkat sekolah baru. Myungsoo baru saja lulus SMP dengan progam axceel selama 2 tahun. Ia berjalan sendirin menembus kerumunan siswa siswa yang memenuhi  lorong menuju kelas X-A. Kelas Myungsoo. Dari arah berlawanan datang seorang namja dengan senyum yang menggoda berjalan berdampingan dengan seorang namja yang sangat sipit.

Tak sengaja namja dengan senyum memikat tersebut menabrak Myungsoo. Myungsoo kemudian menatap tajam namja itu. Ia melihat name tag yang terpasang pada rompi seragam namja itu. ‘Nam Woo Hyun’. Itulah yang tertulis di name tag tersebut.

“Maaf… aku tak sengaja..”. ucap  Woohyun pada Myungsoo. Myungsoo tak membalas kata kata Woohyun dan berlalu begitu saja.

Ternyata, di dalam kelas X-A , Myungsoo berada satu kelas dengan Woohyun. Usia mereka sebenarnya terlampau beberapa tahun, tapi karena kejeniusan Myungsoo mereka bisa berada dalam satu kelas. Setiap harinya Woohyun selalu mencoba mendekati Myungsoo yang selalu menyendiri. Tapi ia tak pernah mengindahkan keberadaan Woohyun sama sekali. Hal itu terus berlanjut hingga ½ tahun berlalu, akhir musim panas.

Bulan itu adalah bulan sebelum test akhir semester di selenggarakan. Sehingga sekolah tempat Myungsoo bersekolah menambahkan beberapa jam pelajaran dan membuat beberapa siswa harus pulang seperti yang di alami Myungsoo dan Woohyun  malam itu. Mereka berjalan dengan jarak beberapa meter  dan tak satupun dari mereka membuka mulut untuk mengawali pembicaraan.

 

“Ya, jangan terus mengunci mulutmu seperti ini… aku tak suka diabaikan..”. ucap Woohyun akhirnya sambil memegang pundak Myungsoo dari belakang. Seketika Myungsoo langsung menghempaskan tangan Woohyun dan menatap Woohyun dengan tajam.

“Berbicaralah… aku ingin mengobrol denganmu..!!”. ucap Woohyun meminta kepada Myungsoo. Myungsoo tiba tiba saja mendorong Woohyun hingga jatuh terjembab kebelakang.  Ketika Woohyun ingin mengatakan sesuatu, tiba tiba saja Myungsoo memukul wajah Woohyun hingga membekas dan ujung bibirnya sobek.

“YA! Apa yang lakukan!!…”. bentak Woohyun tak terima.

“Berhentilah menggangguku!!..”. ucap Myungsoo datar dan dingin namun penuh dengan maksud mengancam. Setelah mengatakan dua kata tersebut pada Woohyun. Myungsoo pergi begitu saja. Bahkan setelah ujian akhir semester satu berlangsung, Myungsoo pindah sekolah entah kemana.

 

FLASHBACK END

Hana hanya mengangguk angguk faham saja mendengar masa lalu Myungsoo yang bisa begitu membenci Woohyun. Tak heran bagaimana Myungsoo bisa sangat membenci Woohyun karena ia adalah seseorang yang benar benar susah mempercayai orang dan menutup diri dari sosialisasi masyarakat. Hal yang membuat Myungsoo tak mempunyai rasa belah kasihan pada korban yang ia bunuh. Tiba tiba saja Myungsoo berdiri dari duduknya, kemudian melemparkan sebuah kertas kepada Hana dan membuat Hana kebingungan.

 

“Aku akan coba mempercaimu seperti mempercayai Yongguk hyung… telefon aku, mungkin suatu saat aku membutuhkanmu atau sebaliknya.. anyyeong..”. ucap Myungsoo kemudian pergi meninggalkan Hana begitu saja tanpa mengantarnya pulang. Hana kemudian memungut kertas berisi alamat e-mail dan nomor  telefon Myungsoo.

 

***

 

“Aku pulang…”. ucap Hana ketika ia memasuki rumah. Di dalam rumahnya ada Sunggyu dan Woohyun yang sudah menunggunya dari tadi di ruang tamu. Hana diam melihat mereka berdua, setelah meletakkan belanjaanya di dapur ia menghampiri dua namja tampan itu.

 

“Kenapa Woohyun oppa disini?..”. tanya Hana akhirnya. Sunggyu kemudian tersenyum dan menatap Hana.

“Kami butuh bantuanmu….”. ucap Sunggyu. Hana mengerutkan keningnya.

“Bantuan apa?…”. tanya Hana kemudian.

“Aku ingin lebih dekat dengan Myungsoo dan Yongguk, jadi aku ingin minta tolong kepadamu untuk mengajaknya ke hotel yang sudah kami booking di Busan. Aku ingin mengajaknya bermain water  gun..”. ucap Woohyun menjelaskan maksudnya.

“Shireo… aku tahu kalian pasti masih mencurigai Myungsoo oppa kan?… aku tak mau melakukanya, mereka orang baik!!…”. ucap Hana menolak permintaan Woohyun. Sunggyu kemudian mendekati Hana dan memegang pundak Hana.

“Jangan berperasangka buruk Hana-ya.. oppa tidak ingat oppa pernah mengajari mu berperasangka buruk… jadi oppa minta tolong ne?…”. Sunggyu berusaha membujuk Hana. Hana masih diam dan tidak mau menatap muka oppanya.

“Oppa berkata begitu… tapi oppa sendiri berperasangka buruk pada Myungsoo oppa bukan?..”. ucap Hana memojokkan Sunggyu. Sunggyu tak berkata apa apa lagi, ia masih berusaha mencari kata kata yang tepat.

“Baiklah, akan kulakukan.. tapi kalau benar ini adalah akal akalan oppa, aku tak akan memaafkan oppa!!…”. ucap Hana yang akhirnya setuju.

“Apa kau menyukai Myungsoo?…. atau Yongguk..”. tanya Woohyun kemudian. Hana langsung diam mendengar pertanyaan Woohyun. Wajahnya pun langsung berubah menjadi merah semerah bunga mawar. Ia kemudian menunduk dan mengusap lehernya.

“A,.. aku mau buat  makan malam dulu…”. ucap Hana mengelak.

 

***

 

Myungsoo baru saja kembali ke apartementnya, ia membawa 2 kotak makanan yang ia beli dari sebuah restoran ketika perjalanan pulang dari Hangang. Setelah meletakkan kotak makan tersebut di dalam kulkas. Ia menghampiri Yongguk yang sedang sibuk dengan laptop miliknya.

 

“Sedang apa hyung?..”. tanya Myungsoo ia kemudian mengambil majalah yang ada di depanya dan membuka halaman per halaman.

“Mencari tahu jadwal Do Kyungsoo selanjutnya, kira kira dia akan pergi kemana ya…”. jawab Yongguk sambil sibuk mengetikkan kata kunci pada mesin pencarian NAVER. Myungsoo tak mengatakan apapun lagi, hanya itu yang ingin ia ketahui.

“Aku menemukanya!!! Dia akan ada di salah satu Hotel di Busan !”. teriak Yongguk dengan suara beratnya. Saat itu juga, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Myungsoo. Myungsoo kemudian membaca isi pesan tersebut.

 

From : 089-765-332-xxx

                Myungsoo oppa, apa kau mau menerima tawaranku dan oppaku untuk pergi ke sebuah hotel di Busan? Oppa ku mendapatkan tiket gratis menginap disana semalam plus bermain air gun! Ajak Yongguk oppa juga ne ^^

 

Kim Hana

 

“Besok kita pergi kesana hyung, aku baru saja mendapatkan ajakan dari Hana untuk menginap di hotel tempat Do Kyungsoo menginap besok.”. Myungsoo menawarkan.

“Baiklah… justru kita tidak perlu buang buang uang…”. Yongguk setuju dengan penawaran Myungsoo.

“Tapi kita tetap harus hati-hati.. Hana akan pergi bersama Sunggyu, oppanya. Kemungkinan yang ada Woohyun juga akan ikut…”. ucap Myungsoo kemudian. Yongguk mengangguk faham. Myungsoo kemudian membalas pesan dari Hana.

 

To : 089-765-332-xxx

                Ne.

 

KMS

 

***

 

Keesokan harinya, Yongguk dan Myungsoo  mempersiapkan semua peralatan yang mereka akan gunakan untuk membunuh  Do Kyungsoo, kecuali pisau. Ya, mereka hanya membawa sebuah suntik berisi racun, pisau dan pil berisi kalium sianida. Setelah siap mereka kemudian turun ke lantai satu tempat Hana suda menunggunya.

 

“Maaf kami bangun kesiangan…”. ucap Myungsoo bohong. Sebenarnya mereka lupa menyiapkan pakaian tadi malam karena sibuk mencari tahu kamar nomor berapa yang akan di tempati oleh Do Kyungsoo. Mereka terlalu sibuk membobol komputer Hotel Busan dan merencanakan semuanya hingga pukul 2 pagi.

 

Hana mengangguk tanda ia memahaminya. Ia kemudian berjalan diikuti oleh Myungsoo dan Yongguk yang membawa ransel mereka masing masing. Di dalam mobil, Sunggyu dan Woohyun sudah menunggu. Setelah memasukkan tas mereka kedalam bagasi mobil, mereka barulah naik mobil.

 

“Kenapa lama sekali?..”. tanya Woohyun pada Myungsoo. Myungsoo diam saja dan hanya membuang muka keluar jendela.

 

Mobil mulai berjalan. Dan suasana di dalam mobil sangat dingin. Tak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Hanya musik yang mengisi keheningan diantara mereka ber- 5. Myungsoo tidur di kursi paling belakang dengan memakai headseat di salah satu telinganya. Entah apa yang ia dengarkan. Sedangkan Yongguk yang duduk di samping Myungsoo sedang sibuk sendiri dengan ponselnya, headseat juga terpasang di telinganya. Hana hanya diam mendengarkan musik yang keluar dari radio, sedangkan Sunggyu fokus pada jalanan dan Woohyun diam diam mengamati Myungsoo dan Yongguk lewat kaca spion yang ada di dalam mobil.

Beberapa jam kemudian mereka telah sampai di Hotel yang berada sedikit masuk ke dalam Hutan. Memang benar benar tempat yang cocok untuk bermain water gun. Myungsoo langsung bangun ketika mobil berhenti. Ia kemudian keluar dari mobil, disusul oleh Yongguk. Setelah mengambil tas miliknya di bagasi mobil, Myungsoo menyenggol Yongguk. Yongguk kemudian langsung menoleh ke arah Myungsoo.

 

“Itu Do Kyungsoo,…”. ucap Myungsoo pada Yongguk pelan sambil menunjuk seorang namja berpakaian rapi dengan jas dan kemeja serta dasi yang ia di pakai namja itu. Tingginya tak seberapa namun memilik wajah yang bisa terbilang ‘innocent’. Bukan wajah seorang bos mafia. Mereka menemukan target mereka dengan cepat.

 

TBC

 

Annyeong readerdeul~!

Gimana ceritanya? Di part ini kaga ada yang matikan? Syukur gitu ceritanya.. #ditimpuk batu (readers : Gini doong jangan ada yang mati author : masalah buat loo #ditekek) abis ini aku bakalan berusaha bikin lebih WOW dari biasanya,, oh ya Myungsoo udah mau membuka diri ama Hana ne ^^ chukkae oppa ~ #potong tumpeng *apa apaan ini


For My Angel

$
0
0

for my angel(poster)

Title  : For My Angel | Author : BabyPheonix

Main Cast : Cho Ri han(OC)| Kim Suho(EXO) || Genre :Tragedy, Sad, Hurt, Romance, AU

Rating :PG- 15||Length: Ficlet (1,449 Words)

Disclaimer: :  The Story ©100% my idea. Don’t be plagiarism, or copy my fanfic Without permisions. cast isn’t mine but God’s mine and his parents’ mine.

WARNING.!!: Miss Typo(s)..OOC

note: sudah pernah di post di akun fb pribadi author :

http://www.facebook.com/snowflakescronics.shiners

_______HAPPY READING_________

Aku tidak akan meninggalkan mu…

Percayalah…

Karna kau adalah bidadari ku…

-Suho.POV-

Aku menggayuh sepeda ku menuju sebuah toko kecil yang berada di pinggir sungai, karna hari ini  libur kuliah jadi aku bisa membantu Eomma menjaga toko

“Ah.. Suho.. untung saja kau datang, tolong jaga toko Eomma mau berbelanja sebentar..” ucap Eomma seraya pergi dengan sepedanya, lalu bergegas aku masuk dan bersih bersih.

“Aahh akhir nya selesai…”

Setelah bersih bersih aku merebahkan tubuh ku di sebuah sofa dan mengambil buku bacaan untuk menghilangkan rasa lelah,

Saat sedang membaca buku, tiba-tiba mata ku tertuju pada seorang gadis yang berada di depan…bergegas aku bangkit lalu menghampirinya mungkin dia mau beli sesuatu

“Ada yang bisa ku bantu..?” tanya ku gadis itu hanya diam sambil terus menundukan kepalanya, seorang gadis dengan baju terusan panjang berwarna putih dengan jaket berwarna hitam dan rambut panjang yang kusut, aneh sekali gadis ini..

“Ah Ri han,,, mau apa nak..” tanya Eomma yang tiba-tiba saja datang entah sejak kapan,
gadis itu tampak mengagkat wajahnya lalu tersenyum, dia sangat cantik dengan senyum yang tersungging di bibir tipisnya itu.. lalu dia menujuk setumpuk buah apple yang berada di atas meja

“Oh kau mau apple..? sini ahjuma kupaskan…”

Gadis itu mengganguk, lalu mengambil apel itu dan memberikannya ke Eomma, aku penasaran siapa dia..? kenpa Eomma sangat baik terhadapnya..?

“Oh ia Ri han ini anak ahjuma namanya Suho..”

“Hai…” sapa ku, gadis itu melirik ku sesaat lalu melanjutkan memakan applenya, entah kenapa aku berfikir kalau gadis ini tidak waras—ya mungkin saja, aku bisa meraskan dari pandangannya tadi…

—sesudah applenya habis gadis itu pergi begitu saja.

“Eomma dia…”

“Namanya Cho Ri han, dia anak teman Eomma, karna kedua orang tuanya itu meninggal dia menjadi seperti itu, dan juga belum lagi siksaan dari para tetangga yang terus mengejek dan meyiksanya secara fisik maupun mental..” jelas Eomma sambil membereskan sampah apple yang berserakan itu

“……..” aku hanya bisa dia mendengar itu semua, seakan diri ini tidak percaya bahwa gadis secantik dia bisa mengalami hal menyedihkan dan tidak berprikemanusiaan seperti itu…

“Rumahnya diamana..??”

“Di gang kecil di sekitar pasar..”

“Ohh Eomma aku pergi dulu..”

“Ke rumah Ri han..?”

“A… ani… aku mau ke rumah Kyung soo.”

“Baiklah hati-hati ne…”

“Ne…”

Bergeas aku mengambil sepeda ku lalu menggayuhnya menuju… bukan ke ruamh Kyung sooo tapi kerumah Ri han sungguh aku penasaran dengan gadis itu. tidak jauh dari pasar aku melihat sebuah gang kecil dan di sana juga ada Ri han sedang jongkok sambil menggambar entah apa di tanah  itu…. saat aku ingin mendekatinya tiba-tiba sekelompok anak kecil datang dan menyiraminya dengan air dan tanah

“Yaa!!! apa yang kalian lakukan!! hentikan!” teriak ku kepada anak-anak itu, lalu mereka semua pergi, tampa basa basi aku langsung mengampiri Ri han, aku bisa melihat gadis itu terduduk dengan baju yang sangat kotor akibat anak-anak tadi, perlahan aku memopongnya dan sepertinya gadis itu kebingungan..

“Aku Suho.. kau ingat..?” tanya ku gadis itu mengangguk lalu kami meneruskan perjalanan..

“Ri han dimana rumah mu..?” tanya ku lagi Ri han menunjuk sebuah rumah yang banyak kotak kotak di halaman rumah itu, perlahan aku membuka rumah itu, dan mendapati barang barang yang berserakan di lantai, dinding yang di coret-coret semuanya berantakan! apakah dia seperah ini..? aku berjongkok lalu menggengam tangannya

“Ri han.. dengarkan aku..! Suho akan melindungi mu..” ucap ku pelan Ri han tersenyum sambil mengenggukan kepalanya

“Baiklah pertama-tama kita mandi.. kau mau Suho mandikan..?”

Ri han mengangguk dan aku membuka semua pakayannya lalu menggendongnya menuju kamar mandi…

***

Sesudah mandi aku memakaikannya pakayan yang cantik dan menyisir rambutnya yang panjang itu

“Lihat kau sangat cantik..” ucap ku sambil menyisir rambutnya

“Kau mau makan …akan ku buat kan makann.. aku mengelus kepalanya lalu menuju dapur untuk menyiapkan makanan, di sini hanya ada apple dan bebarapa mie instan pasti Eomma yang memberikannya… ya sudah lah aku akan memberikan ini saja

“Ri han ini ma…”

Aku termenung saat melihat gadis itu sedang mencoret-coret tembok dan sesekali mencakar tembok itu dengan tangannya hingga jari-jari kecil itu mengeluarkan darah

“Apa yang kau lakukan Ri han!! hentikan!”

Teriak ku sambil mencoba menghentikan aktifitasnya itu, namun sayang Ri han memberotak dan melepaskan genggaman ku lalu melajutkan hal yang sama.

“Hentikan!!” ucap ku sambil menggengam tangannnya lagi

“Kkyyaaaaa!!!!”

Ri han berteriak dengan airmata yang mengalir dengan deras, dengan cepat aku memeluk tubuh kurusnya itu lalu mengelus kepalanya, aku bisa mendengar jelas isakannya, tangisan dengan beribu luka yang ada di sana ..

“Hentikan melakukan hal yang membuat mu terluka.. itu tidak baik.. Suho akan selalu berkunjung jadi Ri han tenang ya…”

—Ri han mengganguk lalu memeluk ku..

***

Semenjak itu aku selalu mengungjungi rumah itu, untuk memandikan Ri han memasakan dia makanan,

“Ri han… aku datang,,” ucap ku sambil memasuki rumah itu, dan di sambut oleh Ri han yang memeluk tubuh ku

“ Ini aku belikan kau boneka..”

Aku memberiakannya boneka teddy bear , dan Ri han memeluk boneka itu sambil tersenyum kearah ku, apakah ini cinta aku tidak menggangapnya sebagai teman atau apapun.. namun aku menanggapnya sebagai kekasih ku walau pun dia tidak menggangap ku sebagai apa pun.. aku akan terus memberi kan cinta ku untuknya untuk bidadari ku yang cantik ini..

*ddrrrttt* aku meraskan ponsel ku berbunyi.. Kyung soo ya..

“Annyeong..?”

“Suho!!”

“Mwo??”

Kau akan pergi ke Amerika untuk program pertukaran pelajar!, chukke..”

“Jinjja… tapi..”

Tapi apa !!!kau akan ke amerika !!”

“Nanti kau ku hubungi lagi,,”

Bagaimana ini, klau begini aku dan Ri han pasti akan  berpisah, oh Tuhan kenapa kau memberikan cobaan ini kepada ku..?, aku menatap bidadari ku yang sedang berbicara sendiri dengan boneka yang ku berikan itu..

“Ri han…” lirih ku sambil mendekatinya, Ri han masih dengan aktifitasnya

“Aku akan pergi ke amerika sebentar kok jadi.. tetap di sini ya, Eomma akan mengunjungi mu setiap hari..”

Ri han terdiam dan menatap ku dengan tajam, dia melemparkan boneka itu ke arah aku dan mengacak acak meja

“Kyyaa!!! kyaa!!!aaa!!!”

“Ri han hentikan!!!!”

“Kkyyaaaa!!!!!!!!!!!” dia terus berteriak sambil menggacak dan membanting semua yang ada di dekatnya itu, lalu aku memeluknya erat, namun dia melepaskan pelukan ku,,

“Pergi kaauu!!!! kyyaaaaaa!!! pergiii!!! pembohong!!!!!!!!!!! pergi kau!!” suaranya yang pertama kali ku dengar tapi bukan kata-kata cinta namun  kata kata yang sangat menyakitkan hati ku, karna Ri han terus mendorong ku menuju pintu ke luar  dan membanting pintu..Aku hanya bisa menangis di sana dengan persaan yang campur aduk, Ri han aku mencintai mu..

“Ri han!! aku mencintai mu!!!!!!!!!!!” teriak ku perharap dia mendengar itu semua..

***

-1 tahun kemudian-

Sudah satu tahun rasanya aku meninggalkan korea ini, namun perasaan ku kepada Ri han tidak akan berubah sampai kapanpun, dengan cepat aku terus berlari menuju rumah Ri han, setiba di sana aku mendobrak pintu rumah Ri han dan mendapati gadis itu sedang berjongkok sambil mencoret-coret tembok seperti saat itu, ia sama sekali tidak berubah, rumah nya juga selalu berantakan, dan mata ku tertuju pada boneka teddy bear yang sudah kumuh si genggaman nya , boneka yang ku berikan saat itu

“Ri han..:”

Ucap ku sambil menghampirinya,

*deg!* rasanya hati ini hancur dan rasa bersalah membanjiri diri ini saat melihat apa yang sedang di tulis oleh Ri han, gadis itu melukai tangannya dan menggunakan darah itu untuk tinta di dinding, dan terus menulis nama ku , kenapa aku tega meninggalkannya kenapa aku tega membuatnya semakin deperesi, oh Tuhan kalau kau berkehendak tolong maaf kan lah hamba mu ini..

“Ri han aku pulang.. Ri han..”

“Suho..?”

“Ne Suho pulang.. dan tidak akan pernah meninggalkan mu lagi..” ucap ku sambil mengelus pipinya, dia mulai menangis dan memeluk ku, aku membalas pelukannya itu, aku bisa melihat luka tergores hampir di setiap tangannya jadi selama 1 tahun ini dia melakukan ini semua dasar gadis pabo..! bodoh, tapi aku sudah yakin…

“Ini untuk Ri han.. cincin ini adalah pertanda bahwa Suho akan selalu bersama dengan Ri han dan tidak akan meninggalkan Ri han…” ucap ku sambil memasangkan cincin itu di jari manisnya, dia tersenyum.. lalu mencium cincin itu..

“Suhoo..”

“mwo..?”

“Saranghaeyo…”

Ucapnya sebuah kata cinta yang selama ini ingin ku dengar dari mulut  itu, Aku tau Ri han tidak butuh perhiasan atau benda apa pun yang gadis ini butuhh kan adalah cinta dan kasih sayang dari seseoarang yaitu aku..  dan mulai sekarang dan selama nya Ri han adalah malaikat cantik ku, juga istri ku yang paling ku sayang.

-END-

A/N: DONT FORGET FOR RCL~

Read

Coment

Like.. ^^

 


The Imposible Love of You and Me [Part 5A ]| A-JaeZiziChan

$
0
0

FF title : The Imposible Love of You and Me Part 5A

Cast :

-          Kim Myungsoo a.k.a L

-          Bang Yongguk

-          Kim Sunggyu

-          Kim Hana (OC)

Support cast :

-          Some member EXO

-          Some member INFINITE

-          Some member B.A.P

-          Some member SNSD

Leght : Chaptered

Gengre : *jujur author gg tau#plak

Author : A-JaeZiziChan

Untuk alya

 

Preview chapter 4

“Itu Do Kyungsoo,…”. ucap Myungsoo pada Yongguk pelan sambil menunjuk seorang namja berpakaian rapi dengan jas dan kemeja serta dasi yang ia di pakai namja itu. Tingginya tak seberapa namun memilik wajah yang bisa terbilang ‘innocent’. Bukan wajah seorang bos mafia. Mereka menemukan target mereka dengan cepat.

 

***

 

Author PoV

 

Setelah Woohyun memesan 3 kamar untuk mereka. Myungsoo dan Yongguk langsung masuk ke dalam kamar hotel mereka. Myungsoo dan Yongguk tampak diam dengan pikiranya masing masing, walau bisa di jelaskan secara singkat bahwa inti apa yang mereka pikirkan saat itu adalah sama. Do Kyungsoo, target mereka seharga 50juta won ada di depan mereka bersama puluhan bodyguard berbadan kekar dan ada 2 polisi yang mengincar mereka, Nam Woohyun dan Kin Sunggyu.

 

“Ini sungguh sulit… aku tak menyangka akan serumit ini…”. ucap Yongguk kemudian berbaring diatas ranjangnya. Myungsoo hanya diam dan menatap rekan kerjanya itu. Myungsoo kemudian mengamati sisi-sisi ruangan tersebut.

“Lebih susahnya lagi, ada CCTV disini, jika kita diam-diam mengikutinya cepat atau lambat kita hanya akan tertangkap dengan cepat…”. ucap Myungsoo kemudian sambil memasukan kedua lenganya kedalam saku. Yongguk kemudian ikut melihat ke sisi-sisi ruangan kamar berukuran 7×7  meter tersebut.

“Bagaimana jika kita menuntun polisi polisi itu untuk menangkap Do Kyungsoo ?..”. Yongguk kemudian memberikan saranya.

“Bodoh, Jiyeon tak akan membayar kita!…”. maki Myungsoo. Yongguk hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan yang dilontarkan Myungsoo untuknya.

 

TOK TOK TOK!

 

Tiba tiba pintu kamar Myungsoo dan Yongguk di ketuk. Mereka segera menyembunyikan tas mereka ke dalam lemari. Yongguk kemudian menyalakan telivisi untuk menghilangkan kecurigaan, sedangkan Myungsoo membuka pintu. Hana adalah orang yang Myungsoo lihat ketika ia membuka pintu kamarnya. Hana kemudian mengintip kedalam kamar dan melihat Yongguk yang sedang menonton TV.

 

“Museum iriya?..”. tanya Myungsoo singkat kepada Hana, Hana kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Eum… Woohyun oppa mengajak mu dan Yongguk oppa untuk bermain water gun….”. ucap Hana kemudian takut takut kalau Myungsoo tiba tiba marah. Myungsoo kemudian memutar bola matanya dengan malas dan mendengus kesal.

“Kau ingin aku bermain permainan anak kecil?… jangan harap!!..”. ucap Myungsoo kemudian hendak menutup pintu, namun kaki Hana mengganjal (?) pintu tersebut dengan kakinya.

“Chakkaman!… kita kesini untuk itukan… begini, kalau tak mau,, survival game  juga boleh..”. ucap Hana sedikit memaksa. Myungsoo mendengus kesal kemudian membuka pintunya.

“Kalau begitu tunggu…”. ucap Myungsoo akhirnya. Ia kemudian berjalan menuju Yongguk lalu berbicara padanya. Yongguk hanya mengangguk kemudian tersenyum ke arah Hana. Setelah mereka berdua mengambil jaket mereka, Myungsoo dan Yongguk berjalan mengikuti Hana menuju tempat survival game  yang ada di hutan dekat hotel.

 

Disana sudah ada Woohyun dan Sunggyu yang menunggu mereka bertiga. Bahkan Woohyun dan Sunggyu sudah memakai seragam mereka srta mengisi peluru mereka. “Kami sudah tiba oppa..”. ucap Hana kemudian sambil tersenyum. Sunggyu hanya mengangguk. Lalu memberikan 3 seragam pada Hana, Myungsoo, dan Yongguk.

 

“Ya, Myungsoo..”. panggil Woohyun, membuat Myungsoo menghentikan langkahnya menuju ruang ganti. Ia tak menoleh tapi tetap terlihat menunggu kalimat yang akan di keluarkan Woohyun dari mulutnya.

“Kau bisa membunuhku disini.. jadi jangan bunuh aku di dunia nyata -_-“. Ucap Woohyun kemudian. Myungsoo tak membalas kata-kata Woohyun dan langsung masuk ke ruang ganti pria bersama Yongguk.

 

Beberapa saat kemudian game mereka mulai. Mereka terdiri dari 2 team. Team 1 beranggotakan Sunggyu, Woohyun dan Hana, sedangkan sisanya (Myungsoo dan Yongguk) adalah team 2. Walau hanya ber-2 skill membunuh mereka benar benar di perlihatkan disini. Mereka bisa bersembunyi dengan sangat baik diantara pohon maupun semak semak yang memenuhi arena survival game tersebut. Beberapa menit kemudian Sunggyu keluar dari prmainan karena terkena peluru Myungsoo tepat di bagian dadanya. Kemudian disusul oleh Hana yang di tembak Yongguk dari belakang. Yang terakhir adalah Woohyun yang keluar dari permainan setelah di tembak 3 kali oleh Myungsoo.

Mereka kemudian mengembalikan senjata dan pakaian yang digunakan dalam permainan tersebut. Ketika Sunggyu hendak mewarkan Myungsoo dan Yongguk untuk makan bersama di restoran hotel. Myungsoo langsung menolak dan mengajak Yongguk mengikutinya. Dia melihat Do Kyungsoo keluar dari hotel.

 

“Kau membawa pistol?..”. tanya Myungsoo pada Yongguk pelan sambil menjaga jarak dengan Kyungsoo yang mulai memasuki hutan. Yongguk hanya mengangguk pelan. Setelah beberapa ratus meter mereka memasuki hutan. Ada sebuah gubuk kecil yang terlihat cukup terang untuk ukuran rumah pedalaman.

Myungsoo kemudian melihat Kyungsoo memasuki rumah tersebut. Sedangkan di luar rumah, sekitar 10 bodyguarnya tengah menjaga seluruh sisi rumah. Dari jendela gubuk tersebut terlihat 2 orang sedang berbicara, yang pasti satu diantara mereka adalah Do Kyungsoo dan sisanya adalah orang yang akan membeli narkoba dari Kyungsoo.

Myungsoo kemudian memakai sarung tangan hitamnya dan mengambil pistol yang ia sebunyikan di balik jaketnya. Dia kemudian melubangi kepala 2 penjaga pintu gubuk tersebut dari jarak 50meter dari tempatnya bersembunyi. 8 bodyguard lainya langsung mengambil ancang ancang. Yongguk kemudian ikut menembak 2 bodyguard lainya. Myungsoo kemudian memakai slayernya dan muncul dari tempat persembunyianya. Ia menghabisi ke-6 bodybuard itu dengan senjatanya.

 

“Myungsoo awas!…”. teriak Yongguk ketika melihat salah satu bodyguard yang keluar dari gubuk tersebut. Myungsoo kemudian langsung menoleh dan ketika ia melihat bodyguard itu sedang bersiap menembaknya, ia segara lari bersembunyi di balik pohon.

“SH*T!.. peluru ku habis!…”. ucap Myungsoo, ia tak membawa peluru cadangan.

“Milikku juga.. kita haru mundur!…”. ucap Yongguk kemudian mereka berlari dengan sangat cepat. Tapi sayang, peluru asal yang di tembakkan oleh bodyguard terakhir tadi sukses bersarang di kaki Myungsoo dan membuat Myungsoo terjatuh hingga tak sadarkan diri karena terbentur, walaupun kepalanya tak mengeluarkan darah. Yongguk kemudian segera mengamankan tubuh Myungsoo dan bersembunyi di balik semak belukar yang tak jauh dari situ.

Setelah di rasa aman dan Kyungsoo sudah kembali ke hotel. Yongguk berusaha mengemballikan kesadaran Myungsoo. “YA! Kim Myungsoo sadarlah!.. hei!…”. ucap Yongguk sambil terus menepuk nepuk pipi Myungsoo. Tapi  Myungsoo tak kunjung kembali mendapatkan kesadaranya, akhirnya Yongguk menggendong Myungsoo di punggungnya dan membawanya kembali ke Hotel.

Ternyata saat itu Hana sedang duduk di lobi hotel sambil menikmati jus sambil browsing menggunakan laptopnya. Hana yang melihat Yongguk menggedong Myungsoo pun langsung menghampirinya.

 

“Oppa, apa yang terjadi pada Myungsoo??…”. tanya Hana ketika melihat darah membasahi celana hitam Myungsoo serta Myungsoo yang tak sadarkan diri di gendongan Yongguk.

“Dia… dia terkena tembakan pemburu yang sedang berburu hewan disini lalu ia terjatuh dan kepalanya terbentur batu. Aku permisi,,,”. Ucap Yongguk kemudian masuk kedalam lift menuju lantai 3.

 

Setelah sampai di dalam kamar. Yongguk langsung membaringkan Myungsoo diatas kasur, dan melakukan operasi kecil dengan peralatan yang sudah biasa dibawanya ketika merencanakan pembunuhan. 1 jam kemudian Yongguk sudah selesai mengeluarkan peluru dari kaki Myungsoo serta menjait dan membalut luka di kaki Myungsoo. Beberapa saat kemudian Woohyun masuk kedalam kamar Yongguk dan Myungsoo tanpa permisi dan langsung melihat keadaan Myungsoo yang sedang terbaring tak sadarkan diri.

 

“Bagaimana keadaanya?.. apa kita harus membawanya kerumah sakit?…”. tanya Woohyun kepada Yongguk. Yongguk terdiam mendengar pertanyaan orang yang paling ingin di bunuh oleh Myungsoo itu.

“Dia sudah tak apa apa, aku sudah mengeluarkan peluru d kakinya dan menjait serta membalut luka di kakinya, dia juga tak mengalami pendarahan parah karena dia beruntung peluru itu tak memecahkan pembuluh arteri di kakiknya.”. ucap Yongguk menjelaskan bagaimana keadaan Myungsoo. Woohyun kemudian mengangguk faham kemudian menatap Yongguk dengan tatapan menyelidik yang tajam.

“Apa kau dokter? Bagaiman kau bisa menjelaskan sedetail itu hingga kau bisa mengeluarkan peluru itu tanpa alat bantu operasi…?”. tanya Woohyun kemudian mengitari Yongguk sambil memasukkan kedua tanganya kedalam saku celana jeans yang ia pakai. Yongguk tak membalas tatapan Woohyun sama sekali.

“aku memang tak bersekolah di kedokteran, namun ada seseorang yang memintaku untuk merawat Myungsoo karena dia terlalu nekad dalam bertindak…”. ucap Yongguk kemudian dengan alasan yang bisa dibilang ‘sedikit’ masuk akal. Woohyun kemudian mengangguk angguk faham.

“Baiklah rawat dia dengan baik…”. ucap Woohyun kemudian menepuk pundak Yongguk lalu berlalu pergi meninggalkan kamar tersebut. Di luar kamar itu, Hana sudah berdiri dengan was was. Woohyun kemudian menghampiri Hana yang masih bingung dengan pikiranya sendiri.

“Dia tidak apa apa..”. ucap Woohyun kemudian mengusap puncak kepala Hana. Hana kemudian mengangkat wajahnya dan menatap Woohyun.

“Bolehkah aku masuk?..”. tanya Hana penuh harap. Woohyun kemudian berhenti mengusap kepala Hana dan memasukkan tanganya kedalam celana jeansnya. Kemudian sedikit berdehem.

“Terserah.. tapi Myungsoo belum sadar…”. ucap Woohyun kemudian meninggalkan Hana yang masih mematung   di lorong hotel itu. Hana kemudian beranjak masuk kedalam kamar Myungsoo dan Yongguk , ia mendapati Yongguk yang baru saja mengganti celana Myungsoo. Yongguk kemudian menatap Hana dengan tatapan heran.

“Kenapa kemari? Ini sudah malam bukan?…”. tanya Yongguk, Hana masih diam.

A, aku ingin menunggui Myungsoo oppa,,.. boleh kan?..”. tanya Hana ragu. Yongguk kemudian mengangguk.

“Silakan.. duduklah disitu..”. ucap Yongguk kemudian mempersilakan Hana duduk di kursi yang berada di dekat ranjang Myungsoo. Hana menurut dan langsung duduk di kursi tersebut.

 

***

 

Kim Myungsoo PoV

 

Saat ini aku masih kelas 14 tahun namun aku sudah duduk di bangku kelas 3 SMP karena aku mengambil jurusan exceel. Kalau orang mengatakan aku terlalu pandai di usia ku yang muda dan hidup di lingkungan keluarga yang tak mampu.

Saat itu.. ujian sudah semakin dekat, aku sangat sibuk mengikuti pelajaran tambahan yang diberikan oleh sekolah tempatku menuntut ilmu. Bahkan hari itu aku pulang cukup larut. Aku pulang sekitar pukul  9 malam.

“Sial aku pulang terlambat.. eomma pasti akan marah lagi padaku..”. gerutuku saat itu sambil berlari menuju rumahku yang berada di gang sempit.ketika aku sudah berada di depan rumah aku melihat kaca rumahku pecah dan pintu rumahku terbuka. Aku masuh mengigat semua itu.

Saat itu aku merasa tak beres, aku pun berlari menuju ke dalam rumah, tapi ketika aku nyaris menginjakkan kaki ku masuk kedalam rumah terdengar suara letusan senjata api bersamaan dengan suara pekikkan wanita yang tak lain adalah eomma.

 

“Moonsoo!..”. aku langsung menghentikan langkahku saat itu. Dalam hati aku bertanya pada diriku sendiri ‘ apa yang terjadi pada Monsoo? Apakah appa mengamuk lagi ?’. kemudian perlahan aku berjalan mengendap endap tanpa mengeluarkan suara menuju sumber suara pekikkan eomma . aku kemudian mengintip untuk melihat apa yang terjadi.

Saat itu juga, detik dan menit itu juga, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat  seorang ahjusshi berbadan besar dan tegap melepaska timah panah dan melubangi kepala eomma. Tubuh eomma seketika langsung roboh di samping tubuh Moonsoo yang juga tergeletak disana. Darah segar mengalir dari kepala eomma dan menyebarkan bau anyir.

Saat itu juga aku sudah tak bisa menahan diri melihat tubuh eomma yang sudah pasti tak bernyawa lagi kemudian  keluar dari tempat persembunyianku dan berlari, namun sebelum aku berhasil memanggil eommaku, aku terlebih dulu jatuh terjembab ke lantai.

 

“APPA!.”. aku meneriakkan panggilanku pada apa, seketika air mata mengalir keluar dari mataku ketika melihat appa sudah menjadi mayat yang penuh dengan darah serta leher yang nyari terputus. Aku mengalihkan pandangan ku ke arah eomma dan namsaengku.

Dengan cepat aku merangkak cepat menuju tubuh eommaku dan Moonsoo yang sudah tak bernyawa kemudian menggoyang- nggoyangkan tubuh mereka berdua secara bergantian. “Eomma.. Moonsoo .. ireona, ada apa dengan kalian eo? PALLI IREONA! Jangan tinggalkan aku sendirian dengan cara seperti ini!!!!!!”. Seruku di sela sela tangisku yang makin menjadi jadi.

“Ya! Anak muda, kamu mau menangis mereka sampai kau butapun mereka tak akan hidup lagi karena aku sudah membunuh mereka semua dan mengirim mereka ke langit! HAHAHAHA!”. Ucap ahjusshi itu sambil tertawa keras tanpa rasa bersalah.

“Kenapa kau membunuh keluargaku! Apa salah mereka? Kenapa kau tak sekalian bunuh aku biar aku ikut mereka!! Ahjussi sialan!…”. umpatku dengan penuh emosi. Ahjusshi itu langsung menendang perutku dan membuatku jatuh di genangan darah yang keluar dari tubuh eomma dan Moonsoo.

“jagalah ucapanmu bocah! Jika bukan karena kau adalah barang berharga yang di jual oleh orang tuamu aku akan melubangi kepalamu..” . ancam Ahjussi itu sambil menunjukk ku. Aku terhenyak mendengar ancamanya.

“A,apa maksudmu?..”. tanyaku kemudian.

“Orangtua mu.. mereka berhutang kepada kami sebanyak 10 juta won dan berkata bila mereka tak bisa membayar mereka menjualmu kepada kami!.. sekarang mau tak mau kau harus menjadi rekan kami!..” . ucap Ahjusshi itu. Seketika tubuhku langsung lemas tak karuan. Aku benar benar tak percaya orang orang yang benar benar kusayangi dan kupercayai menghianatiku hanya karena membutuhkan uang. Saat itu aku benar benar jatuh dalam jurang keputus asaan.. aku tak bisa mempercayai orang sejak itu…

 

***

 

Aku langsung membuka mataku begitu mimpi kenangan masa lalu terkelamku berakhir. Aku merasakan rasa nyeri di kepala serta kakiku, aku dapat merasakan sekujur tubuhku telah basah oleh keringat. Tapi salah satu tanganku terasa hangat. Aku kemudian melirik ke arah kanan kasur tempat ku berbaring dan aku melihat Hana tertidur sambil menggenggam tanganku. Tiba tiba aku merasakan wajahku panas. Aku segera duduk bersandar dan melepaskan genggaman tanganya. Hana kemudian terbangun.

 

“Oh.. kau sudah terbangun?.. apa kau tidak apa apa?..”. tanya nya padaku kemudian. Aku hanya mengangguk tanda aku tak apa apa. Dia kemudian menghela nafasnya. Sebulir air mata jatuh membasahi pipinya. Dengan cepat pula ia menghapus air matanya tadi.

“Kenapa kau menangis? Aku masih hidup bodoh”. Ucap ku kemudian.

“Mi, mian.. habis kau membuatku khawatir! Aku khawatir akan terjadi sesuatu padamu!…”. ucapnya kemudian. Aku terdiam dan tak membalas kata katanya lagi. Detik berikutnya Yongguk hyung bangun dan menghampiriku.

 

***

 

Author PoV

 

Hari beranjak pagi, setelah mereka membereskan barang barang mereka dan bergegas masuk kemobil. Mereka terpaksa pulang karena luka Myungsoo. Beberapa jam setelah mereka sampai di Seoul, dan Hana mengantar Yongguk dan Myungsoo sampai depan pintu apartemenya. Myungsoo menyuruh Yongguk masuk duluan dan berbicara dengan Hana.

 

“Aku tahu perasaanmu Hana, kau menyukaiku…begitu pula dengan ku”. ucap Myungsoo pada Hana dengan datar. Tapi kata kata Myungsoo itu sukses membuat wajah Hana berubah menjadi merah seketika. Senyum nyaris mengembang, namun Myungsoo kemudian meneruskan kata katanya.

“Buang perasaanmu itu jauh jauh.. aku tak bisa membahagiakanmu walau aku memiliki rasa yang sama denganmu… kita.. kita tak bisa bersama… Mianhae, jangan datang kesini lagi maupun mencariku…  aku tak bisa.. cinta kita tak bisa bersatu..”. ucap Myungsoo. Hana langsung terdiam mendengar kalimat yang diucapkan Myungsoo. Bulir airmata jatuh menyusuri wajah Hana.

“Wae?.. padahal kau baru saja mengatakan kalau kau menyukaiku tapi sekarang kau malah bilang… untuk melupakanmu?..”. ucap Hana kemudian karena tak terima. Myungsoo hendak menjawab tapi  Hana menyela dengan cepat.

“KAU TAHU BETAPA SENANGNYA AKU KETIKA MENDENGAR KAU MENGATAKAN ITU! LEBIH BAIK TADI KAU AK USAH MENGUCAPKANYA!!!”. Teriak Hana sambil menangis. Hana kemudian langsung berlari pergi meninggalkan Myungsoo yang mematung karena dibentaknya.

Yongguk kemudian keluar dari apartement dan memegang pundak Myungsoo pelan. “Apa tak apa melepaskannya begitu saja?.. dia benar benar tulus mencintaimu”. Ucap Yongguk.

“Tentang pembicaraan kita semalam…  kupikir kita tak akan selamat kau tahu?.. dia punya koneksi polisi dan ada kemungkinan Sunggyu dan Woohyun terlibat.. salah satu diantara kita berempat pasti akan merenggang nyawa.. aku tak mau dia terluka karena itu.. ini lebih baik. Mari kita lakukan..aku siap untuk apapun..”. ucap Myungsoo kemudian

 

This part is not end in here….

 

Ya! Author terpaksa potong part terakhir ini

U,U sedih ne bentar lagi pisah ama cerita n author ini #lap umbel pake serbetnya Zelo di coffe shop MV.

Ada kah yang penasaran dengan kelanjutan kisah ini?…

Like sampai 15 maka pt. B begitu selesai ketik langsung author post, kalau nggak sampek 15 sampe nanti jam 5 sore author post besok…

 

Sekian aja ^^


Because I Miss You More Today

$
0
0

BECAUSE i miss you more today

Title : Because I Miss You More Today|| Author : BabyPhoenix’s (Miya Aomine)

Cast : Park Chanyeol | Byun Baekhyun||Genre : Romance, Tragedy, Sad, AU, Boys-Love

Rate : PG | Length : Fictlet || Disclaimer :  The Story ©100% my idea. Don’t be plagiarism, or copy my fanfic. cast isn’t mine but god’s mine and his parents’ mine.

Aku meridukan mu lagi hari ini…

Lagi—

Lagi—

Dan hari yang sama terus terulang lagi—

Sampai aku benar benar puas—

[06:30 A.M]

*tik…tik…*

Dentingan jam yang bergema di telinga ku, bagai melodi yang tak bisa ku hilangkan dari fikiran ini, mata ku terbuka saat dentingan jam itu semakin kencang… menjadi sebuah nada yang memekakan telinga, mencoba mempertahan kan kesadaran, aku mematikan suara jam yang memekakan telinga tadi, saat mata ini terbuka lebar yang ku dapatkan adalah ruangan kamar yang kosong tampa mu di sana… hanya bisa diam… aku tak bisa melarang mu pergi malam itu…

Hari ini terulang lagi—

“Chanyeol… bodoh…”

Perkataan pagi yang mungkin tak enak di dengar gendang telinga—kesal bercampur kecewa itu lah yang kurasakan sekarang, apakah dia tidak tahu kalau aku sangat merindukannya—mencoba bangkit aku berjalan menuju meja dan menggapai ponsel dengan 1 pesan yang belum ku baca—berharap itu dari mu aku membaca pesan pendek itu.

Terulang lagi—

“From : Chanyeol

Subject : Sorry:

Baekhyunnie! Maaf aku tak bisa menemani mu sampai pagi… ada sesuatu yang harus aku selesaikan, maaf ya aku tidak pamit—oh ya apakah kau suka dengan hadiah yang ku berikan..?”

Aku mengela nafas berat dan mengalihkan pandangan ke arah sudut tempat tidur—tempat biasanya dia meninggalkan hadiah untuk ku—lagi—boneka teddy bear

—kau kira aku masih bocah

To : Chanyeol

Subject : Re : Sorry

Hmm.. ya… terimakasih… oh ia bisakah kau tidak menganggap ku sebagai anak kecil lagi—boneka teddy bear.. sudah berlusinan di rumah ku, Chanyeol babo.

—send

Tak bisa menahan senyuman saat aku menekan tombol send dan pesan itu tersampaikan kepada mu—aku harap begitu. Matahari yang semakin meninggi seakan mengisaratkan ku untuk mengunjungi mu—aku benar benar rindu kepada mu

—jangan!

—terulang lagi… hari ini terulang lagi…

—hentikan—itu sakit

-Bacause I miss you more today-

*drrrt….drrttt…*

-klik-

From: Chanyeol

Subject : How are you today..?

Baekhyunne.. apakah kau sudah berangkat..? hei.. aku sudah menyiapkan ice cream kesukaan mu.. kalau tidak cepat cepat nanti habis..

Benarkan.. senyuman tak bisa di punggkiri atas tingkah konyol kekasih ku ini—dia sama sekali tak berfikir kalau hari ini adalah musim dingin dan dia memberikan ku ice cream—Chanyeol babo

—terulang lagi…

—hentikan …

To : Chanyeol

Subject : Re : How are you today..?

Cih… kau kira aku anak-anak.. dan lagi hari ini musim dingin.. kau mau kekasih mu ini terkena flu gara-gara ice cream mu itu! Jadi habis kan saja lah sendiri.. aku akan membelikan cofe hangat .. kau mau..?

—send

Pesan yang ku kirimkan ke tempat mu, berharap kau membacanya—berharap kau membalasnya, aku selalu menunggu.. sejenak berhenti di sebuah kedai minuman yang biasanya aku dan Chanyeol kunjungi—memesan dua cangkir cofe dan langsung meninggalkan tempat itu.

*Drrrt…drrtt…*

Klik

From : Chanyeol

Subject : Re : Re: How are you today..?

Haha..tidak usah… aku kan tidak suka cofe, pasti kau sudah membelikannya.. berjuang lah untuk meminumnya hahaha! Dan aku juga akan berjuang mengghabiskan ice cream—hari yang indah untuk minum cofe dan ice cream bersama—aku akan menunggu mu di rumah—jangan sampai tak datang ya..”

—terputus… dia mengakhiri pesannya—aku hanya bisa membalas dengan “ya” mungkin terlalu dingin namun aku memang tak tahu harus membalas apa lagi— memutuskan untuk terus berjalan menyusuri trotoar dan menyeruput cofe hangat… namun entah mengapa tak lagi terasa hangat—sebab aku ingin menum ini bersama mu…

—Aku  berjalan sendiri

—Menahan  semua rasa rindu ku…

—Semua  itu terulang lagi

—Hingga aku puas..

—Hingga aku muak!

—Hingga aku bisa melupakannya

Langkah kaki yang terasa lambat sekali—mungkin karna hari semakin dingin—aku ingat tadi malam kau dengan baju yang tipis nafas mu terengah engah kau datang ke kedaiaman ku dan berteriak di ambang pintu bahwa—meminta maaf kau tak bisa datang dalam upacara ke lulusan ku—kau memang selalu begitu—tak bisa datang dalam acara-cara penting ku, lalu selama beberapa minggu kau tak tampak begitu seterusnya—hingga kau membuat aku terkurung dalam perasaan rindu yang teramat sangat, hampir aku putus asa—jika Chanyeol tak ada aku tak tahu harus bagaimana lagi.

Dan saat itu pertama kalinya kau menemui ku sesudah kau membatalkan janji mu, dan malam itu kita berpelukan dan menikmati aroma tubuh masing masing, terucap kata maaf yang tak bisa terhitung lagi—saat kita bertaut di ranjang yang sama, aku merasa ada sesuatu yang tak beres terjadi kepada mu..

—tidak

—hentikan

—sudah cukup!

Tak bisa menghitung waktu saat aku berjalan, tatapan yang hanya lurus kedepan, dari kejauhan atap rumah mu telah tampak—senyum ku kembangkan—dan ponsel itu pun bergetar kembali

—tidak

—hentikan!

—itu sakit!

From : Chanyeol

Subject : If…

Baekhyunnie.. aku ingin bertanya… jika aku pergi apa yang akan kau lakukan..? jika aku tak kembali apa yang akan kau lakukan..? jika yang tersisa hanya kenangan..? apa yang akan kau lakukan… jika aku tak ada lagi saat kau menginjakan kaki di rumah ku.. apa yang akan kau lakukan..? jawab aku Baekhyun…

—hentikan!

—tak bisa menjawab, mata ku membulat tak berkedip membaca pesan mu, kenapa jadi begini..? kenapa kau memberikan pertanyaan yang sungguh tak bisa ku jawab—dan belum selesai ponsel itu bergetar lagi—

—hentikan!

From : Chanyeol

Subject : Sorry..

Maaf kalau aku membuat mu berfikir yang tidak tidak, aku hanya kesepian baek, aku rasa jarak kita semakin jauh saat aku tak bisa lagi menepati janji ku, aku takut aku tak bisa bertemu dengan Byun Baekhyun lagi! Aku takut!—tu-tunggu kenapa aku menulis pesan ini… maaf aku menghancurkan mood mu… maaf…maaf…maaf…

—hentikan!

—hentikan aku sama sekali tak tahu apa maksud! Semua ini.. membuat langkah kaki ku semakin cepat—cepat dan cepat—lalu ponsel itu bergetar kembali

—hentikan!

 

From : Chanyeol

Subject : I love you, Thankyou and Goodbye

Aku mencintai mu Baekhyun… aku mencintai mu… terimakasih untuk semuanya.. terimakasih untuk malam ini terima kasih untuk tidak marah kepada aku  yang pembohong ini— I love you…

—hentikan!

Aku sama sekali tidak mengerti—kenapa-kenapa rasanya kaki ini bergerak sendiri membawa ku berlari—tak bisa berhenti walau ponsel itu terus bergetar—bergetar dan bergetar… tampa melihat pesan itu aku terus berlari dan…

—hentikan!

Saat pintu itu ku buka—aku melihat kau yang telah terbaring pucat di atas ranjang dengan beberapa orang yang mengelilingi mu—ini lah jawabannya… atas semua pesan mu tadi.

Walau sudah sampai di rumah mu ponsel ku masih tetap bergetar

“Apa yang terjadi..?” tanya ku kepada seorang lelaki ber surai cappuchino, ia memeluk ku erat—nafas yang tersendat dan air mata yang membasahi pundak ku

“—Chanyeol—meninggal”

“Omong kosong! Kau tak lihat! Dia mengirimkan ku beberapa pesan ! dan dia masih mengirimkan ku pe—

_klik_

—hentikan!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

From : Chanyeol

Subject : -

JANGAN MASUK!—JANGAN LIHAT..!

Ponsel yang tadi ku genggam terjatuh.. namun pesan itu semakin banyak masuk, siapa yang mengirimnya aku tidak tahu—yang aku tahu.. kau sudah tidak ada disana.. kau sudah pergi.. dan saat itu aku berfikir kau sangat jahat, sering tidak memberi kabar lalu muncul tiba tiba dan sekarng aku meninggalkan ku dengan pesan pesan itu masih ada di ponsel ku.

“TIDAKK!!!!”

—Tik

—Tik

—Tik

—Tik

Aku tersentak—apa yang ku fikirkan barusan, bagaimana bisa aku berfikir kau sudah tidak ada..?! bagaimana aku berfikir kalau kau—sudah lah Baekhyun hari ini adalah hari ke 10 saat dia pergi—masih teringat jelas dibenak saat aku berjalan saat aku menerima pesan dari mu,  saat jasad itu pucat terkulai lemas dan perkataan lelaki itu.

“Chanyeol meninggal saat dini hari tertabrak mobil, sepertinya saat dia pulang dari rumah mu Baekhyun…”

Dan aku masih sangat mengingat bagaimana senangnya aku mendapatkan balasan balasan pesan dari mu, dan saat rasa sakit yang teramat sangat menusuk jantung ku hingga terasa benda itu keluar dari tempatnya.

—kenapa aku harus membiarkan dia pergi saat itu

Karna ini semua cerita yang sama terus terulang dalam hidup ku—bayangan ketika saat terakhir itu

—dan siapa yang mengirimkan pesan itu..?

—entah lah.. aku tak tahu..

“Chanyeol.. katakan kepada ku.. apa yang harus ku lakukan…”

Aku meridukan mu lagi hari ini…

Lagi—

Lagi—

Dan hari yang sama terus terulang lagi—

Sampai aku benar benar puas—

Sampai kau kembali lagi pada ku—

Walaupun itu takaan pernah terjadi—

Namun aku akan terus menunggu mu—

-Bacause I miss you more today-

.

.

.

Ending

.

.

.

.

.

.

Review Please

=-=-

 

 


Remember My—First [KnB Fiction] : Chap 1

$
0
0

Remember My—First

-Kagami-Taiga-kuroko-no-basuke-34216268-600-750

Disclaimer : Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Pair : Kagami Taiga X Readers

Genre : Humor, Romance,Fluff, Friendship, Family, Semi Canon.

Rate : T [maybe Mature #DOOR!!#]

WARNING : Typo, Humor Gagal, OOC,..!! Lime!

Decitan yang terdengar saat lelaki itu membuka pintu membuat kau yang sedang duduk di sofa ruang tengah menoleh kepadanya, namun lelaki tinggi itu hanya tersenyum tipis dan berjalan menuju kamar, bahkan dia tidak mengucapkan “Tadaima” dan mencium mu seperti biasa. Kau menghembusakan nafas berat lalu menatap langit langit—ini pasti karena kekalahan-nya tadi dan dia juga cedera, lelaki itu memang sangat memaksakan dirinya ya kau tahu itu, dia memang tidak berubah, perlahan kau bangkit dan berjalan menuju kamar, kau sudah menduganya kalau suami sah mu itu masih diam tak bergeming diatas temat tidur.

“Baka…” desis mu seraya menaikan celana panjang yang ia kenakan, dan kau hanya bisa terdiam saat melihat kaki sang suami bengkak, benar dia terlalu memaksakan diri. Kau beranjak dan kembali lagi dengan air hangat dan kompres.

“Coba ku tebak… istirahat selama 2 minggu..?”

“3 minggu…”

“Haah…. aku tahu kau kuat Taiga, tapi kau tidak perlu memaksakan diri mu seperti ini… jadinya seperti ini kan, kau hanya diam di rumah sedangkan tim mu sibuk latihan..”

“………Sudah masuk tingkat nasional kami sangat senang, dan sekarang kami ingin internasional, bahkan di tim yang anggotanya para Kiseki no sedai itu tidak bisa masuk lebih jauh ke piala internasional…. mungkin semua ini salah ku…”

“Aku tahu kau selalu menyalahkan diri mu sendiri Taiga…kau tahu tidak semua orang sempurna pasti ada kelemahannya, walau tim yang kuat pasti ada kelemahan dari tim itu.. karena Tuhan itu adil Taiga, kau tidak akan selalu menang… walau kau satu tim dengan, Akashi, Kise, Aomine, Midorima, Murasakibara, atau Kuroko, dan yang lainnya… pasti kalian akan mendapatkan kekalahan seperti ini…dan aku yakin mereka sekarang pasti menangis seperti mu saat ini… Kagami Taiga…”

Jelas mu sambil menatap seorang Kagami Taiga.. yang sedang menangis di depan mu, air mata yang terus mengalir membasahi pipinya, tangan besarnya meremas kuat lututnya, isakan yang lamban lama kelamaan semakin keras, kau beranjak dan memeluk lelaki besar itu, ia meremas pakaian mu dengan tangan bergetar, mungkin sejak tadi dia menahan tangisnya. Perlahan kau menepuk pelan punggung bidangnya mencoba membuat dia lebih tenang, mencoba membuat dia lebih yaman.

“Sudah! Jangan menagis lagi harimau liar.. kau mematahkan image liar mu…” ketus mu seraya menghapus air mata Kagami dengan tangan mu, ia tersenyum lalu mencium bibir mu dengan sangat lembut.

“… [name...] hiks…aku mencintai mu…”

“Ia ia aku tahu… itu”

“Ayo kita bercinta…”

“BAKAGAMI JANGAN MULAI!!!”

Entah mengapa kau tidak bisa menolaknya, dan malam itu, kalian hanya di dalam kamar dengan desahan desahan kecil dan leguhan leguhan yang membuat mu melayang, tak ada jarak diantara kalian, karena sekarang kalian sedang menikmati rutinitas yang biasa kalian lakukan malam hari, toh ini juga bisa membuat Kagami melupakan sejenak hal hal yang barusan terjadi.

“Ugh…~Taiga…”

“Hmm…Ghmm… menyenangkan umm..?”

“Ahkk.. ya… Taiga—aku…ahh..”

“—a”

Kau menghela nafas berat, lalu membenamkan wajah mu di bantal yang agak lembab itu, tak menyangka sama sekali kalau jadinya begini, padahal dia baru saja menangis dan sekarang oh! Kau bangkit dan menjitak kepala suami mu itu lalu beranjak memakai pakaian, sekedar untuk menutupi tubuh naked mu, dan juga kau tidak begitu peduli kalau kau memakai tsirt Kagami yang sangat kebesaran oleh mu.

“Percuma pakai itu… kau seperti anak hilang…”

“Biar saja..! huh.. kalau tahu begini aku tidak mau membunjuk mu tadi…!!” ketus mu seraya melipat kedua tangan di dada, dan menggembungkan pipi sepertinya Kagami merasa gemas, perlahan ia mengangkat tubuh kecil mu lalu mendudukan mu di pangkuannya.

“Hihihi…gomen…gomen… tapi tetap saja kau menyukainya kan…”

“Hmm…tidak!!”

“Nani! Kau kejam sekali…” rengek Kagami seraya memeluk pinggang kecil mu, kau bisa merasakan dada bidang Kagami yang toples dan juga keringat yang masih membasahi tubuhnya. Kalian memang bukanlah pasangan yang romantis, namun kalian mungkin adalah pasangan yang dapat mengerti satu sama lain dan saat saat seperti ini adalah saat dimana kalian saling menyatakan bahwa kalian sangat mencintai satu sama lain.

Kau juga sangat menikmati suasana seperti ini, tunggu entah mengapa rasanya kau ingat saat pertama kalian bertemu, saat itu kelas 1 SMA, ah~ masa-masa yang sangat indah, atau mungkin sangat absurd.

“Oh ia.. aku jadi ingat saat pertama kita bertemu.. hm… apa kau ingat Taiga…? saat itu…”

“Ya tantu saja aku ingat  itu hal paling absurd yang pernah ada..!”

“Haha..tidak juga…”

-My First Time I saw you-

Kita falshback ke sekitar 8 tahun yang lalu saat memasuki awal musim panas, kau yang sedang berjalan jalan di sekitar sekolah baru mu, bukan..! kau bukan murid baru, hanya murid kelas 1, tentu kau harus tahu sekolah yang juga baru itu—yap SMA Seirin, perlu bagi mu untuk mengetahui seluk-beluk sekolah mu itu, sebenarnya itu memang kebiasaaan mu sih tidak mau diam di tempat apa lagi kalau sudah pelajaran yang tidak kau sukai, kau lebih memilih untuk berjalan jalan dan bolos, ketimbang duduk di kelas tampa tahu apa yang guru katakan. Baiklah sekarang kau sudah sampai di gedung gym sekolah mu yang besarnya minta ampun itu, kau perlu berfikir dua kali untuk masuk ke gedung tersebut, namun akhirnya kau masuk juga.. saking penasarannya dengan apa saja yang mereka lakukan di saat jam pelajaran begini—perlahan kau memasuki gedung namun perhatian mereka sama sekali takteralihkan toh mereka lagi sibuk bertanding..

“Hmm kelas 1 lawan kelas 2 ya.. “ gumammu, kau menopang wajahmu dengan tangan dan mengikuti jalannya pertandingan, namun entah mengapa mata mu tak bisa berpaling dari lelaki itu, lelaki tinggi bersurai merah yang amat membuat mu terbengong bengong, dia begitu hebat dan sangat berbakat, bahkan kau tak tahu ada orang seperti itu di sekolah ini. Siapa ya namanya… itu lah yang pertama kali terpikir di benak mu…

Ingin bertemu lagi—ingin berkenalan—ingin menjadi akrab—

Dan saat itu pada hari senin… 5 menit sebelum upacara dimulai, sesuatu yang mengejutkan terjadi.

“KELAS 1-B,! NOMOR 5! KAGAMI TAIGA…! AKU AKAN MENGALAHKAN KISEKI NO SEDAI ! DAN AKAN MENJADI PEMAIN NOMOR 1 DI JEPANG!”

Ternyata dia….

“Baka…!!pffttt!!!!huahahaha!!!”

Kau tak bisa mengendalikan dirimu untuk tak tertawa, walau semua murid memandang mu namun kau tidak pernah peduli, lelaki yang kemarin ternyata namanya Kagami Taiga, dia kelas 1-b sedangkan kau kelas 1-a, dia ingin mengalahkan Kiseki no sedai, dasar orang gila! Kau sangat tahu Kiseki no sedai itu, adalah orang orang berbakat dari Smp mu—yap kau adalah alumni dari SMP Teikou yang terkenal itu, kau sudah melihat bagaimana para Kiseki no sedai itu bermain.. mereka seperti monster yang tak terkalahkan, namun entah mengapa kau yakin lelaki ini bisa mengalahkannya.

“Hm.. Kagami Taiga…”

Ingin bertemu—lagi….

“Huaah…” kau merentangkan tangan mu mencoba meregangkan otot otot mu, setelah berdesakan mengambil roti isi yang menyebalakan itu, kantin mancam apa yang penuhnya sampai seperti pembaigan sembako, tunggu tidak ada hal semacam itu—akh yang paling penting adalah saat ini badan mu sakit semua.

Kau berjalan kesal kearah gedung olahgara—ehm… tentu kau ingin bertemu dengan orang baka tadi pagi, gara gara dia kau tidak bisa berhenti tertawa, kau berharap bisa berkenalan dengan—

#DUAKK!!!# sebuah bola basket dengan mulusnya mendarat menabrak wajah mu dan apa yang terjadi semuanya menjadi gelap dan—#brrukk# akau jatuh pingsan, namun dengan jelas kau bisa mendengar teriakan teriakan dari mereka.

“Aakhh!!! Dia pingsan!! Oii!! Oi!! Kagami ini semua salah mu!!! Lihat dia pingsan!!!”

“Ekhh! Aku tidak tahu kalau dia akan ada di sanaa!!?

“Ayo bawa dia ke UKS!!”

“Demo!”

“SEKARANG!”

Kau merasakan badan mu melayang, wangi tubuh Kagami membuat mu tak bisa membuka mata mu, wangi yang benar benar memabukan. Dan sepertinya kau sudah sampai di UKS, perlahan Kagami meletakan mu di tempat tidur dan. Apa! Kau terbangun seketika saat dia mencubit pipi mu dengan kencang.

“OI!! Itte!! Bakaa!!!”

“Hieeeh! Ternyata kau sama sekali tidak pingsan! Dasar merepotkan!!”

“Aku pingsan tau! Sebelum kau mencubit pipi ku! Errr! Dasar baka!”

“Eehh! Seenaknya saja kau! Bilang apa kau tadi..!?”

“Baka!! Kagami Taiga bakaa!!!”

“..Nani!!!” teriaknya namun Kagami terdiam dia berfikir kenapa kau yang baru dia kenal tahu namanya.? Perlahan Kagami mendekatkan wajahnya ke wajah mu, namun kau membalas tatapan matanya itu. Walau dalam hati kau sudah teriak teriak tidak jelas. Semakin dekat orang ini semakin tampan rupanya.

“Kenapa kau tahu nama ku..?”

“Tch! Siapa juga yang tidak tahu! Kau orang bodoh yang berteriak saat hari senin itu kan… cih.. baka..”

“Jadi aku terkenal yaa hehehe bagus lah …”

“…..”Kau sweatdropped melihat ekspresinya entah mengapa kau berfikir.. kenapa bisa tertarik dengan orang bodoh macam dia. Dengan wajah sok polosnya itu dia berkata kalau bagus jika dia terkenal, oh yaampun benar benar bodoh.

“Baka…!”

“Berhenti memanggil ku baka! Bahkan aku tidak tahu nama mu…”

“Oh.. kalau begitu… perkenalkan nama ku [Name..] kelas 1-a.. baKagami…” kau memperkenalkan diri mu dengan nada yang benar benar mengejak, lalu mendekatkan wajah mu, memperhatikan wajahnya yang mulai memerah itu.”Alis mu bercabang..—ppfftt!! Huahahahahaa!!!” tawa mu meledak membahana di ruangan yang tak terlalu besar itu, sedangkan Kagami hanya bisa faceplam.

“Kau lebih baka!!—aku mau pergi… kau sudah tak apa kan..?” Kagami membalikan badannya dan berjalan menuju pintu. “Hm…oh ia Kagami…” Namun ia membalikan badannya saat kau memanggilnya

“Apa..?”

“Walaupun perkataan mu kemarin sangat tidak mungkin terwujud…”

“NANI!”

“Tapi.. entah mengapa… kau akan bisa melakukannya…”

“Bukan akan.!”

“…Eh..?”

“Namun… aku pasti akan melakukannya… dan menjadi yang no 1 di jepang…”

Lelaki tinggi itu berjalan meninggalkan mu dengan kata-kata anehnya tadi, saat tubuh itu menghilang karena jarak sebuah senyuman kau sunggingkan, kau berharap bisa lebih dekat dengannya, baru pertama ini kau setertarik itu kepada seseorang.

“Dasar.. anak gigih…”

“Aku tidak tahu kalau kau yang menyukai ku duluan…” (malu)

“Aku pun bingung!—tahu!..Hmm.. tapi yang menyatakan cinta itu kan kau…”

“Akhh! Jangan mengingat itu!! Aku mau mati mengingatnya!! Memalukan sekali…”

“Hihihi…ayo kita ingat ingat…”

First Love..?

“Grrrrrrrrrrrrrrrr”

Kagami Taiga tak henti-hentinya megetarkan giginya saat mengetahui bahwa kau selalu melihat dia saat latihan, bukannya terganggu, tapi itu membuat satu tim bertanya tanya hal yang tak ingin dia dengar seperti “Dia siapa.? Bukankah dia gadis yang kemarin…? kalian pacaran..?” “Dia selalu melihat Kagami..? mungkin dia pacar Kagami…” “Cieeeh! Kagami punya pacar..!” baik lah sudah cukup, sepertinya Kagami tidak tahan lagi dengan ocehan absurd teman-temannya itu. Dengan langkah seribu Kagami berlari ketempat diamana kau duduk manis sambil mengemut permen.

“Oi!! Kau…”

“Hn..?”

“Apa yang kaulakukan di sini..?”

“Menonton… mu..?”

“Kanapa harus aku..?!”

“Aku tertarik pada mu.. dan basket… kenapa…?? kau terganggu…!?”

Ketus mu sambil menjulurkan lidah, Kagami memanas permisah(?) kalau seandainya kau bukan wanita mungkin Kagami sudah meremas kepala mu dan menjadikannya bola basket, tapi ayolah Kagami bukan lah orang yang seperti itu. Dia lebih memilih untuk diam.

“Waaaa!! Kau pacarnya Kagami-kun..?” Riko tiba-tiba saja datang dengan pertanyaan yang membuat Kagami blushing sedangkan kau masih diam dengan wajah datar.

“BUKAAANN!!!!—“

“Ya bukan… dia baka.. aku hanya tertarik dengan dia…”

“ Hmmmm bagaimana..kalau kau jadi manager kami..? kau mau..?” tawaran Riko dengan wajah blink blink-nya, semua yang ada di sana berhenti bermain, Kagami ternganga, kau termenung. Tunggu! Bukan kah itu bagus. Tapi kau perlu memikirkannya terlebih dahulu.

“Hmm.. mungkin akan ku fikirkan…” ucap mu seraya berjalan keluar gedung olah raga, tampa sadar bahwa sejak tadi Kagami memperhatikan mu hingga tubuh mu menghilang karena jarak.

“Kagamiiiii??? Dia sudah pergi!! Ayo latihan…!!”

“Siapa juga yang melihat dia..!”

“Kagami-kun terkena Tsunderenya Midorima-kun”

“Sejak kapan kau disini! Kuroko…! TEME!!!!”

Kagami berjalan menuju tengah lapangan—namun fikirannya masih melayang layang—ingin bertemu lagi…[Name]

#cit…tap…tap…cit…tap..tap..#

Hari mulai sore ah bukan mungkin menjelang malam, namun lelaki bersurai merah gelap itu masih setia dengan bola basket di gedung olahraga, dengan serius ia menggiring bola dan mencoba memasukan bola itu kedalam ring, suara decitan sepatu dengan lantai terdengar jelas di gedung besar yang sepi itu—sampai pada Kagami yang berteriak bak anak perempuan karena melihat sesosok siswi yang sedang duduk manis sambil menyuap nasi—bukan dia bukan hantu, mana ada hantu makan nasi, yap wanita itu adalah kau.

“Kau mambuat ku kaget hosh..! hosh…” teriak Kagami samabil memegangi dadanya—berharap jantungnya tak bergeser dari tempatnya, sedangkan kau masih fokus dengan makanan di tanganmu.

“Oh… maaf.. aku hanya ingin makan…”

“Ini kan sudah malam!? Tapi kenapa makan obento untuk siang..?”

“Hmm…aku lupa, karena terlalu sibuk kegiatan klub, karate dan sastra..hmm.. kau mau…?” Tawar mu seraya menyodorkan sosis kepada Kagami—wajah Kagami memerah dan menggeleng.

“Aku tidak la—“

*kriiyuuukkk~!!# kau tersentak dan membuka bekal mu yang satu lagi, dengan senyuman kau meyodorkan bekal itu kepada lelaki tinggi di depan mu ini, Kagami mencoba tenang walau wajahnya tetap memerah. Ia duduk di samping mu sambil memangku sekotak bento di pahanya.

“Ah… sial.. aku hanya membawa satu sumpit…” Ketus mu, Kagami masih diam, namun terdengar tawa garing darinya. “haha tidak usah…aku juga ti—“ namun Kagami tidak bisa melanjutkan perkataannya saat kau menyodorkan daging dengan sumpit err serpertinya kau ingin menyuapinya.

“Ayo… biar ku suapi… aaa…” wajah itu sekarang sama merahnya dengan rambut itu, lelaki tinggi itu benar benar tidak bisa menolak, dengan bergetar ia membuka mulutnya dan melahap daging yang baru saja kau sodor kan, dengan wajah memerah Kagami mengunyah daging itu, sedangkan kau menyuap potongan daging yang lain dengan sumpit yang sama—tunggu!! Bukan kah itu artinya..? ciuman tidak langsung, yah mungkin Kagami tidak memikirkan hal itu sekarang, karena kalian sibuk memakan bekal, kau menyuapinya dan kau memakan bekal mu bergantian dan begitulah seterusnya.

“Enak kan..?” tanya mu dengan senyuman yang amat manis, Kagami menggangguk masih dengan wajah yang memerah, tentu saja ini baru pertama kalinya Kagami di perlakukan seperti ini apa lagi dengan seorang anak perempuan. Entah mengapa jantung Kagami tidak bisa berhenti berdetak selama kau menyuapinya, rasanya ada listrik aneh yang menyentrum dadanya, membuatnya gelisah tak karuan.. apa ini yang di sebut dengan jatuh cinta..? dia pun tak tahu karena baru pertama ini merasakannya.

“Err… [name..?]”

“Hmm..?”

“Apa kau menerima permintaan menjadi manager itu..?” tanya Kagami dengan canggung, terlihat dari dia yang menggaruk belakang lehennya dengan canggung.

“Kalau aku menolak bagaimana..?”

Ucapmu dan seketika tempat itu hening tampa ada yang bersuara sedikit pun, Kagami yang ditanya hanya diam—

Aku harap kau menerimannya—[name]

Next day

“Baik lah semuanya berkumpul!!” Teriak Riko dan seluruh anggota tim berkumpul menuju ke sumber suara, mereka semua menatap sang coach dengan bingung.

“Nani..?!” ketus Kagami, yang merasa kalau latihannya di ganggu oleh sesuatu yang sepertinya sangat membuang buang waktu—bagi Kagami, namun Riko tersenyum dengan manis, anggota tim merinding disko, jangan jangan ada hal yang sangat buruk seperti melawan anggota Kiseki no sedai sebagai teman latihan(?) mimpi.

“Aku akan memperkenalkan manager baru kita…”

Nafas Kagami tersendat—satu harapan terucapkan didalam hati..

—semoga saja…

“Ini dia….”

—dia…ya..dia..

“Konichiwa minna.. watashi no namae wa [name] desu… mulai hari ini aku akan jadi manager kalian… mohon bantuannya!!” ucap mu dengan lantang lalu membungkuk, semua yang ada disana masih terbengong bengong, kau mengakat kepala mu dan menatap lelaki yang tersenyum bodoh di belakang Kuroko. Mata kalian saling bertemu dan sebuah senyuman sama-sama kalian sunggingkan dari bibir masing masing.

-I Like you and Will you be my girlfriend?-

#tap..tap..tap..#  langkah kaki mu terdengar jelas di kolidor yang rumayan ramai itu, tentu saja jam ini adalah waktu istirahat, kau berjalan tampa tahu orang-orang memperhatikan mu karena betapa banyaknya makanan yang kau bawa, dan tujuan mu adalah 1-b.

“Kagami-kun! Kuroko-kun! Ini bekal untuk kalian!!” teriak mu seraya menghempaskan kotak bekal di atas meja dan membuang semua roti yang di beli oleh Kagami dan Kuroko, membuat si empunya berteriak teriak tak jelas, tampa mempedulikan itu kau membuka kotak bekal itu dan memberikannya kepada sang bayangan dan cahaya—khusus untuk bekal Kagami kau membuatnya dua kali lipat.

“Lebih enak bekal ku tahu.. ayo… itadakimasu!!!” kau memakan bekal mu tampa mempedulikan kedua teman mu yang ribut itu namun sepertinya hanya Kagami saja yang ribut.

“……”

“Hueee roti kuuuu!!”

Namun akhirnya bekal mu itu habis tampa ada sisa sedikit pun. Begitu lah hari hari mu setelah bergabung menjadi salah satu keluarga tim basket Seirin, namun itu adalah se cuil keceriaan mu setiap hari bersama mereka, yah walaupun sangat susah untuk membuat mereka semua serius namun entah mengapa kau sangat senang bersama mereka—terutama bersama lelaki itu… rasanya kau sudah mulai jatuh cinta kepadanya—Kagami Taiga.

“Haah… sudah sore.. tapi.. ada yang tertinggal…”  gumam mu, kau berjalan memasuki ruangan club yang sepi, namun sayup sayup terdengar suara seseorang dari ruangan loker, pelan pelan kau berjalan dan mengintip ruangan itu, ternyata hanya Kagami dan Kuroko yang sedang fokus melihat video pertandingan SMA seiho mungkin…?

“Sudah.. Kagami kun … aku pulang dulu…” ucap Kuroko lalu keluar bahkan dia tak menyadari kau yang sedang berdiri di samping pintu—namun tidak, sebuah senyuman licik tersungging di bibir Kuroko dan dengan santainya lelaki bersurai baby blue itu mendorong mu kedalam ruangan dan mengunci pintunya.

#Braakk#

“Sumimasen..[name] tangan ku licin..”

Cklik~

“KUROKOO!!!!!!!!!!!!” teriak kalian berdua saat suara pintu di kunci…..

lalu hening hening dan hening…

.

.

#BRAAKK!! BRAAK BRRAAKK!!!#

“Kuroko temeee!!! Buka pintunyaaa!!!!” Kagami tak henti hentinya mengetuk pintu walau percuma saja toh tidak ada orang sama sekali di sekolah ini, semuannya sudah pulang, hari juga semakin sore.

#prraaakk!!# “Ku—ro—koo—“ desis mu geram, Kagami mundur beberapa langkah sebab loker yang kau pukul langsung remuk dengan absurdnya, Kagami melupakan kalau kau itu atlit karate, tidak salah kalau loker itu remuk—dan mulai sekarang Kagami juga harus berhanti-hati, kalau tidak kepalanya yang akan remuk. Dengan pasrah kau hanya duduk di lantai.

“Haah… bagaimana ini…” gumammu, kau sudah mulai kehilangan semangat untuk keluar dari sini, namun sepertinya sedih mu sedikit terobati saat Kagami duduk di sebelah mu dan mengusap pelan surai mu.

“Jangan menangis baka..! aku akan mengeluarkan mu…ngomong ngomong.. aku lapar…”

“Kau memang selalu lapar! Ini.. roti yang tadi siang.. masih ada…” ucap mu seraya menyodorkan beberapa bungkus roti, mata Kagami berbinar binar.

“Woaah… aku kira kau membuangya…”

“Mana mungkin.. baka…!itu namanya membuang buang uang..!”

Kagami hanya mengganguk dan terus memakan roti roti yang kau berikan tadi, dan sekarang hening—bukan sepenuhnya sih suara kunyahan Kagami masih terdengar, tak salah juga kau memberikan roti itu kepadanya, sepertinya dia sangat lapar hari ini.

“Ini… minumnya..”

“Ah… terimakasih…” Kagami menggapai minuman ditangan mu lalu meneguknya hingga sampai habis, kau hanya bisa tertawa melihat hal tersebut—dasar pemakan segalanya, kau tak habis fikir berapa banyak dia mengeluarkan uang hanya untuk makan dia sehari hari saja—oh ya..ampun entah mengapa kau ingin sekali dia setiap hari memakan makanan yang kau buatkan.

“Sudah kenyang…?”

“Emm.. su-sudah…”

“Baiklah.. keluarkan aku dari sini supaya aku bisa meremukan kepala si bayangan kurang ajar itu!” kesalmu dengan penuh kemarahan, Kagami merinding seketika namun dia malah membayangkan bagaimana kau meremukan kepala Kuroko—itu sangat mengerikan. Kagami menarik nafasnya dalam dalam, lalu berdiri namun bukannya berjalan kearah pintu dia malah berdiri didepan mu.

“—[name]”

“Hmm..?”

“Aku ingin bertanya sesuatu… apa boleh..?”

“Silahkan…”

“Kenapa kau menerima permintaan Riko senpai…? bukannya kau ada kegiatan club yang lain..?”

“Tentu saja… !aku ingin dan…aku…..ingin selalu bersama mu…Kagami..”

Kagami termenung atas jawaban yang kau lontarkan, ia merasa ada listrik yang menyentrum dadanya sehingga membuat daerah itu sesak, mata mu yang menatap mata merahnya secara langsung membuat tubuh seorang Kagami Taiga bergetar hebat—perasaan apa ini.. dia pun sama sekali tidak mengerti. Perasaan ingin mengatakan sesuatu yang memalukan, namun sesuatu itu adalah obat untuk sesak di dadanya, rasa ingin terus bersama dengan mu dan selalu ada dalam hari hari mu—perasaan yang orang orang biasa sebut cinta.

“….Kau tak menyesal… aku bukan lah orang yang…… akh! Lupakan!! Apa salahnya kalau tidak di cobaa!” teriak Kagami—kau menaikan salahsatu alis mu, tak mengerti maksud sang lelaki berbadan teggap didepan mu ini, Kagami menarik nafasnya lagi. Menatap mu dengan serius, pandangan kalian sekarang hanya satu titik yaitu manik mata masing masing—dan ini baru pertama kalinya Kagami memandang mu dengan tatapan yang begitu serius.

“[name]…aku…sepertinya—menyukai mu…”

Kau tersenyum  dan perkataan“Aku memang menyukai mu… Kagami…” terucap begitu saja dari mulut mu, dengan senyuman yang amat manis—mata Kagami membulat, dia merasa aneh sekarang, dia merasa lemah kenapa dia menambahkan kata-kata “sepertinya” padahal kau membalas itu dengan perkataan “memang”, dengan kasar Kagami meremas  pundak mu—mata itu semakin tajam menatap mu.

“Tidak!!! aku—Tarik perkataan ku tadi!! Aku memang sangat menyukai mu [name.!!].. aku mencintai mu!!” suara Kagami yang keras sepertinya terdengar sampai keluar, namun tak usah khawatir disini hanya ada kalian berdua. Kagami menarik nafas lagi—“Maukah kau menjadi kekasih ku..?.. ano.. aku memang bukan lah orang yang romantis namun ak—“ belum sempat Kagami menyesaikan perkataannya kau yang terlampau senang langsung berhamburan memeluknya, walau tinggi badan kalian benar benar tidak sebanding.—Kagami panik mendadak.

“Ja—jadi..? apa jawaban mu…”

“Dengan senang hati.. ya—dengan senang hati.”

Lirih mu sambil membenamkan wajah di dada bidang Kagami—rasanya hangat hingga membuat mu tidak ingin melepaskan pelukan mu, tampa tahu bahwa Kagami sudah panik, ia memegangi wajahnya yang memerah. Baru pertama ini Kagami dipeluk oleh seorang wanita.

#Braakk!# tiba-tiba pintu itu terbuka dengan seorang Tetsuya Kuroko sang pembukanya, mata besarnya menatap kalian berdua yang sudah kembali ke posisi semula dengan wajah yang merona merah (hanya Kagami saja). Kuroko dengan ekspresi datarnyan masih termenung di ambang pintu , sebenarnya Kuroko tadi terkejut setengah mati, saat melihat kau berpelukan dengan Kagami namun dia mencoba stay cool.

“Doumo… Kagami-kun.. [name]-san… aku kembali ada yang tertinggal… oh ia..sudah jadian ya..? bagus lah..”

“KUROKO!!!!!”

“Kenapa kalian marah.. kalau bukan karena aku kalian tidak akan jadian…”

“…………..”

Dia benar….

“Oh ya ampun… itu hal yang paling menggelikan yang pernah ada..  untung saja aku tidak meremukan kepala si muka datar itu…”

“kau hampir meremukannya kau ingat..haah.. memalukan..! oh ia kau tidak tahu kalau aku selalu melihat mu saat latihan karate… kau sangat sexy dengan baju itu..errr aku selalu mengintip mu dari jendela ruangan club.”

“Oh!! Jadi kau yang membuat beberapa anak berteriak “penguntit!!” Saat itu eoh!! aku hampir saja mengadukan hal tersebut kepada sensei.. dasar!”

“Setidaknya kau tidak jadi mengadukannya..”

“Dasar penguntit! Oh ia kau ingat first kiss kita..? bukankah itu juga tak kalah absurd??”

“Tentu saja itu adalah hal paling absrud!!”

“Hmm.. tidak juga menurut ku itu lucu.. apa lagi dengan 2 orang sebagai saksi…”

“3 orang… satu lagi bayangan..”

“Oh ia si bayangan itu…”

First Kiss

Bunyi peluit tanda selesainya pertandingan hari ini—dan diakhiri dengan tawa bahagia dari mereka semua  juga isakan pelan dari Riko yang menangis terharu, pertandingan yang menegangkan antara Shuutoku dan Seirin berakhir dengan kemenangan Seirin, kau hanya bisa tersenyum saat melihat lelaki itu tertawa lepas, bisa melihat dia tertawa saja itu sudah sangat menyenangkan.

Hujan mengguyur stadion itu namun kau dan Kagami masih duduk di teras atas stadion, sambil mengomeli Kagami, kau memijat kakinya yang cukup bengkak —Kagami memang orang yang terlalu memaksakan dirinya, namun syukurlah kalian menang.

“Baka!! Baka! Baka! Untung saja kaki mu tidak terlepas dari tempatnya!”

“Aih! Berlebihan!.. lagi pula.. ini hal kecil…”

“Oh hal kecil yaa?”

#pllaaak!!!# dengan santainya kau menepuk kaki Kagami yang sukses mambuatnya berteriak kencang—masalah kecil yang ia bilang barusan ternyata bukanlah sekecil yang ia fikirkan, dan pula tadi dia melakukan dua pertandingan sekaligus mungkin rasa sakitnya itu tidak kecil.”dasar tukang bohong” gumam mu seraya menarik nafas berat—ngomong ngomong sejak tadi di pertandingan Midorima dan temannya itu memperhatikan mu dengan tatapan aneh mereka masing masing. Oh ia hanya Kuroko yang tahu kalau kalian berdua berpacaran, entah mengapa Kagami melarang mu untuk mengatakan hubungan kalian kepada anggota club yang lain.

“Haah…sudah… mungkin beberapa minggu ini kau tidak di perbolehkan bermain basket..dulu…”

“Aku tidak mau..!”

“Jadi kau mau kaki mu benar benar lepas dari tempatnya haah! Dengar kan aku kalau kau mau terus bermain basket lagi! Basketball idiot”

“Ia ia.. sayang…” kau terlonjak saat perkataan yang langka keluar dari mulut seorang Kagami Taiga, mata mu mengejap beberapa kali terus menatap Kagami yang wajahnya sudah memerah, kau sangat yakin bahwa tadi Kagami juga tampa sadar mengatakan kata-kata langka barusan.

Sementara kalian sedang membisu di sana, tampa tahu ada dua orang lelaki yang berjalan kearah kalian berdua, bukan bermasud menggangu sih—memang kalau mau keluar lewat tempat itu.

“Haah.. pertandingan yang melelahkan ia kan Shin-chan…kita kalah, kau jangan menangis donk Shin-chan!” ucap –atau mungkin ejek—lelaki bersurai hitam yang tingginya rata-rata, kepada lelaki tinggi berkacamata di sebelahnya. Tentu kalian tahu siapa mereka berdua yap! Duo baka Tsundere dari shutoku, Midorima Shintarou dan Takao Kazunari. Pfftt..~

“Aku tidak pernah menangis bakao nanodayo!”

“Haah.. ia..ia..eh sepertinya aku mengenal mereka..” Takao termenung di bibir pintu saat melihat kau dan Kagami duduk berdua.

“Cih… ayo cepat.. Takao..! berhenti ke kepoan mu itu!” ketus Midorima yang sepertinya agak malas menanggapi pertanyaan ataupun ke-kepoan dari sahabat baiknya itu. Namun Takao tidak mau kalah ia menarik tangan Midorima, setelah tahu siapa orang yang dimaksud tadi.

“Lihat baik baik siapa itu.. bukan kah itu Kagami dan manager Seirin mantan pacar mu..?” ucap Takao namun asal-asalan—entah sejak kapan kau dan Midorima berpacaran.

“Bukan  mantan !! baka! Dia alumni SMP ku.. nodayo!”

“Oh.. aku salah ya.. ngomong ngomong tampaknya mereka berdua berpacaran… waahh.. masa masa SMA..” ucap Takao sambil melirik Midorima dengan tatapan mengejeknya, sontak membuat si penggemar oha asa no 1 itu merasa tak suka akan tatapan mata Takao yang mengatakan –bahkan-soal-cinta-kau-kalah-dari-Kagami-kasian—

“Apa..siapa yang kau tatap bakao..”

“Cih.. jelas saja.. kau Shin-chan.. ekhm biar ku jelaskan… Kagami..disana sudah pacaran.. kau.. apa yang kurang dari mu Shin-chan..? tinggi oke, pintar kau sangat pintar, rapi, kaya, kau punya segalanya apa lagi wajah mu tampan..ukh!—tapi… mana ada wanita yang mau dengan orang yang selalu membawa benda-benda aneh—oh ayolah…” beberapa benda tajam menusuk kepala Midorima dengan mengenaskannya, sungguh ocehan Takao yang fakta tersebut seperti menusuk hingga kedalam urat nadinnya. Aura-aura yandere versi seseorang pemegang gunting keramat mulai bermunculan disekitar Midorima.

“Teme—“ geram Midorima seraya meremas kuat kepala Takao. Dan pertarungan bisik bisik pun dimulai, sedangkan kau dan Kagami sama sekali tidak tahu kalau ada kedua baka Tsundere yang telah menggelar perang mereka. Kau masih setia membagi kehangatan mu dengan Kagami.

“Dingin… hm..?” tanya lelaki berbadan tegap itu kau mengangguk lalu perlahan Kagami menarik mu untuk lebih membuat mu mendekat kepadanya, kau masih terdiam hanya mengikuti apa yang di katakan oleh Kagami, tangan besar sang linght Kuroko itu memeluk tubuh mungil mu dan menyembunyikan mu di jaket-nya. Rasanya hangat dan sangat nyaman, kau tersenyum sambil menatap Kagami—lelaki itu juga ikut tersenyum dan entah mengapa… mata kalian tidak bisa lepas dari tatapan masing masing, seakan mengisaratkan untuk melakukan sesuatu. Mata Kagami menyipit lalu perlahan ia menundukan badannya agar bisa menyamai tinggi mu, tentu saja itu membuat kau tersentak namun entah mengapa kau hanya mengikutinya saat perlahan tangan besar Kagami mengangkat dagu mu perlahan dan sebuah kecupan ringan mendarat di bibir mu, kecupan yang sangat lembut dan sangat pas untuk ciuman pertama, ciuman itu tak berlangsung lama namun kau merasa puas dengan ciuman lebut dan hangat dari lelaki yang kau cintai itu.

“Hm.. kecupan ringan untuk ciuman pertama pacar ku yang cantik..” bisik Kagami sambil memegangi bibir mu, wajah mu memerah , lalu dengan pelan kau memukul dada Kagami—itu cukup membuat Kagami sedikit meringis, lalu kalian berdua tertawa—tampa tahu kalau….

“OH my god…” desis Midorima tidak sadar bahwa kacamata yang ia gunakan sudah merosot hampir keujung hidungnya, pemandangan yang ia lihat membuat Midorima mau menangis dan melempari Kagami dengan beberapa tomat busuk, entah apa alasannya.

“Kami-sama… mereka berciuman..” Takao menutup mulutnya dengan tangan, menahan segala teriakan dan ocehan yang akan keluar, tak lupa wajahanya yang sudah merah, Midorima juga begitu. Mereka semakin ingin berteriak saat kau tiba tiba pindah posisi ke samping Kagami seraya menarik wajah sang ace dari Seirin itu.

“Jangan bilang kau su—“

“Belum…juga.. hehe..” tawa garing Kagami membahana, namun tertawa itu tak bertahan lama, karena Kagami yangsung duduk berhadapan dengan mu dan langsung menarik tubuh mu hingga tak ada jarak di antara kalian lagi—mata mu membulat sempurna saat sang ace Seirin melakukan hal yang sangat mengejutkan itu, ia kembali mengakat kepala mu dan perlahan-lahan mendekatkan bibirnya dengan bibir mu, hingga bibir kalian bertemu, ciuman lembut itu terulang lagi, namun dengan jumblah kecupan yang berlebihan, bibir Kagami yang lemut dan suara deru nafas mu menjadi sensasi tersendiri yang kau rasakan, namun kau belum berani untuk membalas ciuman itu—mungkin Kagami tahu dan lelaki itu langsung memperdalam ciumannya, kau bisa merakasan kalau lidah Kagami sudah menjilati bibir bagian bawah mu, rasanya basah dan aneh namun kau menyukainnya—mungkin, terdengar dari desahan pelan mu, dan mulai mengalungkan tangan mu dileher Kagami, [Midorima dan Takao. Menahan teriakannya Kuroko sibuk memotret _ tunggu sejak kapan? Ada Kuroko..?] perlahan kau membuka mulut mu dan langsung disambut dengan benda basah kenyal masuk kedalam rongga mulut mu yang kau yakin itu adalah lidah Kagami reflek membuat mu meremas untayan merah Kagami, rasanya benar-benar memabukkan, saat lidah itu bermain liar di rongga mulut mu, dan sebuah desahan—yang sukses membuat Midorima dan Takao terlonjak— keluar secara spontan dari mulut mu.

“Ughhmm..~” rasa manis seorang Kagami Taiga bisa kau rasakan hingga membuat kepala mu pusing dan juga kalian membutuhkan oksigen, kau memberontak dan mendorong kuat tubuh Kagami hingga tautan bibir kalian terputus, benang saliva memudar ketika jarak wajah kalian semakin jauh, kau mencengkram keras tsirt putih yang Kagami gunakan dengan nafas yang terengah-engah. Setelah nafas mu teratur kau langsung menatap tajam Kagami.

“Baka..! kau mau membuat ku mati..?”

“Tidak..tidak.. tapi itu menyengkan bukan—a! Kenapa kau memukul perut ku sakit! Tahu..!”

“Baka!.. aku malu…” ketus mu seraya membenamkan wajah mu didada bidang Kagami, menyembunyikan wajah mu yang sudah sangat memerah—Kagami hanya tersenyum dan memeluk tubuh mungil  mu, sekedar untuk menghilangkan malu yang kau rasakan sekarang.

Kalian sibuk ber mesra mesra tampa tahu kalau Midorima dan Takao juga Kuroko sudah membatu di depan pintu, mendapatkan pemandangan yang tak disangka-sangka membuat kedua orang [minus Kuroko] itu tak bisa mengendalikan emosi mereka.

“Woa.. mereka sungguh berani..? sejak kapan mereka berpacaran…?” tanya Takao kepada banyangan di sebelahnya. Kuroko mematikan ponselnya lalu menatap Takao—yang sudah tahu kalau Kuroko ada di sebelahnya

“Baru beberapa minggu ini…”

“Oh… APA!!!? Woo! Berani juga mereka!”

“OI KUROKO SEJAK KAPAN KAU DISINI!!!!” teriak Midorima dengan amat lebay dan sukses membuat kau dan Kagami menoleh kearah ketiga lelaki yang cengo setengah hidup(?) karena melihat kalian menatap mereka. Sebuah  siku siku kesal tercetak di kening mu, sedangkan Kagami sudah mengeluarkan aura yandere versi dia sendiri.

“TE—ME!! Sejak kapan kalian di situ!!—eh!” Kagami ngamuk ngamuk namun dia terdiam dengan mulut ternganga sambil menatap Midorima “Midorima kau mimisan..” desis Kagami di selingi dengan feceplam—Takao menatap Midorima sambil Sweatdrop—Kuroko poker face—kau faceplam dan bergumam dalam hati “Mesum..” Midorima menutup mulut dan hidungnya dengan tangan, benar dia mimisan entah sejak kapan dia mengalaminya.

“Shin-chan.. ternyata kau…” Takao tak habis fikir seorang Midorima Shintarou yang katanya berfikiran jernih ternyata lebih mesum dari orang penyuka mai-chan itu [Aomine: Huaachhim!!!] ternyata orang orang benar “jangan melihat buku dari sampulnya”

“AKU TIDAK BERFIKIRAN APAPUN NANODAYO!!!!”

“Midorima Kun mesum..”

“TIDAK!!!!”

“Waahaa.!! [name]-chan aku tidak tahu kalau kau berpacaran dengan Kagami…  selamat selamat..! semoga langgeng ya..!!!” ucap Takao diselingi dengan kalian berdua berjabat tangan (Takao yang menarik tangan mu) beberapa siku siku kesal muncul di kening mu—bisa bisanya orang itu menyelamati mu setelah dia melihat adegan memalukan barusan. Dengan senyuman, kau melepaskan jabatan tangan mu dan Takao lalu….

#BRUKKK!!!#

Dan setelah itu Midorima dan Takao pulang ke rumahnya dengan kepala benjol dan jejak telapak sepatu dipipi mereka—Kuroko? Entah lah anak itu sudah hilang entah kemana—membuat para pemain Shutouku yang lain terdiam dengan wajah bertanya tanya, apa lagi wajah Miyaji yang sudah memerah menahan tawanya. Wajah Takao dan Midorima benar benar mengelikan.

“Aku tidak menyangka dia kan menendang wajah ku..ukh..!”

“Ini menyakitkan nanodayo…”

Pfftthahahahahahaha!!! , kalian tambah tampan buahahaha..!!!”

“Demi apapun… kau benar benar menendang wajah kedua orang itu [name..]”

“Mereka memang harus di berikan pelajaran.. seenaknya saja mengintip!..huh.. dan setelah itu hubungan kita terbongkar hingga Akashi pun tahu… oh yaampun dan saat Himuro tahu rasanya aku ingin tertawa sepanjang hari.. kalian seperti pasangan.. kekasih..”

“Cih!… dia cereweet! Dan aku hampir membunuh Kasamatsu saat itu…!!”

“Kau cemburu.?”

“Ti-tidak!!!”

“Tsundere…”

“Tidaaakkkkkkkk!!!!”

“What!!! Kagami Have a Girlfriend..??”

Saat kau dan Kagami ketahuan berpacaran oleh… Senpai-tacchi, kiseki no sedai (minus Midorima)berserta Himuro…yang hampir terkena serangan jantung mendadak karena saat itu kau dan Kagami sedang………

.

.

.

.

.

.

Next Chapter ok..*

TBC~ Minnaaa!!! Atau END..? #DOR!!

.

.

.

Please~

Review/RCL

 

 


Miracle in December

$
0
0

Bao55zrCQAE6vvI.jpg largeBao55zrCQAE6vvI.jpg large

Miracle in December

Disclaimer :  Exo Belong God And their parens | Story © MiyaAomine(Me!)

Cast : Oh Sehun | Jung Hyura (OC)

Genre :  Drama, Supernatural, Friendship,AU, A little romance.

Length : Vignette

Rate : General.

[Inspiration  Song : Miracle in December by EXO]

.

.

.

Mencari mu, mendengar mu, Kau yang sudah tidak ada di samping ku,

-Prolog-

Sinar mentari yang menyusup melalui sela-sela fentilasi kamar memaksa ku untuk membuka mata ini, perlahan aku beranjak dari kasur empuk itu dan membuka gorden putih di depan ku, mata ku membulat melihat ke luar, salju sudah menumpuk, yah jelas karena ini adalah musim dingin, aku meregangkan badan ku berharap semua rasa lelah hilang dari tubuh ku, cukup dengan sedikit peregangan aku berjalan menuju ke kamar mandi hanya untuk membasuh wajah ku, rutinitas yang selalu aku lakukan, setiap hari.

Namun sepertinya hari ini berbeda, karena hari ini aku akan bertemu dengan-nya, dia yang selama ini mengisi hati ku, yang selama ini aku rindukan, wajah ku berseri saat memasukan benda benda itu kedalam kotak berwarna putih salju tersebut, aku membungkusnya dengan sebaik mungkin agar aku bisa melihat senyuman mu saat menerima hadiah natal dari ku, aku menerawang mencoba memutar memory yang telah tersimpan lama saat aku pertama melihat mu, ah bukan saat pertama kau menemui ku..

Hari itu sama seperti hari ini, dingin menusuk tulang dan salju mulai berjatuhan…

 

Miracle in December
-Satu-


Aku mengiring benda bundar itu dengan lihai berlari dengan deru nafas yang tidak teratur dan memasukan benda itu kedalam ring, aku merasakan sebuah sensasi menusuk hingga ke tulang ku, sensasi saat aku menyentuh benda itu, dan memasukannya dalam ring, aku menyukai ini aku menyukai basket dari lubuk hati ku.

Cukup untuk hari ini..” ucap ku lirih, mereka semua mengganguk dan bubar dari lapangan, begitupula dengan ku, aku duduk di pinggir lapangan dan mulai meneguk minuman, aku rasa cukup untuk hari ini karena cuaca sedang sangat buruk, dan entah mengapa lapangan indor ini terasa semakin dingin saja. Aku menyusuri lapangan itu, semua orang sudah pulang, cepat sekali mereka pikir ku, namun aku hampir memekik saat mendapati seorang gadis di sebelah ku, iris hitam ku menatapnya tajam, ia tersenyum sambil menyodorkan tangannya.

“Hai~ Sehun … aku Jung Hyura, salam kenal…” ucapnya dengan nada ceria, apa yang terjadi? Siapa gadis ini, datang-datang mengagetkan ku dan meminta ku berkenalan, lalu setahu ku tidak ada gadis di gym. Aku hanya menatapnya dalam diam, dia terus tersenyum aneh disana.

“Haah.. sesuai gosip, ku orang yang dingin ya.. Sehun.. kau bahkan tidak mengatakan apapun, aku ini penggemar mu tahu!” ketusnya seraya berdiri dan menujuk wajah ku, kening ku berkerut lagi.Aneh sekali dia, aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya, baik lah abaikan saja dia Sehun dan kau harus pulang sebelum salju turun bertambah lebat. “Eekhh! Kau mau kemana..?” Sautnya ketika aku mulai beranjak dan mengambil tas.

“Tentu saja pulang…” jawab ku dingin tanpa melihat kearahnya, namun entah mengapa aku bisa merasakan kalau ia tersenyum.

“Kita pulang bersama ya..!” sautnya ceria, aku pura pura tak mendengarnya dan beranjak meninggalkan gym, namun siapa sangka dia terus mengikutiku, abaikan saja lah Sehun, aku terus berjalan tanpa mempedulikan dia yang mengikutiku, sebenarnya jarak rumah dan sekolah ku cukup jauh namun entah mengapa aku memilih untuk berjalan kaki.

Tap..tap…tap…

Langkah kakinya cukup keras, walau aku mencoba mengabaikannya, oh ayolah aku letih dan ingin istirahat, namun kenapa gadis ini terus mengikuti ku, rumahanya dimana sih! Baiklah aku mulai kesal, dengan kesal aku membalik badan dan menatap tajam gadis dengan rambut coklat sebahu itu, ia hanya tersenyum melihat ku.

“Kau mau sampai kapan mengikuti ku..haa.?! dan kau ini siapa!! Apa kau tidak lelah mengikuti ku!! Ayo kuantar dimana rumah mu!!” aku berbicara dengan membabi buta, namun ia hanya tertawa jahil. Tunggu apa yang ku katakan tadi! Akh aku tertipu..!

“Yes.. hihihi.. ayo ku tunjukan jalan ke rumah ku..”

Sial, mau tidak mau aku harus mengantar gadis ini pulang.

Angin dingin berhembus menyapu kulit ku, sesekali aku menggosakan tangan ku untuk sekedar menghilangkan dingin, ngomong ngomong dimana rumah gadis ini, sejak tadi dia berjalan aku hanya mengikuti tanpa tahu arah dan apa dia tidak dingin hanya memakai seragam tampa syal ataupun jacket penghangat, tunggu kenapa aku jadi memperhatikannya.

“Kau tidak dingin hanya memakai itu..”

Aniya.. karena aku menyukai salju…” gumamnya dengan senyuman, aku mengerutkan dahi ku lagi, benar-benar gadis yang aneh pikir ku, namun dia hebat juga tidak menggigil dicuaca yang seperti ini. Tunggu ia menghentikan langkahnya dan tersenyum kearah ku, untuk kesekian kalinya aku bingung dibuat gadis ini.

“Baiklah—Sehun sampai di sini saja, rumah ku masih jauh masuk gang itu.. jadi kau duluan saja..”

“Cih! kau berbicara seakan, aku benar benar mengantar mu…” ketus ku kasar, dia hanya ternyum lembut dan mulai berjalan memasuki gang itu, sambil melambaikan anggannya dan berteriak “Annyeong!.. sampai bertemu besookk!! Ingat Aku Hyura! Penggemar muu !!!”

 

Dasar.. aneh…

 

Pertemuan yang sangat aneh bukan, aku bahkan tidak bisa berhenti tertawa jika memikirkannya, aku tidak tahu harus menghadapi mu seperti apa, karena setiap aku memarahi mu untuk tidak menggangu ku lagi, senyum mu selalu mengembang seakan berkata “Terimakasih sudah memarahi ku” itu lah yang kurasakan, aneh sekalitidakmasuk akal.

Aku menghela nafas dan berajak meninggalkan kado yang sudah ku bungkus, lalu mengeluarkan baju terbaik ku dari lemari, mata ku fokus kebayangan yang terpantul di kaca itu. Termenung
Dan sebuah pertanyaan aneh muncul di otak ku..
Untuk apa aku melakukan ini..?

Namun aku langsung menggeleng kencang, tentu untuk dia, aku sudah berjanji dengan dia.

Dia siapa..?

Miracle in December
-Dua-

Hari semakin dingin saja, dan salju mulai menumpuk di luar sana, aku menghela nafas seraya menopang dagu ku dengan tangan, pandagan ku bereda keluar jendela—baru kali ini aku tidak bergairah saat belajar, ingin sekali aku membolos, tapi ayolah—tidak ada sejarah seorang Oh Sehun membolos.

“Membosankan..” gumam ku pelan, cukup lama aku memandangi gumpalan putih yang berserakan dihalaman sekolah tersebut, sampai mata ku menangkap sesosok gadis yang sedang sibuk bermain salju disana.

Gadis itu lagi…

Apakah dia sangat menyukai salju sampai tidak memakai penghangat apapun saat bermain benda dingin itu, dia sibuk bermain salju padahal masih waktu pelajaran, orang aneh yang bolos hanya untuk bermain salju.

Ah—aku rasa dia menyadari ku, tampak pandangan gadis itu kearah ku, dia tersenyum simpul dan melambaikan tangannya, lalu menulis sesuatu di tanah yang bersalju tersebut. Aku mengerutkan dahi ku saat gadis bersurai coklat itu dengan susah payah membuat satu persatu huruf disana.

“Nanti pulang bersama yaa!”

Itu lah kata yang terukir di tanah bersalju tersebut, ia tersenyum lagi dan melambaikan tangannya kerah ku, aku hanya mengalihkan pandangan ku kearah lain.

Gawat…

Aku tersenyum…

“Dasar bodoh…”

Bel pulang sudah berbunyi, para murid berbodong bondong keluar dari kelas, begitu pula dengan ku, bergegas aku keluar dari kelas menuju loker dan mengganti sepatu ku, berharap gadis aneh itu tidak mengikuti ku lagi, aku melangkah meninggalkan sekolah, berjalan diantara angin dingin yang menusuk tulang, sesekali aku menggosokan tangan ku hanya untuk menghilangkan dinginnya.

Namun  saat sampai didepan gerbang, hampir saja aku berteriak saat gadis itu tiba tiba saja mengagetkan ku dari balik tembok.

“Yo!! Sehun!!” teriaknya girang, aku mengelus dada ku, memastikan jantung ku tidak keluar dari tempatnya. Gadis ini benar benar membuat ku kesal rupanya. “Kenapa kau tidak menunggu ku Sehun..! aku kan ingin pulang dengan  mu…” rengeknya seperti anak kecil, tanpa melihat aku terus berjalan mencoba mengabaikannya.

Namun seperti sebelum-sebelumnya, dia sama sekali tidak  menyerah, gadis itu terus mengikuti ku, seraya bersenandung tidak jelas, langkah kakinya yang keras sungguh membuat ku terganggu, sudah berapakali aku pulang bersamanya—aku samasekali tidak akan pernah terbiasa dengan ini semua.

“Hei~ Sehun… bagaimana hari mu..?” suatnya memulai pembicaraan.

“Seperti biasa…”

“Apakah tidak ada hal yang menarik..?”

“Tidak..”

“Eeh.. hidup mu suram…”

Kurang ajar orang ini.

Baiklah Sehun, tetap berjalan dan abaikan dia, kalau aku semakin melawannya dia pasti akan bertanya yang macam macam kepada ku.

“Sehun apa hobby mu…?” Tanya gadis itu lagi. Aku mendecih dan terus berjalan tanpa menjawab pertanyaannya. ”Eeh.. kau tidak punya hobby? sudah kuduga hidup mu suram..”

Orang ini benar benar kurang ajar. Aku memejamkan mata ku, dan terus mencoba tidak mendengarkan perkataan sadisnya itu.  Jujur semua yang dikatakan gadis tadi hampir benar, hari ku suram, hanya tidur, belajar, makan dan sekolah, dan jika itu hobby mungkin aku hanya suka bermain basket

Ya hanya itu…

Hidup ku seperti di ulang-ulang, hal hal yang sama terus terulang dalam hidup ku, bahkan hampir merasa bosan dengan semua ini—hidup yang sangat membosankan. Aku mengela nafas dan terus berjalan sampai aku menyadari bahwa langkah kaki yang keras itu sudah lenyap. Aku membalikan badan ku dan yang benar saja, gadis itu sudah tidak ada.

“Oi…Hyura…?”

Untuk pertama kalinya aku memanggil namanya, walau dengan lirih, dan tidak mungkin dia mendengar ku, namun apa yang kulakukan, aku hanya berdiri di jalanan yang hening tanpa siapapun disana selain aku. Apakah gadis itu marah karena aku selalu mengabaikannya..

Kenapa aku jadi memikirkan soal ini..?

“Sehun..! lihat lihat.. apa yang ku temukan…” aku agak terkejut saat tiba tiba gadis itu sudah berada dibelakakang ku dengan membawa sebuah kardus.

Orang ini benar benar pandai membuat orang khawatir, aku mendecih dan kembali berjalan, tidak peduli tentang apa yang dia bawa barusan.

“Woahh… Imut~! Sehun.. ayo lihat anjing ini sangat lucu…”

Apa! Anjing..?!

Aku menatap horror binatang berbulu yang ada ditangannya itu, lalu mundur beberapa langkah, orang ini apa maunya! Sudah jelas aku sangat tidak bisa berurusan dengan yang namanya anjing, aku sangat benci dengan binatang itu, dan sepertinya dia mulai menyadarinya.

Sial.

“Heeh..? kenapa Sehun..?” tanyanya dengan wajah polos yang jelas dibuat buat. Aku hanya menggeleng seraya terus mundur, dan itu semakin membuat gadis ini mendekat. “Kau takut dengan anjing…”

“Tidak! Jauhkan benda menjijikan itu…!”

“Eh… jika tidak takut, kenapa harus dijauhkan, ini kan lucu lihat…” tuturnya seraya menyodorkan anjing itu kedepan wajah ku, dan sontak membuat ku terus menjauh, orang ini benar-benar cari masalah rupanya, lihat dia malah mengejarku dengan anak anjing itu ditangannya.

“Hentikan bodoh!!!” teriak ku, sambil terus berlari. Justru membuat dia semakin bersemangat mengejar ku.

Dan saat itu, aku hanya terus berlari seraya mengumpat hal hal yang tidak jelas, sedangkan gadis itu tertawa keras dan terus mengejar ku, rasanya hari yang dingin itu terasa hangat dan nyaman, walau salju terus turun dari langit, suara gelak tawa mengisi hari ku saat itu.

“Hosh.. sudah hosh, hentikan itu…! Aku lelah…” tutur ku dengan nafas yang terengah engah, aku memegangi perut ku yang lumayan nyeri dikarenakannya, sedangkan gadis itu hanya tersenyum dengan anak anjing di tangannya—dia tidak terlihat lelah sama sekali.

“Hari yang menyenangkan… Sehun… tapi sepertinya aku harus pulang…” gumamnya pelan, senyuman ceria tadi berubah menjadi senyuman yang dipaksakan. “hehe… baik lah.. aku pulang… bye..”

“Kau selalu berkata seolah aku benar benar pulang bersama mu…bodoh…”

Gumam ku, dia hanya tersenyum dan berjalan meninggalkan ku “Besok kita pulang bersama lagi yaa..!!” sautnya dari kejauhan, aku hanya diam dan terus menatap punggung mungilnya yang semakin lama semakin menghilang karena jarak.

Aku tersenyum lagi, hari itu adalah dimana aku mulai sadar, dia adalah orang pertama yang membuat aku menikmati hari ku, walau dengan bercanda dan tertawa saja.

Dia mengubah ku.

Aku melirik jam dinding dan menghela nafas, hampir waktunya , pikir ku, perlahan aku beranjak dari sofa dan mengambil kotak kecil disana lalu membuka kotak itu—tampak sepasang cincin perak berkilau. Aku mengambil kedua cincin itu dan memasangnya kepada jari ku, jari manis dan kelingking.

Tampak bagus bukan…

Aku harap dia menyukainya…

Karena aku berjanji kepadanya…

Ah.. kepada siapa..?

Miracle in December
-Tiga-

Sudah hampir memasuki natal, tampak dari hiasan hiasan dan lampu lampu yang menerangi pusat kota itu, lalu pohon pohon natal yang berdiri hampir disepanjang jalan. Aku terus melangkah di trotoar yang tak terlalu ramai, tentu saja dengan gadis ini yang terus berjalan dibelakang ku.

Aku akhirnya pulang dengan dia lagi..

Tapi bagaimana pun aku menghindari dia saat pulang sekolah gadis bersurai coklat ini selalu bisa menemukan ku, apakah dia sejenis hantu atau semacamnya.? Benar-benar aneh.

“Hei! Hei Sehun.. kau tahu tentang anak anjing yang aku temukan beberapa hari yang lalu..?’

“Hmm..?”

“Ternyata itu ada pemiliknya… huh.. jadi aku harus mengembalikannya.. huuah sayang sekali padahal aku sangat menginginkannya..!”

“Bagus lah…”

“Eehh!! Kau  tegaa!”

“Siapa suruh memungut binatang menjijikan itu…”

“Eeehhh~ Dasar Sehun.. !”

Ketusnya kesal, aku hanya mengabaikan semua itu walau sebenarnya aku sudah menahan kekehan ku sejak tadi, dia sungguh lucu jika berbicara seperti itu.

Beberapa menit kami larut dalam diam,

“Hmm… Sehun.. satu minggu lagi.. natal bukan..?” tutunya memulai pembicaraan, aku hanya hening tak membalas.

“…”

“Sehun… apa yang kau lakukan jika natal..?”

“Entah lah… mungkin hanya di rumah…”

“Benarkah..? kalau begitu bolehkah aku meminta hadiah dari mu..?”

Aku menatap gadis itu seakan tidak percaya, dia hanya disana berdiri dengan senyuman bodoh di bibirnya, apa yang membuatnya berfikir aku akan memberinya hadiah..? aku hanya mengabaikannya dan terus berjalan.

“Haha… tidak bisa ya..? tapi aku ingin sekali…” lirihnya, kau menghela nafas ku dan memukul keningnya pelan.

“Dasar bodoh.. aku akan memberi mu hadiah… nanti…” gumam ku, seraya menatap manik matanya, seketika senyumnya terkembang, jelas tampak kegembiraan saat itu.

“Baik lah.. saat malam natal temui aku di halte itu yaa..!” ucapnya girang seraya menujuk halte yang berada di pinggir jalan.

“Cih dasar…”

“Hehehe janji ya…!…”

Ya itulah—janji ku…

Dan ini harinya, aku berjalan mengambil syal dan membawa kotak itu, menuju keluar apartement, hawa dingin yang menusuk tulang menyambut ku saat tubuh ini sepenuhnya ada diluar, deru nafas yang sudah menjadi embun dan senyuman ku menghilang.

Langkah kaki yang terasa berat, menggema di trotoar yang dingin, disini ramai, tapi aku merasa sendiri…

Apa aku benar melakukan ini..? terus berjalan menuju halte itu.. dan berharap kau tidak ada disana..?

Bagaimana aku bisa berfikiran seperti itu..?

Berharap kau tak ada saat aku sudah sampai di depan halte itu. Padahal aku yang menginginkan semua ini, dan aku juga sudah berjanji pada mu untuk memberikan hadiah ini…

“Sehun..?”

Kau ada disana.. menunggu ku.. kenapa kau ada disana..?

Hei ! Hyura beritahu aku..!

“Hei Sehun..? apakah kau menyiapkan hadiah untuk ku..? hahaha….? Apakah kau benar melakukannya..? bodoh… hahaha..”

Kenapa orang ini tertawa..? aku sama sekali tidak mengerti..!

“Baik lah Sehun… kita akan merayakan natal … ayo..”

Tangan itu menggenggam tangan ku,  berjalan didepan ku, aku hanya mengikutinya dalam diam, entah kemana gadis ini akan membawa ku, langkah kaki yang bergema di trotoar itu, rasa dingin seakan aku tak memakai penghangat, menemani kami berdua. Melewati kerumunan orang yang berlawanan arah dengan kami.

Hei Hyura kenapa kita tidak mengikuti kerumunan itu…

Kenapa kita berjalan berlawanan arah? beri tahu aku! Aku mohon beritahu aku tentang semuannya, tentang kau yang tak datang setelah kita mengikat janji.

Dan tentang perkataan para siswi itu.

“ maaf.. apakah Jung Hyura di kelas ini..?”

“Ya benar…”

“Bisakah aku bertemu dengannya..?’

“….apa maksud mu..?”

“Eh…”

“Hyura.. sudah meninggal dunia satu bulan yang lalu…”

Hei—beri tahu aku, bagaimana kau bisa ada disini..?, bagaimana bisa kau menggengam tangan ini dan sangat nyaman, bagaimana bisa kau terus pulang bersama ku, bagaimana bisa kaki mu menginjak tanah itu. Bagaimana bisa kau berbicara dengan ku seolah kau itu ada..

Hei! Beritahu aku…

“Sehun… “ lirihnya, seraya menoleh.

Jangan memperlihatkan wajah itu! Aku benci.! Kenapa kau tersenyum seperti itu Hyura, tidak puas kah kau membuat perjuta pertanyaan menyerang otak ku..? tidak puaskah kau melihat ku seperti orang bingung selama ini.

“Terimakasih, kau sudah menepati janji mu… terimakasih untuk satu minggu yang indah itu, ah aku rasa cepat atau lambat kau akan tahu semua ini, Sehun semenjak aku memasuki sekolah aku sudah memperhatikan mu.. hei kau tahu, kau itu unik bagi ku, kau sangat dingin namun sebenarnya juga sangat peduli, aku terus memperhatikan mu.. sampai sampai lupa akan semuanya… ah dan aku pergi belum tenang dikarenakan kau… Sehun…”

Apa yang kau katakan! Aku tidak mengerti! Jangan katakan kalau semua itu benar.

“ Namun sepertinya Tuhan masih menyayangi ku, dan memberikan waktu untuk berbincang dan bercengkrama dengan mu, walau hanya satu minggu… aku dulu memang sempat bermimpi ingin rasanya menerima hadiah dari mu… dan sepertinya mimpi ku akan jadi kenyataan sekarang.. ah senang sekali rasanya… walau aku yang memintanya hahaha..”

Tidak.. hentikan…

Mata ku panas.. badan ku bergetar, dan tangan mu semakin dingin…

Kumohon hentikan…

“Oh iya Sehun… sebelum aku benar benar pulang.. maukah kau  mendengar pernyataan cinta ku..?”

Diam…

“Oh Sehun… aku menyukai mu… terimakasih untuk semuanya…. Terimakasih untuk semua keajaiban di bulan ini…”

Diam..

“Annyeong…”

Aku merasa jantung ku berhenti berdetak, aku tidak bisa merasakan tangan mu lagi, hanya angin musim dingin yang menemani ku, menyapu kulit ku, membuat rasa dingin menusuk hingga keurat nadi ku, saat aku tersentak…

Aku ada disebuah tanah dingin dengan cahaya yang minim, dan sebuah batu yang tertancap di tanah yang memerah itu, batu dengan tulisan yang terukir disana membuat dadaku semakin sakit, dan untuk yang pertama kali dalam tahun ini…

Air mata ku mengalir dan tak terhentikan. Tangan ku meremas kotak putih yang mulai basah itu, menangis selama yang aku bisa, ditemani oleh butiran salju yang terus turun dari langit dan dalam hati aku mulai bertanya…

Apa yang akan ku lakukan setelah ini..?

“Hyura.. jawab aku…”

 

Miracle in December
-Ending-

…..

Epilog

 

 “Jong in… besok temani aku..”

Ucap pemuda bersurai raven itu. Pemua manis bernama lengkap Kim Jong in tersebut menjatuhkan buku yang ia baca, dan menatap horror pemuda yang lebih muda darinya itu, kerasukan apa seorang Oh Sehun tiba-tiba membawanya ?

“Mau kemana..?” Tanya pemuda berumur 18 tahun itu ketus.

“Ikut saja, jangan banyak Tanya..”

“Ehh…”

“Tunggu di taman jam 8…”

“Tapi…”

“Ini perintah…”

Sial.. sampai berapa lama Jong In akan menuruti perintah anak kelas 1 itu. Hanya karena dia kapten tim basket dia harus menjadi bawahan pemuda berumur 17 tahun itu hingga diluar lapangan seperti ini.

Benar-benar miris.

Keesokan harinya, Jong In hampir saja mati beku menunggu ditaman, karena sang pengundang sangat lama, sudah entah berapa sumpah serapah yang dia lontarkan kepada adik kelasnya itu, sudah satu jam dia duduk di bangku taman , sama sekali tidak ada tanda tanda kalau sang adik kelas akan datang.

Dan tepat setelah Jong In memutuskan untuk pulang, pemuda bersurai raven itu akhirnya datang. Dengan membawa sebuah bungkusan kecil ditangannya.

“Maaf menunggu…”

“Cih! Aku hampir mati beku kau tahu!”

“Ayo… kita berjalan kaki dari sini.. oh iya selama perjalanan.. kau tidak boleh bertanya…”

Perintah Sehun seraya berjalan, Jong In memutar bola matanya bosan lalu menyamakan langkahnya dengan Sehun. Perjalanan yang sukses membuat Jong In bertanya hal hal aneh, yang benar saja di hari sedingin ini, Sehun membawanya memasuki hutan.

“Oi! Sehun kapan sampainyaa!” protes Jong In, ia menggosokan tangannya yang mulai mati rasa karena dingin.

“Sebentar lagi…” jawab Sehun singkat.

“Sebenarnya kita mau kemana hah..!”

“Aku bilang tidak boleh bertanya…”

“Aku penasaran bodoh…!” ketus Jong In emosi, Sehun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah partnernya itu.

“Ketempat cinta pertama ku…”

Jawaban Sehun membuat Jong In hanya bisa membatu, iris coklatnya menatap Sehun seakan tidak percaya, apakah dia hanya bermimpi, atau yang ada didepannya ini bukan lah sang kapten, jujur baru pertama ini Jong In melihat wajah Sehun yang setenang itu.

Dan setelah itu selama perjalanan Jong In hanya diam tak berani mengatakan apapun lagi.

Setelah berjalan cukup lama, mereka berdua akhirnya sampai..

Di sebuah pemakaman.

Jong In bersumpah saat itu dia samasekali tidak menyangka kalau mereka berdua akan kesini, ketempat yang dingin dan gersang. Angin musim dingin menerbangkan helaian helaian rambut Jong In, dalam diam ia memperhatikan Sehun yang sedang meletakan bungkusan tadi di sebuah kuburan dengan batu nisan yang tertulis.

“Jung Hyura”

Wafat : 15- November-2xxx”

Nafas Jong In tersendat, saat Sehun mulai membersihkan semak belukar yang berada disekitar nisan itu, dan mengelus batu itu dengan lembut, Sehun tersenyum lembut dan berdiri mengepalkan kedua tangannya didada.  Dia sedang berdoa.

“Hei Hyura—itu hadiah untuk mu… selamat hari natal, maaf akhir akhir ini aku tidak mengunjungi mu, hahaha tapi aku masih sempat menepati janji ku bukan… memberi mu hadiah, dan aku juga membawa senior ku.. namanya Kim Jong In” Sehun menjeda perkataannya dan menoleh kearah Jong In yang masih terdiam. “Aku harap kau menyukainya, walau hanya sederhana… dan oh iya..Hyura, terimakasih untuk keajaiban dibulan ini…” Sehun menyelesaikan perkataannya dan beranjak melangkahkan kakinya, meninggalkan tempat itu.

“Ayo… Jong in…” ajak Sehun seraya menepuk pundak Jong In pelan, menyadarkan pemuda bersurai coklat itu dari lamunan.

“Ah..iya…” lirih Jong In seraya melangkah namun ia menoleh saat mendengar sebuah suara memanggilnya.

“Jong In-sshi..! tolong jaga Sehun ya…!”

Pemuda berusia 18 tahun itu bersumpah ia melihat seorang gadis cantik bersurai coklat sepinggang memakai  baju berwana putih, Jong In tidak bisa berkata kata , apakah itu yang bernama Jung Hyura..? dia hantu—namun entah mengapa Jong In tidak peduli akan hal itu. Ia tersenyum dan mengangguk.

“Mohon bantuannya…Jong In-sshi..” lanjut gadis itu lagi

“Ya…dengan senang hati”

Angin kencang berhembus bersamaan dengan menghilangnya gadis cantik itu. Jong In tersenyum simpul dan mulai melangkah meninggalkan pemakaman.

Sepertinya dia juga ikut merasakan keajaiban itu.

-Epilog END-

Asdfghjkl!!! Sepertinya ide yang buruk mengganti cast dalam fic ini, entah mengapa sangat OOC! Huuee maafkan saya.. niatnya mau buat Bekkie tadi tapi jujur Baekki bukan orang gila macam Akashi Seijuurou *gunting nancep* ya sudin lah, walau jadinya fail kayak gini-_- dan akhirnya Sehun yang jadi Akashi sumpah kagak cocok masa *dihajar masa*. Dan  jika kalian pernah singgah ke akun fanfiction.net milik ku*ngerep lu*, disana juga ada fic ini dengan pair yang berbeda namun ceritanya sama hehehe #duak.

Baiklah saya bacotan kagak jelas.. langsung saja….*Author dibuang*

.

RCL~please..~

note : Maaf author jarang banget jagain blog ini *bow* ada suatu kerjaan yang tidak boleh ditinggalkan ya begitu lah..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Remember My—First [KnB Fiction] Chap : 2

$
0
0

Remember My—First

-Kagami-Taiga-kuroko-no-basuke-34216268-600-750

Disclaimer : Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Chapter : 2

“Demi apapun… kau benar benar menendang wajah kedua orang itu [Name..]”

“Mereka memang harus di berikan pelajaran.. seenaknya saja mengintip!..huh.. dan setelah itu hubungan kita terbongkar hingga Akashi pun tahu… oh ya ampun dan saat Himuro tahu rasanya aku ingin tertawa sepanjang hari..dia lebih terlihat seperti ibu mu ketimbang kakak…”

“Cih!… dia cereweet! Dan aku hampir membunuh Kasamatsu saat itu…!!”

“Kau cemburu.?”

“Ti-tidak!!!”

“Tsundere…”

“Tidaaakkkkkkkk!!!!”

“What!!! Kagami Have a Girlfriend..??”

Saat kau dan Kagami ketahuan berpacaran oleh… Senpai-tacchi, Kiseki No Sedai (minus Midorima)berserta Himuro…yang hampir terkena serangan jantung mendadak karena saat itu kau dan Kagami sedang………baik lah kita ikuti saja ceritanya.

Saat itu tengah hari dan kau sedang duduk bermenung sambil memainkan bola basket dengan kaki mu, sesekali kau melihat Kagami yang sedang sibuk bermain basket sendiri di lapangan, walaupun hari sepanas ini sang kekasih terus mendriblle bola itu dan mencoba memasukannya kedalam ring, sudah menjadi rutinitas mu untuk menemani sang kekasih latihan solo pada hari minggu, namun itu juga membuat mu cukup bosan, hanya melihat itu-itu saja, namun demi orang bodoh ini kau melakukannya, perlahan kau teguk calpis asam yang sejak tadi terletak disebelah mu, cukup untuk menghilangkan rasa dahaga. Lalu fokus kembali melihat Kagami yang sedang mendribble bola lalu dia berlari cepat dan meloncat sangat tinggi dan melakukan dunk, itu adalah hal yang paling menakjubkan—menurut mu, walau kau sudah melihat hal itu berkali kali. Kau hanya tersenyum dan tersenyum—sampai Kagami mengehentikan aktifitasnya, perlahan ia berjalan dan menggapai minuman yang kau sodorkan, kalian duduk berdampingan di bangku dipinggir lapangan, tangan basah Kagami menggengam tangan mungil mu sementara ia terus meneguk air. Kau hanya sweatdropped saat melihat betapa terburu burunya Kagami meneguk minumannya.

“Sehaus itu kah..?”

“Hm… ya begitu lah…”

“Oh ia ajari aku dunk!”

“Haah..?”

Pernyataan mu membuat alis cabang Kagami terangkat sebelah, ia mengejapkan matanya beberapa kali dan menempelkan tangannya ke dahi mu, untuk sekedar mengetahui apakah kau deman atau terkena penyakit aneh mendadak, tentu saja membuat Kagami terkejut, sejak kapan kau yang tidak pernah bermain basket minta diajari cara dunk, namun sepertinya kau tidak senang akan hal itu dengan cepat kau menyingkirkan tangan Kagami dan beranjak berdiri dengam bola basket di tangan kanan mu.

“Oi.. Kagami Taiga.. aku menantang mu One on One..!” ketus mu sambil menyodorkan bola basket itu dengan angkuhnya, tampak sebuah seringai di bibir Kagami dan dengan santainya lelaki itu berjalan dan menunduk untuk menyamai tingginya dengan tinggi badan mu.

“Kalau kau kalah.. aku mau hadiah ya..”

“Haah!? Hadiah..?”

“Ia..hadiah,  aku mau sebuah ciuman..oke..” ucap Kagami dengan penuh penekanan, kau tersenyum licik lalu memukul pelan lengan kekar Kagami

“Baik lah…”

Sekarang kau dan Kagami berada di tengah lapangan dengan kau yang terus mendribble bola itu di tangannmu, sebenarnya kau sangat takut sekarang, mata itu menatap mu tajam dan sangat serius, dan ini juga baru pertama kalinya kau melihat ekspresi Kagami saat bermaian basket sedekat ini, namun dengan seluruh keberanian kau mencoba melewati Kagami namun belum sempat kau melangkah lebih jauh dengan santainya Kagami merebut bola itu dan berlari menuju ring basket lalu melakukan dunk, baik lah kalah sebelum berjuang itu lah yang kau lakukan tadi, betapa bodohnya kau mengancam Kagami dengan gaya mu yang aneh itu.

“Hmm.. Bagaimana..?.. perlu 1000 tahun kau bisa mengalahkan ku.. sayang..”

“Cih!… aku tidak mau tau..! ajari aku dunk!!!!”

Kagami menghala nafasnya berat dan melemparkan bola basket itu kearah mu, semantara kalian akan belajar dunk, dari kejauhan tampak dua orang lelaki dengan pakaian sekolahnya sedang berjalan menuju lapangan basket, lelaki  bersurai kuning itu tak henti hentinya berceloteh sedangkan lelaki pen—kurang tinggi disangmpingnya hanya bisa menghela nafasnya dan mencoba mencerna pembicaraan yang mulai taknyambung itu.

“Neee… Kasamatsu senpai.. ayo kita one on one.. didekat sini ada lapangan basket lo…ssu!” ajak lelaki bersurai kuning yang pasti kalian tahu namanya—yap Kise Ryota, sedangkan lelaki bersurai hitam—Kasamatsu Yukio—itu hanya mengangguk malas meladeni sang ace Kaijou itu. Mereka pun terus berjalan menuju lapangan basket yang dimaksud, namun setiba disana Kise dan Kasamatsu hanya membatu melihat kau dan Kagami sedang sibuk bermain. Entah mengapa Kise dan Kasamatsu yang tadinya ingin one on one—ingat jangan pernah menambahkan tanda kutip disana!!!—sepertinya mengurungkan rencana mereka dan sekarang keduanya malah termenung melihat kalian dengan mulut ternganga.

“Ajariii akuu!”

“Haah.. sudah berapa kali.. melompat saja tidak bisa.. bagaimana mau dunk..!” kesal Kagami sambil menggacak ngacak rambut mu gemas, kau hanya cemberut dan menyingkirkan tangan besar Kagami, lalu menendang pelan kaki Kagami—yah cukup lah untuk membuat Kagami berteriak kesakitan.

“Ring itu terlalu tinggi tahu!..aku ini tidak tinggi seperti mu!” ketus mu sambil melipat kedua tangan mu di dada, melihat kau mulai tidak bersemangant, entah mengapa otak Kagami yang biasanya tersendat entah oleh apa, sekarang berjalan—sebuah ide muncul secara tiba-tiba diotak Kagami.

“[Name] kau bisa berlari sambil mendribble bola.. lalu loncat… aku akan membantu mu…” jelas Kagami dengan senyuman terpampang dibibirnya, alis mu bertaut akan ide yang aneh dari Kagami—namun kau mengikuti semua intruksi yang dikatakan Kagami—dengan cepat kau mendribble bola itu dan berlari menuju kearah ring, dan melompat dengan seluruh kekuatan mu, sepetinya walau sekuat apapaun kau melompat tidak akan bisa menggapai—tunggu-kenapa rasanya tubuh mu melayang dan untuk pertama kalinya kau menggapai ring itu dan melakukan dunk! Kenaapa bisa—tentu bisa jelas terlihat kalau Kagami menggendong mu barusan, namun dengan absurdnya dia meninggalkan mu yang bergelantungan di ring basket—ayo lah itu sungguh tidak lucu!, itu lucu untuk Kise dan Kasamatsu yang sudah hampir mati karna menahan tertawa.

“Aku bisa… aku bisa .. eekhhh!!! Kagami!!! Tu-turunkan akuuuuuu hueeee Kagami no bakaa!!!”

“Hmm.. bagaimana ya..?”

“Kagami..!!!!” sial tangan mu tidak bisa menggengam ring itu lebih lama lagi.

“Panggil nama ku…[Name]”

“Kagami!!!!!!!” rasanya memang tidak bisa—sudah terbanyang kalau kau akan jatuh dari ring yang lumayan tinggi tersebut.

“Ku bilang panggil—“

“Taigaaaaaaaa!!!” sudah tak bisa—tangan mu yang memang sudah licin terlepas dari besi ring itu, dan kau jatuh—di pelukan Kagami, seorang Kagami Taiga dengan mudahnya menangkap mu seperti menangkap hamburger(?) yang jatuh dari langit, lalu perlahan ia menggendong mu untuk duduk di pundak lebarnya, kau belum sepenuhnya sadar walau tangan mu meremas kuat rambut merah Kagami.

“A..? aku masih hidup..?”

“Aku takkan membuat kekasih ku mati.. baka… bagaimana rasanya melakukan dunk..” tanya Kagami, ia menggengam erat lutut mu untuk menyeimbangkan tubuh mu, kau hanya mengelus untaian merah Kagami dan bergumam kecil sebuah jawaban akan pertanyaan Kagami, dalam keadaan seperti ini Kagami biasanya akan berjalan dan berputar putar keliling lapangan, sebenarnya kau sudah sering digendong Kagami seperti ini, tapi demi apapun itu tak biasa bagi kedua orang itu, mereka bersumpah akan memukul wajah Kagami nanti karna melihat ini mereka serasa dilecehkan secara tidak langsung oleh cahaya Kuroko itu, bagaimana bisa Kagami Taiga yang seperti itu mempunyai pacar secantik itu. Dan bagaimana bisa mereka berdua yang secara tampang jauh diatas Kagami bisa jomblo selamanya seperti ini—lalu Kise dan Kasamatsu merasa mereka payah. [dan author merasa tersungging]

“Oh ia ngomong ngomong .. hadiah ku mana.. aku kan sudah menang..”

“Hmm….”  perlahan kau mengangkat kepala Kagami agar mendongkak keatas menghadap mu dan perlahan mulai mendekatkan wajah mu kepada wajah Kagami namun—kau urungkan niat mu itu karna, sepertinya tidak efektif jika berciuman dengan posisi seperti ini, membuat punggung mu sakit.

“Kenapa..?”

“Tidak sampai…” desis mu dengan agak kesal, Kagami hanya tersenyum dan perlahan mengangkat mu lalu menurunkan mu, sebenarnya tidak juga sih, sekarang kau masih dalam gendongan Kagami, lelaki tinggi itu menggendongmu seperti anak kecil, kau mengerutkan kening mu bingung apa yang Kagami perbuat—namun semua terjawab sudah sebab perlahan Kagami mendekatkan wajah mu , lalu ia mulai memiringkan kepalanya, reflek kau menutup mata mu dan mulai meremas bahu Kagami, sementara kedua orang disana menahan nafas mereka—kalian sudah berciuman ditengah lapangan itu, ciuman yang sangat kau rindukan karna semenjak kekalah Seirin dengan touou kalian jadi jarang bertemu, err rasanya sudah lama tidak berciuman, kau hanya menikmati setiap kecapan dan manisnya bibir Kagami,  tampa tahu Kise sudah bersujud sambil memukul-mukul tanah tidak kuat menerima kenyataan akan dirinya yang masih jomblo, sedangkan Kasamatsu wajahnya sudah memerah demi apapun, dia juga tidak kuat melihat hal itu. Kalian melepaskan tautan bibir karna mulai kehabisan nafas, dan tampa menunggu persetujuan mu Kagami mengngkat mu lagi dan mendudukan mu di punggunya seperti tadi, ia berjalan mengambil tas dan bola basket lalu meninggalkan lapangan itu.

“Pegangan.. ya[Name]… kita akan pulang”

“Hai….”

“Oh ia mulai sekarang panggil Taiga ya..”

“Hai…”  hanya kata itu yang bisa kau katakan, rasanya kadar malu mu sudah diatas rata-rata, bisa terlihat dari wajah mu yang sudah benar-benar merah, namun sepertinya Kagami juga merasakan hal yang sama, dan dengan hening Kagami mulai berjalan meninggalkan lapangan basket namun langkahnya terhenti saat mendapati dua orang yang Kagami bersumpah ingin sekali memukul mereka sekarang karna menujukan wajah yang sangat absurd itu. Tunggu dulu—baik lah untuk yang kedua kalinya mereka ketahuan alias kepergok sedang ciuman, oleh anak Kiseki No Sedai!!!

“KALIAAN!!! SEJAK KAPAN KALIAN DISINIII!!” teriak Kagami sambil menunjuk kedua orang itu, Kise mewek(?) seketika, ia bangkit dan membalas dengan terikan yang lebih keras“KAU YANG SEJAK KAPAN PUNYA PACAR SSU!!!aku tidak terima suu!! Tidak terimaa hueeee Kasamatsu senpaiiiiii!!!!!” Kise berteriak sambil memeluk sang kapten cebol itu, memuat kau dan Kagami sweatdropped mendadak, ada apa dengan sang copycat Kiseki No Sedai ini, dia semakin seperti orang gila. Tunggu bukankah itu Kasamatsu Yukio lelaki yang sangat kau idolakan, dengan cepat kau mengintruksikan Kagami untuk menurun kan mu, tahu akan hal itu Kagami langsung berjongkok lalu kau turun dari punggunya. Kise yang melihat sosok mu lansung terkaget- kaget.

“Eh… kau[Name]cchi!! Ti-tidakkkkk!! Kenapa kau mau sama si alis cabang itu!”

“Kise temee!!!!”

Namun kau tidak terlalu memperhatikan dua lelaki tinggi yang sedang bertengkar, dengan gaya ala fansgirl kau langsung berlari kearah Kasamatsu dan langsung memeluk lelaki bersurai hitam itu membuat Kise dan Kagami yang melihat berhenti bertengkar.

“Kasamatsu-senpai!! Aku penggemar mu… !!!!” teriak mu histeris sambil terus memeluk tubuh Kasamatsu, sedangkan siempunya yang memang tidak biasa berhubungan ataupun di peluk oleh wanita hanya bisa diam dengan wajah yang memerah, dan mungkin saja arwahnya sudah keluar dari raga, melihat hal itu dengan beberapa siku siku di kening Kagami langsung menarik tangan mu dengan kasar dan merangkul mu dipelukannya, menatap tajam Kasamatsu dan Kise.

“Die.!!” Satu kata yang membuat Kise dan Kasamatsu(yang sudah sadar) merinding seketika, kau yang melihat prilaku Kagami yang sudah melewati batas langsung mengijak kaki sang kekasih lalu melepaskan rangkulan Kagami.

“Apa yang kau katakan Taiga! Aku kan hanya sekedar fans dengan Kasamatsu!”

“Cih! Ayo pergi…!!” Kagami dengan cepat menarik tangan mu dan berjalan meningglkan kedua lelaki yang masih cengo di tempat. Lalu

#Bruuk!!#

“Kyyaa Kasamatsu senpai! Jangan pingsan ssu!!!!”

Langkah kaki yang tergesa gesa dan tangan mu yang digenggam kuat oleh Kagami, membuat mu sedikit tidak suka akan suasana ini, kenapa tiba tiba si macan itu menjadi overprotectif begini—oh…sekarang jawabannya kau tahu pasti…

“Kau cemburu ya..?” ucap mu dengan nada sedikit mengejek, Kagami menghentikan langkahnya, ia hanya diam dan melirik mu sekilas dengan semburat merah di pipinya, ia menggeleng dan melanjutkan berjalan namun ini dengan tempo yang lebih lambat dari tadi.

“Tenang saja.. Taiga.. aku itu tidak menyukai Kasamatsu.. aku hanya kagum kepadanya.. ingat kagum..”

“Tapi aku tidak suka.. kau dengan santainya memeluknya! Aku tidak sukaa!”

“Ekehm.. cemburu…”

“ A-aku tidak.! cembu—“ Kagami tidak bisa melanjutkan perkataanya karna kau tadi tiba tiba mencium pipi Kagami singkat namun, sukses membuat sang ace tim basket Seirin itu tercengang dengan wajah memerah, tampa mempedulikan hal itu kau meraih tangan Kagami dan menggengam tangan itu erat.

“Tenang—lah aku hanya menyukai Taiga kok…”

“Ekhm… a-aku tahu… a-aku”

“Tsundere…”

“Err… jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain lagi ya…”

“Hm…ia ia.. Tuan..”

*Next Day*

Hari yang lumayan cerah untuk sekedar berjalan jalan mengelilingi sekolah, namun bukan itu yang kau lakukan sekarang, bisa dibilang kau sedang mencari seseorang yang sekarang entah dimana keberadaanya, perlahan kau melangkahkan kaki menaiki tangga menuju ke atap sekolah, disini tidak terlalu ramai alias sepi karena memang sudah lewat jam pulang, kau menghela nafas berat saat mendapati seseorang yang sejak tadi kau cari-cari, tersenyata dia disini—seharusnya kau tahu itu. Perlahan kau mulai mendekati lelaki bersurai merah itu dan mengguncung tubuh besarnya pelan, namun cukup untuk membuat kelopak mata itu terbuka.

“Ayo bangun…baka.. senpai yang lain mencari mu…” tutur mu dengan nada sedikit kesal, namun yang diomeli hanya bergumam tidak jelas, dan meregangkan badanya, ia mengucek matanya dan mengejab beberapa kali melihat mu yang sedang berdiri di depannya.

“Hmm..? nande..?’

“Haah! Senpai yang lain sedang menunggu mu di lapangan! BakaTaiga!”

“Hmm..? aku masih ngantuk… tadi malam kurang tidur.. bukanya gara gara mu, kau terlalu lama menelfon ku hingga tengah malam..” ucap Kagami dengan nada mengejek, semburat merah muncul di pipi mu, Kagami benar—kalian berdua tadi malam menelfon hingga tengah malam, alasannya hanya satu, kau tidak bisa tidur dan itu disebabkan karna kau dirumah sendirian, mau menyuruh Kagami untuk datang apa yang dikatakan tetangga nantinya, membawa laki-laki ke rumah malam hari.

“I—itukan.. aakhh! Sudah lah, aku pergi, kalau Hyuga senpai datang dan memarahi mu aku tidak mau ta—“ belum selesai kau mengatakan omelan mu, Kagami langsung menarik mu dan mendudukan mu dipangkuannya, tangan bersarnya memeluk tubuh mungil mu, sehingga seperti kau tenggelam oleh tubuh Kagami sekarang, kau rasa wajah mu mulai memerah dan jantung mu berdetak dua kali lebih cepat. “Ta—Taiga…” gumam mu sambil sedikit memberontak, namun percuma saja Kagami memeluk mu sangat kuat.

“Hmm.. kau wangi sekali..[Name..] temani aku tidur siang ya…”

“Tapi—senpai.. yang lain—“ ukh.. bagus sekarang lelaki itu sudah tidur, kau hanya bisa menghela nafas berat, dan mencoba bertahan didalam dekapan Kagami, namun dengan suasana seperti ini rasanya kau juga sedikit mengantuk, bukan sepertinya mata mu memang tidak bisa lagi dipertahankan.

Sementara itu…

“Mana si baKagami ituuuuuu!!!!!” teriak Hyuga menggema keseluruh lapangan.

“Bukannya [Name]chan tadi pergi mencarinya…? ia kan Kuroko” tanya Izuki matanya menatap Kuroko yang sedang meneguk minumannya membuat sang bayangan tersedak(?) Kuroko hanya menggaguk, wajahnya tampak risau, kalau seandainya para senpai mencari Kagami—dan demi appapun kau sejak tadi belum kembali, sebuah fikiran aneh meloncat loncat di otak Kuroko—penuh dengan kata “jangan-jangan” dan salah satunya “jangan-jangan mereka bermesra mesraan lagi”

“[Name]chan..? oh ia ngomong ngomong mereka bedua sangat akrab ya…” sambung Kiyoshi dengan wajah bingungnya namun dia tersentak sesaat “Tunggu! Kemarin saat pulang sekolah—aku melihat mereka berdua keluar dari maji burger.—“

“Apa salahnya..?” potong Koganei, karna melihat wajah Kiyoshi yang menggambarkan kalau terjadi sesuatu antara kau dan Kagami.

“Aih.. aku belum selesai.. mereka berdua bergandengan tangan…”sambung Kiyoshi dengan penekanan di setiap kalimatnya, Kuroko tersentak, Hyuga menjatuhkan bola basket yang ada ditangannya, dan yang lainya hanya melongo dengan mulut ternganga, atas pernyataan Kiyoshi barusan, yang benar saja “Kagami Taiga” bergandengan dengan wanita—ini pasti kiamat! Kiamat!.

“Yo kita cari..si baKagami itu!” teriak Hyuga seraya berjala keluar gym, Kagami dalam masalah besar kalau para senpai tahu, lebih baik dia (baca: Kuroko) pergi memberi tahu si baKagami itu–namun sebelum Kuroko menggunakan misdirectionnya Hyuga sudah memperingatkan“Dan kau Kuroko kalau kau berani melarikan diri—kau tidak boleh ikut pertandingan lagi!” Kuroko membatu, ia hanya diam dengan wajah pasrah sambil terus berjalan mengikuti para senpai. Kuroko menjadi korban disini permisa.

Dan sekarang ke 5 orang itu sedang berjalan di kolidor sekolah yang sepi, tentu saja karna semua murid sudah pulang sejak tadi, Kuroko bersumpah ingin sekali menangis sekarang, bukan masalah kau dan Kagami ketahuan tapi jika itu terjadi Kuroko yang akan dimarahi kana menyimpan rahasia tampa sepengetahuan para senpai, namun bagaimana pun itu wajah Kuroko tetap sedatar triplek. Dan sekarang sampailah mereka di tangga atap sekolah, “demi majalah mai-chan milik Aomine-kun terkutuk lah kau wahai Furihata-kun telah menjukan keberadaan Kagami-kun”pekik Kuroko dalam hati jangan lupa ekspresi masih datar. Saat pintu itu terbuka para senpai yang sung berlari— saat melihat kaki Kagami yang terjulur

“Oii! BAKAGAMI KA—“ Hyuga menutup mulutnya dengan tangan, Kuroko ingin sekali membenturkan kepalanya ke tembok, Kiyoshi tersneyum bodoh, Izuki langsung memotert momen itu, sama halnya dengan Koganei, dan mereka semua rasanya ingin berteriak sekarang, saat melihat posisi mu dan Kagami yang sedang tertidur dengan Kagami memeluk pinggang mu, merasa ada yang aneh perlahan Kagami membuka matanya lalu melirik kearah suara gaduh barusan. Perlu beberapa detik untuk otak seorang Kagami Taiga menyadari hal itu.

“SE-SENPAII!!” teriak Kagami seraya bangkit membuat mu terjatuh dengan kepala membentur dinding, kau meringis sambil mengelus kepala mu.

“Aih…itte Oi BakaTaiga!! Ap—senpai…” kau bersumpah ingin sekali pergi dari sini, tidak tahan dengan wajah para senpai yang terlihat mesum, kecuali Hyuga yang siap untuk mengomeli mereka kapan saja, kau menatap Kagami dengan tatapan memembunuh seakan berkata “ini salah mu Taiga..!” sedangkan Kagami hanya tersenyum terpaksa.

“Haah.. kalian ini!.. jelaskan sejak kapan..” tanya Hyuga dengan wajah yang masih merah.

“Beberapa miggu sebelum melawan seiho..” gumam Kagami sambil menundukan kepalanya, Kiyoshi menghela nafas dan berjongkok, ia mengelus surai kalian berdua dengan sayang, lalu tersenyum manis seperti biasa

“Seharusnya.. kalian katakan kepada kami.. setelah itu.. toh kami tidak akan menertawakan mu kok.. jadi kau harus belajar terbuka terhadap orang lain… ya Kagami..? [Name]?”jelas Kiyoshi dengan nada yang lembut, kalian berdua mengangguk, seulas senyum disunggingkan oleh pendiri tim basket Seirin itu, ia berdiri lalu mengisaratkan Hyuga, Izuki, Kuroko dan Koganei serta Mitobe yang sejak tadi diam untuk meninggalkan tempat “Haah anak muda.. yosh! Kita kembali..”

“Ta—tapi…” sangkal sang kapten, namun Kiyoshi hanya menggeleng pelan lalu mereka semua keluar dari ruangan itu. Beberapa saat kalian berdua saling berpandangan dan tertawa lepas saat itu, sebuah tertawa yang memang sudah tidak bisa ditahan sejak tadi, bagaimana bisa kalian ketahuan disaaat yang tidak tepat, namun sudahlah itu kan sudah berlalu—nasi sudah menjadi bubur

“Pfftt..~ baka…” gummammu pelan, dan menatap Kagami yang hanya terdiam, seperti ada yang mengisaratkan perlahan Kagami menarik mu untuk lebih dekat lalu dengan lembut mengecup bibir mu , hanya sekedar menempelkan bibir dengan bibir mungkin,namun kau menikmatinya, kalian melepaskan tautan bibir kalian lalu perlahan berjalan keluar menuju pintu tampa tahu..

“Ya Tuhan mereka beciumaan!”

“Ba-Ba-Ka-Kagamiiii!!! Eekhh mereka menuju sini ayo pergi!!’

 “Berhenti merekam Kuroko! Ayoo!”

“Tunggu senpai”

 “Haah.. saat itu akhirnya kita ketahuan ya… mereka senpai yang baik.. benar kan Taiga.. oh ia aku tidak pernah bertemu mereka lagi…kau pernah bertemu mereka..?”

“Hhmm aku dengar Kiyoshi senpai sekarang di Amerika, kalau Hyuga senpai dia sudah menikah dengan Riko-senpai, dan sekarang mereka ada di kyoto, kalau Koganei-senpai Izuki-senpai, dan Mitobe senpai sih aku tidak tahu keberadaan mereka…”

“Ohh.. tapi saat upacara pernikahan mereka semua hadir kan.. aku ingat Hyuga-senpai menangis saat itu..”

“Ya.. begitu lah… mereka adalah orang orang yang ku sayangi…”

“Hah… kalau ingat masa-masa SMA aku jadi ingat tantang kencan pertama kita..”

“Yaya.. kau sukses membuat ku hampir mati karna dilempar gunting..”

“hahaha..kau berlebihan”

My First Date

Angin sejuk dengan daun daun berguguran, kau menggosokan kedua tangan mu untuk sekedar mencari kehangatan, lalu perlahan ku melirik arloji mu yang ternyata sekarang menujukan pukul 11:00 pagi menjelang siang, padahal matahari sudah menampakkan wajahnya namun angin sejuk terus menembus pori-pori tubuh mu—yap awal musim gugur yang terlihat seperti biasanya, namun sepertinya tidak begitu karna lelaki itu ada berasama mu sekarang, lelaki yang sedang berjalan menuju kemari tu—tunggu apa yang dibawakanya..? kau mengejabkan mata mu beberapa kali saat melihat apa yang ada di tangan lelaki tinggi itu. Apa dia tidak tahu bagaimana cuaca saat ini dia malah membelikan mu..

“Ice Cream!! Apa yang kau pikirkan Taiga…??” teriak mu sambil menepuk kening mu, apa yang difikirkan lelaki itu sehingga memebelikan mu ice cream di hari pertama musim gugur?apakah dia hanya berfikir tentang basket sehingga menjadi separah ini, kau menatap datar Kagami Taiga—sang lelaki yang sekarang sedang menyodorkan ice cream itu kepada mu.

“Hehehe.. karna [Name] tidak suka yang pahit, jadi aku membelikan ini saja..”

“Tapi tidak harus ice cream kan Taiga.. haah.. kemarikan..”  perlahan kau menggapai ice cream itu lalu Kagami duduk disebelah mu sambil menyeruput cofe hangatnya sedangkan kau mulai memakan ice cream dingin mu, tapi entah mengapa rasanya tidak dingin mungkin karena kau sangat menikmati bersama orang ini, membuat mu merasa hangat, dengan sangat tenangnya kau memakan ice cream itu, malah membuat Kagami melongo, takjub oleh mu yang dengan lahapnya menyantap ice cream itu. Dengan cuaca sedingin ini

“Oh ia… Taiga—kapan si Himuro itu datang..? lama sekali..” ketus mu seraya menjilati bibir mu yang penuh dengan ice cream, Kagami hanya diam dengan pandangan fokus kepada mu sibuk menjilati tangan serta bibir mu, merasa kalau kekasih mu itu bermenung dengan cepat kau langsung melambaikan tangan mu ke wajahnya, membuat sang ace tim basket Seirin itu tersentak, ia melihat ponselnya dengan cepat seolah olah dia tak melihat mu.

“E…eee…mungkin sebentar lagi…hehe..”

“Hmm.. memang kenapa kau memanggilnya saat kita berkencan..?”

“Dia bilang ingin bertemu dengan mu…”

“Kau menceritakan tentang ku kepadanya..?” alis mu naik, sambail menatap Kagami yang hanya mengangguk, dengan mata masih terfokuskan kepada mu, tampa mepedulikan hal itu kau hanya  terus memakan ice cream sampai pada Kagami yang dengan santainya menjilati ice cream mu, tangan kekarnya menggengam pergelangan tangan mu agar menggengam ice cream itu dengan erat, kau menggembungkan pipi mu.namun Kagami malah semakin lahap menyantap benda dingin itu hingga tersisa sedikit untuk mu.

“Enak ya ternyata… heiheii kenapa cemberut..?”

“ Kau menyisakannya, seperti menyisakan untuk kucing!” ketus mu seraya memukul pelan lengan kekar Kagami, namun yang ditegur hanya tertawa garing lalu mengambil sisia ice cream itu dan melahapnya—habis lah sudah.

“Ta-Taigaa bakaaa!! Aku kan masih mau…”

“Tapi sudah habis.. tadi kan kau yang hoiii…” Kagami tersentak saat tiba tiba kau mencubit pipi Kagami dengan gemas dan mencoba memumka mulut sang ace Seirin itu,membuat si empunya mengerang, karna ayolah bagi Kagami itu bukanlah sekedar cubitan tapi berasa di tusuk tusuk benda tajam. “Ayoo kembalikan dasar pencuri…” ketus mu sambil terus mencubit pipi Kagami.

“Itte..~~!!”

“Kembalikanpphhh..~” sontak mata mu membulat saat tiba tiba saja Kagami melumat bibir mu, sial demi apapun tidak bisanya Kagami berani di tempat umum seperti ini, dan ciuman ini lebih terasa agak sedikit kasar karna Kagami benar benar mencoba mengecap dalam dalam rongga mulut mu, saliva yang saling bertukar dan ciuman ini rasanya sungguh manis, yah mungkin karna pengaruh ice cream yang baru kalian makan tadi, rasa manis vanila yang memabukan membuat kau tidak bisa menahan diri untuk lebih menikmati ciuman itu, lebih dekat dan dekat—itu lah yang kau lakukan, meremas kuat untaian merah Kagami—sampai…

“KALIAN!”

“Ouch!”

“Ehhh!!!!”

Kagami menjulurkan lidahnya yang tampak tergores di sana, kau menutup mulut mu karena saliva sudah mengalir di ujung bibir mu, kalian berdua menatap kesal kepada seseorang yang seenaknya dengan bringasnya memisahkan tautan bibir kalian, membuat kau menggigit lidah sang kekasih karna terkejut, sedangkan si pelaku sekarang sedang berdiri dengan tangan di pinggang di depan kalian, lelaki dengan rambut hitam yang menutupi mata kananya.

“Hi-Himuro-kun…” jawab mu agak terbata bata, namun Kagami tidak menghiraukan wajah mu yang sudah memerah karena ternyata lelaki ini lah yang sudah memisahkan tautan bibir kalian tadi, sedangkan lelaki itu(baca : Kagami) sibuk ber aduh aduh ria karna lidahnya yang terluka, Himuro hanya bisa menggelelng pasrah melihat tingkah dari adik angkatnya itu.

“Taiga-Taiga… bisakah kau membedakan disini dan Amerika..?”

“Eehh kau Tatsuya..! teme! Lidah ku sakit tahu!”

“Sudah ku bilang Taiga! Jangan samakan di Jepang dan Amerika..! kalau disana mereka sudah biasa dengan yang kalian lakukan barusan, di sini hal itu adalah hal yang tidak biasaa! Kalian tidak tahu kalau sejak tadi banyak yang memperhatikan kalian! Dan setidaknya kalian bisa melakukan itu jangan di tempat umum dasar!!!” omelan Himuro sepanjang tembok cina, membuat kau agak terkekeh—apa lagi ekspresi lelaki itu.

“Pprrfftt..~!”

“Na—nani..?”

“Hah, aku tidak tahu kalau Taiga mempunyai saudara seperti kau Himuro Tatsuya..salam kenal..Watashi [Name]-desu..” ucap mu seraya menyodorkan tangan mu, mengerti apa yang kau maksud shooter dari yosen itu langsung menjabat tangan mu—Ia tersenyum seraya mengangguk pelan kau bisa melihat semburat merah menghiasi pipinya. Membuat Kagami melongo seketika.

“HAAA!!! TATSUYA! BLUSHING!? SO AMAZING!!”

“SHUT UP! Taiga !!”

“Sudahh lah… kalian.. oh ia Himuro—“ belum selelsai kau melanjutkan perkataan mu Himuro memotong kata itu“Panggil aku Tatsuya saja…” ucapnya dengan senyuman yang hangat, kau mengangguk “Hmmm Tatsuya-kun.. kau sendiri..?” tanya mu namun belum sempat sang lawan bicara menjawab pertanyaan mu, seorang lelaki tinggi bersurai ungu berlari kearah kalian bertiga, senyuman mu terkembang saat melihat sang lelaki itu.

“Muro-chinn!!!!…eehh”

“Atsushi….?”

“Haah..[Name]-chin..? lama tidak bertemu.. [Name]-chin, kau semakin cantik saja..” ucap lelaki bernama Murasakibara Atsushi itu dengan senyuman manis dibibirnya, ia mengelus surai mu dengan sayang, memang sudah lama kau tidak bertemu dengan lelaki besar yang kekanakan itu—kau sepertinya sedikit merindukannya.

“Kalian saling kenal..?” tanya Himuro.

“Hmm begitu lah, kami lumayan akrab saat di SMP dulu..” jelas mu, Kagami dan Himuro mengangguk mengerti, lalu sekarang kalian hanya mengobrol ngobrol ringan yah walaupun Kagami sering sekali marah marah karna cemburu atas perlakuan mu kepada Murasakibara, tapi ayolah itu hanya sekedar menyuapinya makanan dan hal itu malah membuat kekasih mu itu marah marah tidak jelas, namun orang yang dimarahi sepertinya masa bodoh, yang terpenting dia bisa makan. Kagami seperti tidak tahu sifat Murasakibara saja—dia memang tidak tahu.

“[Name]-chin suapi aku…aaa…” Murasakibara memubuka mulutnya dan kau langsung menyuapinya pocky membuat Kagami sudah ber twitch twitch ria, dengan kasar Kagami langsung duduk di depan Murasakibara lalu membuka mulutnya juga, mengisaratkan mu untuk menyuapinya juga, dengan wajah kacau kau menyuapi Kagami pocky, Murasakibara yang tidak terima langsung mendorong Kagami sehingga jatuh tersungkur dari bangku taman—Himuro sweatdropped.

“TEMEE!!!! Apa yang kau lakukan!”

“Kaga-chin yang mulai dulu…”

“Awass kauuu!!!!”

Lalu terjadilah kejar kejaran antara si dua baka, kau hanya bisa menepuk kening mu kesal akan prilaku kedua lelaki tinggi itu, Himuro tetap pada sweatdropp-nya. Namun kau tersentak saat merasakan ponsel mu bergetar, tanda penggilan masuk, perlahan kau merogoh tas kecil mu lalu menekan tombol hijau yanga da disana—sepertinya ada hal yang penting karna yang menelfon mu adalah sang ibu.

“Nee…Kaa-san.. aku sedang ditaman kota… hmmm baik lah… aku akan kesana, hai’ Kaa-san..jaa..” kau memasukan ponsel itu kedalam tas kecil mu, dan mulai beranjak berdiri, yang membuat Himuro menatap mu dengan wajah yang bertanya-tanya.

“Kau  mau kemana.?[Name]?”

“Hmm ada urusan yang harus ku selesaikan jadi aku pamit dulu ya.. Tatsuya-kun.. boleh aku bwa bakaTaiga itu…?” tanya mu dengan senyum yandere, Himuro mengangguk cepat, kau membalasnya dengan senyuman lalu dengan cepat menarik tangan Kagami untuk mengikuti mu, dengan wajah bingung sang ace Seirin itu menuruti mu, sambil melambaikan tangannya kepada Himuro yang dibalas dengan lambaian tangan pula.

“[Name]? Kita mau kemana..?”

“Kita ke kyoto.. ayo…”

“Mau apa ke kyoto..”

“Melihat keadaan Sepupu ku…”

Mendengar jawaban terkahir mu, Kagami hanya diam dan menuruti mu, tak lupa tangan kalian yang terus bergandengan tangan, dan berjalan menuju ke stasiun yang tidak terlalu jauh dari sana, untung lah kereta ke kyoto belum berangkat dan tidak terlalu ramai, bukan kah itu hal yang baik. Sekarang kau dan Kagami sudah berada di dalam kereta itu, sambil menunggu keretanya berangkat Kagami sibuk memakan cemilan yang diberikan (Baca : dengan paksaaan) oleh Murasakibara tadi, sedangkan kau hanya duduk dengan diam.

“Perhatian para pengunjung—kereta akan berangkat 1 menit lagi—“  Pengumuman dari petugas, membuat mu tersenyum, yah karna jujur sudah lama kau tidak menjengung a.k.a melihat spupu mu itu, jauh di lubuk hati mu kau sangat merindukannya, dan adanya Kagami pasti akan membuat susasana di rumah itu akan lebih ramai—ya itu pasti.

“Kenapa kau senyum-senyum…?”

“Iee.. aku hanya ingin cepat cepat sampai…” ucap mu dengan senyum, Kagami hanya mengangguk mengerti lalu menggengam tangan kecil mu, sepertinya keretanya akan berangkat—kalian berdua terkejut saat ada dua orang lelaki dengan tiba-tiba duduk di sebelah Kagami, merasa tergangu Kagami yang ingin menegur sang lelaki namun malah terdiam melihat siapa sang lelaki itu

“Hahh.. hampir saja kita ketinggalan kereta! Ini gara-gara kau lambat Ryo!” teriak lelaki bersurai dark blue dengan kulit tan, kepada lelaki mungil bersurai coklat yang duduk di sebelahnya

“Su-sumimasen!! Sumimasen sumimasenn!”

“Sudah cukup!” teriak lelaki itu kesal, merasa di perhatikan dia langsung menoleh kesebelah dan sekarang acara tatap menatap pun berlangsung, Kagami dengan empat siku siku bertengger di keningnya dan lelaki itu dengan faceplamnya, kau yang penasaran langsung menoleh dan miringkan badan mu agar bisa melihat sang lelaki.

“AHOMINE!”

“BAKAGAMI!!”

Teriak mereka serempak, membuat beberapa penumpang disana menoleh kearah mereka berdua, kau berusaha menahan kekehan mu, dua monster bertemu dengan tidak elitnya di tempat seperti ini, aura aura aneh menyebar ke dalam kereta itu, kedua lelaki tinggi tersebut membuang muka masing masing sambil menggembungkan pipi mereka—“seperti anak kecil saja” ucap mu dalam hati.

“Lama tidak jumpa—Daiki-kun…” sapa mu dengan nada yang ramah, membuat sang pemilik nama menoleh, tampak wajahnya sangat terkejut saat melihat kau duduk disana, ia berdiri dan menunjuk wajah Kagami, bahkan telunjuknya menyentuh hidung Kagami.

“Ka-kau [Name] kenapa!! Kau dengan baKagami itu!!”

“Singkirkan tangan mu aho!” teriak Kagami seraya menyingkirkan tangan Aomine dari depan wajahnya, perlahan Aomine membungkukkan badanya dan menyipitkan matanya, ia menatap bergantian kau dan Kagami, dan sebuah kesimpulan muncul di otaknya secara tiba-tiba membuat wajah Aomine yang tadinya menyeramkan kini lebih terlihat mengerikan (halah)

“Jangan bilang kalian…?”

“Ia…” jawab mu singkat.

“TIDAAAKKK!!!!!” Aomine mengguncang guncang brutal tubuh Kagami, membuat siempunya merasa pusing apalagi  mereka ada didalam kereta sekarang, demi apapun Aomine terlihat mirip Kise sekarang—maksudnya terlampau berlebihan mendengar atau mengetahui kalian sedang berpacaran, apakah seajaib itu kalau seorang Kagami Taiga mempunya pacar, makannya jangan melihat orang dari sampulnya.

“Aomine-san hentikan..Kagami-san hampir mati…” segah lelaki bersurai coklat yang ada di sebelah Kagami, dia lebih terlihat seperti wanita kentimbang lelaki, apa lagi cara duduknya yang seperti itu, kau tahu bahwa dia adalah shooter dari touou gakuen—Sakurai Ryo—si jamur peminta maaf. Kau tersenyum kepada Sakurai, membuat lelaki itu tersentak dengan wajah memerah, ia tersenyum sebagai balasan sapaan mu tadi. Melihat hal itu Kagami langsung menatap tajam kepada Sakurai.

“Su-Sumimasen!!!”

“Haah! Kau apaan sih Taiga! Dia hanya menyapa ku kok! Urusi saja Aomine itu..” ucap mu dengan santai, Kagami langsung bergeser beberapa centi dari Aomine, lalu hening~

Lumayan lama rasanya kau di dalam kereta ini, membuat mu sudah berlabuh kedalam mimpi, bukan hanya kau bahkan Kagami yang mungkin sudah lelah berceloteh tak mutu dengan Aomine pun sudah tertidur di seblah mu, kalian berdua saling meminjamkan bahu masing masing, terlihat imut dengan wajah tidur kalian berdua, membuat para ibu ibu yang ada di sibuk bernostalgia tentang masa-masa pacaran mereka, sedangkan Aomine dengan wajah mengerikannya terus menatap kalian yang semakin lama semakin membuat iri itu, lalu dengan bringasnya Aomine bersandar di bahu Sakurai, membuat lelaki itu agak terlonjak kaget.

“Huh! Membuat iri saja mereka berduaa aku seksal!” kutus Aomine, namun Sakurai hanya tertawa garing mendengar perkataan Aomine tadi, “huh! Lihat saja nanti kalau aku sudah mempunyai pacar akan ku pamerkan kepada si baKagami itu!”

“…………..” lalu hening, hanya ada suara mesin kereta yang menjadi melodi yang menemani mereka sekarang.

“Ryo…”

“Hmm.?”

“Apa aku Aneh…Hingga tak ada wanita yang mau dengan ku”

“Tidak.. Aomine-san hanya jelek..”

Ups!

“TEME!!!!!”

“SUMIMASEN!!!!”

***

Kau merenggangkan badan mu, saat keluar dari kereta itu—tidak terasa sudah sampai saja, sedangkan Kagami sibuk melihat kesekeliling, mencari dua orang aneh yang bersama mereka tadi—entah kemana kedua orang itu sekarang.

“Mana si Aomine? Dan Sakurai..?”

“Mereka berdua terus pergi ke Osaka..”

“Ohh begitu ya..setelah ini kita kemana.?[Name]?”

Kau memijit mijit kening mu mencoba mengingat ngingat dimana letak rumah sang sepupu, yap kau tahu sekarang—dengan cepat kau langsung menarik tangan Kagami dan kalian berlarian keluar dari stasiun itu—yah walaupun Kagami agak sedikit bertanya-tanya tentang hal itu. Namun lelaki itu tetap mengikuti mu.

“Kita hanya jalan kaki saja..?”

“Hmm begitu lah.. “

“Tidak jauh kan…?”

“Tidak…”

-2jam kemudian.-

Demi Aomine yang hanya membeli majalah mai-chan ke osaka! Kagami rasanya ingin menangis sekarang karana ayo lah sudah lebih 2 jam mereka berjalan dan sejak tadi rumah yang kau bilang dekat itu belum sampai sampai juga, kalau kau bukan lah kekasih Kagami mungkin sejak tadi dia sudah melempar mu dari atas gedung tinggi yang barusan mereka lewati, sungguh sekarang kaki Kagami rasanya ingin lepas, ini lebih mengerikan dibanding melakukan lompatan super dalam pertandingan melawan shuutoku saat itu.

“[Name] kau membohongi ku… mana rumahnya..!!!!’

“Ini…” ucap mu sambil menujuk rumah yang super duper wow! Pagarnya saja udah sangat mewah, mulut Kagami terbuka lebar tidak percaya kalau kau yang memang lumayan kaya mempunyai sepupu dengan rumah yang sangat sangat mewah seperti ini, tidak bisa berkata kata Kagami hanya melongo dengan wajah yang tidak elit sedangkan kau sibuk menekan bell. Setelah beberapa kali tampak seorang wanita paruh baya keluar.

“Ah.. nona.. aku kira siapa.. sliahkan masuk..”

“Arigatou..”

Pagar super besar itu terbuka dan kau menyeret Kagami yang masih terbengong bengong, halam rumah yang sangat besar dan tentunya terawat, beberapa pelayan menyambut mu saat memasuki pekarangan itu, dan dengan sopanya kau membalas menunduk pada pelayan pelayan itu, di depan pintu tampak seoang lelaki paruh baya memakai pakaian lengkap jas hitam dan dasi, ia membukakan mu pintu layaknya seorang putri, membuat Kagami tambah tercengang cengah, baru pertama ini dia diperlakukan seterhomat itu.

“Oh iaa…maaf apakah paman ku tidak ada..?” tanya mu pada lelaki paruh baya itu.

“Tuan besar sedang ada di amerika..ada urusan mendadak..”

“Dan sei-kun..?”

“Tuan muda ada di kamarnya, dan sepertinya dia kurang sehat hari ini…”

“Oh ia kaa-san sudah pulang ya?”

“Ia nona.. sejak tadi…

“Hmm oke.. arigatou…”

“Hai’.. nona..saya permisi”

Kau langsung menyeret Kagami untuk memasuki rumah dan Kagami semakin tercengang cengang saat memasuki rumah itu, bukan rumah lagi namanya itu seperti istana menurut Kagami, barang barang anik dan mewah yang tersusun rapi, lampu hias yang terbuat dari crystal menggelantung di langit langit—kesan bangsawan sangat kental disini. Namun Kagami berhenti memperhatikan semuanya saat kau mencubit pelan pinggang Kagami.

“Itte!”

“Jangan melamun!… kau seperti anak autis..!”

“Kau gila! Rumah ini seperti istana..! oh ia siapa itu sei-kun..?”

“Dia saudara ku.. kita kan mengunjunginya… kau pasti tahu denganya..”

“Eh, maksud mu..?—oi [Name.]!!” Kagami tidak bisa menghentikan mu saat kau sudah berlarian menuju sebuah kamar yang tak jauh dari tempat mereka berdiri barusan, dengan tidak sopanya kau menobrak pintu itu dan langsung berteriak heboh.

“SEI-KUUUNN!!! AKU DATANGG!!!!” teriak mu seraya memeluk lelaki yang sedang duduk di ranjang, tampak wajah kesal menyelimuti sang lelaki, dengan pelan ia menyingkirkan tubuh mungil mu yang sepertinya membuat lelaki itu agak terganggu.

“[Name] sejak kapan..!”

“wa..wa..  kau tampak lucu dengan piama itu…!”

“Cih! Urusai!”

“Oh ia aku membawa kekasih ku..”

“Haah..?”

“Itu dia..” kau menujuk lelaki yang sedang membatu di depan pintu, matanya membulat dan keringat dingin membasahi wajahnya, sedangkan lelaki di sebelah mu menatap Kagami dengan tajam, namun tapak keringat sebesar biji jagung mengalir turun dari pelipisnya—tidak disangka pertemuan ini terjadi..

.

.

.

“Kau!”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Next Chapter ok..*


The Imposible Love of You and Me [Part 5B]-END| A-JaeZiziChan

$
0
0

FF title : The Imposible Love of You and Me Part 5B

Cast :

-          Kim Myungsoo a.k.a L

-          Bang Yongguk

-          Kim Sunggyu

-          Kim Hana (OC)

Support cast :

-          Some member EXO

-          Some member INFINITE

-          Some member B.A.P

-          Some member SNSD

Leght : Chaptered

Gengre : *jujur author gg tau#plak

Author : A-JaeZiziChan

 A-JaeZiziChan

 

Preview chapter 5A

“Tentang pembicaraan kita semalam…  kupikir kita tak akan selamat kau tahu?.. dia punya koneksi polisi dan ada kemungkinan Sunggyu dan Woohyun terlibat.. salah satu diantara kita berempat pasti akan merenggang nyawa.. aku tak mau dia terluka karena itu.. ini lebih baik. Mari kita lakukan..aku siap untuk apapun..”. ucap Myungsoo kemudian.

Author PoV

Sudah 3 hari sejak Myungsoo meminta Hana untuk melupakanya dan tidak menemuinya. Sejak saat itu juga Hana tak pernah keluar dari kamarnya dan terus mengurung diri walaupun Sunggyu sudah membujuknya hingga Sunggyu kehabisan akal.

Walau begitu di lain tempat, Yongguk dan Myungsoo sibuk memata-matai Do Kyungsoo walau kaki Myungsoo masih terluka. Ia sudah terbiasa dengan luka tembak sehingga gerakanya cukup cepat dalam mengintai apa bila dibandingkan dengan orang terluka lainya. Apalagi jalanya pun tak terlihat pincang.

Setelah melakukan diskusi kilat bersama dengan Jiyeon, akhirnya Jiyeon mau menjadi umpan untuk memancing  Do Kyungsoo masuk ke dalam perangkap tikus raksasa Myungsoo dan Yongguk. Mereka berencana untuk bertemu di terminal cargo malam ini dan berpura pura melakukan transaksi narkoba.

***

Sunggyu terpaksa harus meninggalkan Hana dirumah karena tiba tiba ia mendadak mendapat panggilan tugas penting di sela hari cutinya. Sunggyu dan Woohyun kemudian berjalan menuju ruangan komandan utama. Di dalam ruangan tersebut duduk seorang polisi yang setingkat dengan Woohyun. Choi Minho namanya.

“Choi Minho?.. jarang jarang kau bertugas di kantor.. ada apa?”. Tanya Sunggyu pada Minho.

“kali ini tugas ku membutuhkan kalian hyungnim-ah…”. ucap Minho sambil tersenyum. Sunggyu hanya bisa mengerutkan keningnya mendengar jawaban Minho.

“Kalian duduklah…”. ucap sang komadan utama mempersilakan Woohyun dan Sunggyu untuk duduk. Keduanya kemudian duduk berdampingan di samping Minho duduk.

“Minho bilang.. akan ada transaksi narkoba dan dia selama ini berpura pura menjadi mata mata mereka,,dia ingin kalian membantunya menyergap karena akan ada 2 pembunuh bayaran yang disewa untuk membunuh bandar itu..”. ucap sang komandan. Woohyun dan Sunggyu langsung bertatapan karena ternyata buronan internasional itu datang dengan sendirinya kepada mereka.

“Baiklah kami terima..”. ucap Sunggyu kemudian.

***

“Hana.. oppa pulang!..”. ucap Sunggyu begitu ia memasuki rumah. Ketika ia melewati kamar Hana, ia melihat kamar yeodonsaengnya itu terbuka. Sunggyu kemudian masuk ke dalam kamar Hana tanpa izin dan melihat yeodongsaengnya duduk diatas kasur sambil melipat kakinya di depan dada dan menyembunyikan tangisnya dengan meneggelamkan wajahnya. Sunggyu kemudian berjalan perlahan emnghampiri Hana.

“Uljima… lupakan namja jahat itu..”. ucap Sunggyu sambil mengelus elus punggung Hana. Hana tiba tiba memeluk  Sunggyu dengan erat. Sambil menangis keras.

“Aku sudah berusaha melupakanya oppa! Tapi tak bisa!… dia, sudah terlalu dalam masuk kedalam hatiku!!…”. ucap Hana di sela sela tangisnya, Hana hanya bisa diam sambil  balas memeluk Hana dan membiarkan adiknya itu membasahi baju yang sedang ia pakai.

Setelah Hana tenang, Sunggyu menyuruh Hana untuk mandi dan berganti baju kemudian makan agar tidak sakit. Setelah memastikan adiknya itu benar benar tidur di kamarnya, Sunggyu pergi ke terminal cargo tanpa membawa baju anti peluru.

***

Suasana di terminal cargo pada tengah malam begitu sunyi dan gelap. Hanya lampu penerang remang remang serta cahaya bulanlah yang menyinari tempat itu. Jiyeon berdiri bersama appa nya  di antara 2 cargo yang di tata agak berjauhan untuk menjalankan rencana Myungsoo dan Yongguk. Sedangkan Myungsoo, Yongguk, Kai, Kris dan Tao (orang yang dipilih Jiyeon untuk membantu Myungsoo dan Yongguk serta melindungi dirinya dan appanya) bersembunyi diatas cargo dan di bagian belakang cargo sambil memegang Sniper dan pistol yang mereka.

Dari arah utara datang Do Kyungsoo beserta Minho dan Jongyun datang. Sedangkan Sunggyu dan Woohyun sudah bersembunyi terlebih dahulu ketika Kyungsoo baru tiba di terminal cargo tersebut.

“Kau bilang kau akan datang sendiri!..”. protes Jiyeon.

“Kenapa kau protes? Kau sendiri juga membawa orangmu kan?..”. ucap Kyungsoo membalas protes Jiyeon.

“Dia atasanku!!!”. Jawab Jiyeon penuh emosi.

“Hoo benarkah?.. dia terlihat bodoh.. sama seperti bawahanya…”. ucap Kyungsoo kemudian. Tiba tiba saja jonghyun yang tadi berdiri tegap di belakang Kyungsoo roboh seketika dengan lubang di kepalanya. Kyungsoo langsung terkejut ketika melihat salah satu anak buahnya itu roboh.

“L ! apa kau bodoh!”. Gertak ayah Jiyeon ketika melihat arah tembakan tersebut dari arah Myungsoo bersembunyi. Tiba tiba saja ayah Jiyeon roboh, Myungsoo yang melihat itu sedikit membelalakan mata karena sedikit  terkejut.

“L! Mundur!!! Arrrgghhh…”. teriak rekan Myungsoo kemudian terjatuh dan memekik kesakitan. Myungsoo langsung mundur dan lolos dari tembakan Wooohyun yang keluar dari persembunyianya. Sedangkan rekan Myungsoo, Kris tewas karena tembakan Sunggyu yang menembus dan bersarang di jantungnya.

JDAR ! JDAR!

Dua kali terdengar suara tembakan membahana disusul dengan tubuh Minho yang roboh dengan darah yang menyebur keluar dari raganya dengan deras dari leher dan dada kirinya (tepatnya jantung). Kyungsoo yang melihat anak buahnya habis (walau sebenarnya Minho tidak masuk hitungan karena dia hanya berpura pura menjadi anak buahnya) langsun berlari untuk melarikan dirinya. Namun beberapa detik kemudian, Kyungsoo jatuh tersungkur ditanah karena pisau kecil yang di lemparkan oleh Myungsoo sukses menancap di kaki Kyungsoo.

“Myungsoo!..”. panggil Yongguk yang duduk di sambil Jiyeon untuk memeriksa keadaan bos mereka.

“Eotthoke Myungsoo oppa??…”. tanya Jiyeon sambil menahan tangis dan khawatir setengah mati.

“Dia sudah mati.. kita harus menghabisi mereka..”. ucap Myungsoo, ia kemudian mengambil senjatanya dan berjalan menghampiri Kyungsoo yang masih berusaha berlari dengan terpincang pincang. Yongguk , kai, dan Tao berjaga untuk tindakan spontan yang mungkin saja di lakukan oleh Sunggyu dan Woohyun.

Perlahan Yongguk mengikuti Myungsoo berjalan menuju Kyungsoo. Myungsoo kemudian melompat dan menendang Kyungsoo hingga jatuh lagi ketanah. Myungsoo kemudian menodongkan mulut pistolnya ke pelipis Kyungsoo sambil menginjak kepala Kyungsoo.

“kau benar benar memuakkan… kau sudah membuat karir ku hancur dan identitas ku di ketahui olehe polisi seperti mereka  maka ENYAHLAH KAU”. Teriak Myungsoo yang ditujukan untuk mengejek Sunggyu dan Woohyun yang terkejut ketika Yongguk yang memakai slayer memanggilnya Myungsoo, bukan L. Myungsoo kemudian melepaskan timah panahnya menembus kepala Kyungsoo dan membuat darah itu memuncrat (?) ke wajah Myungsoo.

“Myungsoo!..”. seru Yongguk sambil melompat dengan cepat ke depan Myungsoo. Suara tembakan terdengar di detik berikutnya diikuti oleh tubuh Yongguk yang roboh, darah mengalir segar dari dada kanan Yongguk. Peluru dari senjata milik Woohyun itu kini bersarang di paru paru kanan Yongguk. Hal itu mengakibatkan kebocoran hebat pada paru paru Yongguk.

Beberapa saat kemudian Woohyun terjatuh di tanah karena peluru yang di tembakkan Myungsoo berhasil bersarang di perut Woohyun.

“Woohyun!”. Pekik Sunggyu ketika melihat rekanya jatuh tersungkur.

“Jangan pedulikan aku! Kita harus menangkap mereka!!”. Teriak Woohyun sambil menahan sakitnya. Sunggyu kemudian mengangguk paham dan emngarahkan pistolnya ke arah Myungsoo. Dengan sigap Myungsoo menghindari peluru tersebut sehingga peluru tersebut kini bersarang di kaki Tao. Myungsoo kemudian melirik Yongguk yang terbaring lemah dan memutahkan darah dari mulutnya. Wajahnya pucat dan bibirnya membiru, tanda bahwa Yongguk mulai kehabisan darah.

“Bertahanlah Hyung! Kau harus bertahan!!!…”. ucap Myungsoo kemudian berlari dengan cepat kearah Sunggyu dengan langsung. Sunggyu lagi lagi melepaskan tembakan, ketika itu juga Myungsoo menghindari serangan Sunggyu. Myungsoo kemudian melompat dan melayangkan pukulan kewajah Sunggyu hingga namja sipit itu jatuh tersungkur  di tanah. Myungsoo kemudian melepaskan slayernya dan menatap Sunggyu dengan tatapan menghunus.

“Kau! Aku tak percaya kau adalah buronan kami ! padahal Hana begitu mencintaimu..”. ucap Sunggyu kemudian menendang perut Myungsoo dan membuat Myungsoo terlempar dan jatuh di tanah.

“Lalu? Apa itu masalahmu? Aku sudah memintanya untuk melupakanku”. Ucap Myungsoo data sambil berdiri lagi dan balas menendang Sunggyu tepat di kepalanya. Sunggyu yang kembali jatuh ke tanah kemudian berusaha bangkit kembali, namun ketika Sunggyu nyaris bisa berdiri sepenuhnya, Myungsoo menembak kaki Sunggyu dan lagi lagi Sunggyu harus menyentuh tanah.

Myungsoo kemudian membersihkan darah yang keluar dari bibirnya yang sobek sambil berjalan menuju Sunggyu kemudian menginjak perut Sunggyu dengan keras hingga membuat namja sipit itu memekik kesakitan. Myungsoo kemudian menodongkan senjatanya pada Sunggyu.

“Kau mengambil nyawa satu satunya orang yang bisa kupercaya.. sekarang kau harus membayarnya..!!”. ucap Myungsoo datar namun penuh emosi.

Sunggyu terdiam dan menatap Myungsoo. “Apa kau mau Hana menghadapi dunia yang kejam tanpa aku dan membuatnya menderita?… dia belum siap”. Tanya Sunggyu. Myungsoo terhenyak dan diam mendengar  kata kata yang diucapkan oleh Sunggyu.

“Aku tak peduli karena hal paling berharga ku sudah hilang.. selamat tinggal… “. Ucap Myungsoo datar.

“OPPA!”. Teriak seorang yeoja yang tiba tiba saja muncul dari balik cargo berwarna merah. Itu adalah Hana.

“Oppa! Jangan bunuh Sunggyu oppa! Dia juga hal paling berharga bagiku!..”. teriak Hana lagi sambil menangis. Myungsoo kemudian diam dan menatapnya dalam. Tiba tiba saat itu juga Sunggyu berusaha memebrontak, tapi dengan cepat pula Myungsoo menambah keraskan injakkan kakiknya di perut Sunggyu kemudian menodongkan senjata lebih dekat.

“Sekarang kau tahu kenapa aku tak bisa mencintaimukan? Aku adalah pembunuh bayaran dan kau adalah adik dari seorang polisi!”. Ucap Myungsoo kemudian menarik pelatuk dan melepaskan timah panas tersebut.  Namun timah panah tersebut tak menembus kepala maupun bagian tubuh Sunggyu yang lainya. Peluru tersebut menancap (?) di tanah dan hanya berjarak beberapa senti dari kepala Sunggyu.

“KENAPA KAU HARUS DATANG!!”. Bentak  Myungsoo yang ditujukan pada Hana. Hana seketika membisu ketika Myungsoo menatapnya dengan tatapan menghunus dan penuh amarah.

“Mi, mianhae.. naega…. sa,,”. Belum selesai Hana mengucapkan kalimat yang ingin ia sampaikan Myungsoo sudah menyela lebih dulu.

“SUDAH KUBILANG ! CINTA KITA TAK BISA BERSATU! Apa kau tuli?! Kumohon. Jangan katakan hal itu padaku.. aku bukan orang yang ditakdirkan untukmu…”. bentak Myungsoo kemudian perlahan suaranya menjadi halus. Hana hanya bisa menunduk dan menyembunyikan tangisnya mendengar Myungsoo membentaknya dan lagi lagi ia di tolak, walau secara tak langsung.

Myungsoo kemudian melemparkan senjatanya ke kepala Sunggyu sebagai ganti ia tak bisa melubangi kepala namja sipit itu di depan Hana. Ia kemudian berjalan menghampiri Yongguk yang sudah tak bernyawa lagi. “Kau sudah pergi duluan…”. ucap Myungsoo pelan kemudian mengangkat Yongguk ke atas punggungnya dan berjalan mendekati  Jiyeon.

“Aku tak akan menerima job lagi darimu.. jangan hubungi aku..”. ucap Myungsoo. Ia kemudian menoleh dan menatap Hana dengan tatapan sendu.

“Apa kau puas? Setidaknya kau tak kehilangan hal paling berharga dalam hidupmu.. seperti aku”. Ucap Myungsoo kemudian benar benar menghilang di telan kegelapan malam.

Ketika Myungsoo mengendarai mobil menjauh dari tempat tersebut dengan membawa jasad Yongguk. Myungsoo melihat ponselnya mendapatkan sebuah e-mail. Myungsoo kemudian menepi dan membuka e-mail tersebut ketika ia sudah berada di luar kota Seoul.

From : Bang Yongguk hyung.

                Mungkin salah satu diantara kita akan merenggang nyawa.. itukan yang kau katakan?  Bila aku yang lebih dahulu meninggalkan dunia ini, aku harap kau benar benar  tak menyesali keputusan mu untuk meninggalkan Hana dan tak kembali kepadanya, kembali kepadanya hanya akan memuat luka yang ia sembuhkan dengan susah payah terbuka lagi. Ini mungkin nasihat terakhirku padamu… dan kau tahu?.. aku juga mencintai  Hana. Namun seperti yang kau tahu… ini cinta yang tak mungkin. Terima kasih atas kerja samamu selama ini..

 

                Kim Myungsoo,… partnerku dan namdongsaeng tersayangku…

 

Myungsoo kemudian menangis dan memukul stir mobil dengan keras. Ia kemudian menatap wajah Yongguk yang sudah damai walaupun pucat. “Kau curang hyung…”. ucap Myungsoo. Myungsoo kemudian menjalankan kembali mobilnya setelah melempar jauh ponsel miliknya dan milik Yongguk.

***

Setelah Myungsoo oergi dan menghilang di balik kabut yang tiba tiba datang, sekelompok polisi datang dengan beberapa ambulan. “kenapa ada banyak sekali polisi?.”. tanya Sunggyu yang berusaha berdiri sambil menahan luka tembak di kakinya.

“hh.. aku.. yang , me.. manggil  me,mereka..”. ucap Woohyun dengan terbata bata dan nafas yang terputus putus sambil menahan luka tembakan di perutnya. Tim medis kemudian bergegas mengangkat Woohyun ke ambulan menggunakan tandu. Hana dan Sunggyu kemudian iku masuk ke dalam ambulan yang sama.

“Kau mendengar semuanya?..”. tanya Sunggyu.

“te.. tentu…. tapi.. aku  a, akan tu, tup mulut…”. ucap Woohyun terbata bata.

“wae?…”. tanya Sunggyu lagi.

“ga.. ganti ak,ku melen.. nyapkan.. ha, hal yang, ber, berharga,, ba, bagi, nya…”. jawab Woohyun sambil tersenyum , membuat Sunggyu dan Hana terdiam seketika.

***

(2 tahun kemudian)

“Hana-a ! ada surat untukmu!”. Seru Sunggyu dari ruang tamu.

“Ne, oppa!!”. Balas Hana kemudian keluar dari kamarnya dengan masih memakai t-shirt putih polosnya serta hot pant hitam dan rambut hitamnya yang diikat. Hana kemudian mengambi surat yang di letakkan begitu saja diatas meja oleh Sunggyu. Hana kemudian berjalan menuju taman belakang rumahnya dan duduk di atas kursi kayu di tengah taman tersebut. Hana kemudian membuka surat tanpa nama dan alamat pengirim tersebut dan mulai membacanya.

Anyyeong,

 

                Setelah 2 tahun berlalu aku masih tetap tak bisa menghapus cintaku untukmu. Ini lebih sulit dari yang kukira… ya ini lebih sulit dari membersihkan luka yang menganga lebar.

                Aku lega melihat Woohyun dan Sunggyu hyung sudah sehat dan beratkivitas seperti biasa. Selama 2 tahun belakangan ini aku terus mengawasi mu dari jauh dan itu selalu akan aku lakukan seumur hidupku. Aku akan kembali belajar apa itu cinta.. kasih sayang dan kepercayaan. Aku akan mulai belajar mempercayai orang lain lagi.

                Aku akan tetap mencintaimu. Tetapi jangan tunggu aku, aku akan bahagia bila kau bahagia. Aku akan bahagia bila kau tetap memendam cintamu untukku jauh didalam lubuk hatimu dan mencari pasangan hidupmu yang sebenarnya. Aku tak ingin membuatmu menunggu karenaku.

                Sekarang… dulu… besok.. bahkan selamanya aku akan tetap mencintaimu. Semoga di kehidupan yang akan datang, cinta kita… milikmu dan milikku akan bisa bersatu…

 

Ya…

Cinta mustahil antara kau dan aku…

 

Dari seseorang yang penuh darah dan dosa…

Kim Myung Soo.

 

“Kau.. dan aku.. kita sama oppa..”. ucap Hana dalam isakkanya setelah membaca surat dari Myungsoo.

Kini ia tahu bahwa cintanya kepada Myungsoo sama besarnya dengan cinta yang di pendam Myungsoo untuknya. Inilah akhir kisah mereka. Kisah seorang pembunuh berdarah dingin yang menjalani hidupnya dengan pekerjaan keji dan seorang adik dari polisi yang selalu mengincarnya, seorang yang memiliki hati polos namun juga lembut. Kisah cinta 2 orang insang manusia yang tak bisa bersatu. Kisah tragis dan ironi yang penuh dengan berbagai korban berjatuhan dan darah yang jatuh membasahi bumi. Kisah cinta tanpa akhir yang bahagia, hanu nan menyenangkan… berakhir disini.

The story is end here… say goodbye….

Uyee e uye e e e e ~~~

Tamatttt akhirnya tamaaaaaaaaaattttt TT-TT #lapumbel

Gak nyangka ni ff kelar kaga ada 2 minggu.. biasanya nih bikin ff oneshot males2 an 3 minggu baru kelar TT-TT apalagi chaptered tuhhh bisa  sebulan dua bulan nulis dibuku tuliss

Aah bahagiaa bahagiaaa

Gomawo gamsa tengkyu matur nuwun tris arigato buat semua readers yang udah ngikutin dari part satu sampe tamat!!… gomawo udh ngikutin ff absurd ini TT-TT

Aiaaaa author terharuuu

Gomawo buat whidya fahrani eonni ku~~ udah bikinin cover buat ff ini #sungkem seketika

 

Sekali lagi gomawwooo #author pamit sambil zombi dance nya warrior


Viewing all 37 articles
Browse latest View live